Posts

Showing posts from August, 2010

Seni Bermalas di Akhir Pekan

Image
Sepertinya saya jenuh. Begitu cetus saya di hari Jumat. Nyai Meliponny juga mengalami jenuh. Muak muak muak. Kami lantas begitu saja berencana hendak berjemur malas di kolam renang. Tidak usah puasa dulu, begitulah. Semacam yang penting sekali kegiatan kami ini. Setelah bangun terlambat dan menemukan tempat berendam kami tidak bisa digunakan karena sedang dalam perawatan dan perbaikan, kami berdua berboncengan pergi jauh ke arah Selatan, menuju sebuah tempat yang diusulkan oleh Magnus Theodorus. Tempat itu konon memiliki tempat berendam yang sangat eksotis, dikelilingi hijau pemandangan sawah, yang konon membuat bos Magnus di tempat kerja sangat terpesona hingga berendam berlama-lama sampai batuk. Oke, informasi yang terakhir itu sebetulnya juga nggak penting. Saya cuma pengen melakukan sesuatu yang aneh dan tidak biasa. Menggosongkan kulit itu aneh. Dan tidak biasa. Setidaknya buat saya maupun Meliponny. Isi tas saya standar saja, peralatan mandi, handuk, baju ganti, seplastik kol

Apakah Gelisah

Image
Berguling dalam kepala saat terjaga Tidur tanpa mimpi yang gembira Dua pekan kemarin saya habiskan dengan gelisah. Gelisah yang tidak produktif. Saya biarkan pikiran saya lari ke mana-mana tanpa berhenti terlalu lama. Lalu saya tidur. Terus hampir setiap hari. Semoga pekan ini akan lebih baik. gambar tersebut diambil dari situs ini ,  informasinya menarik juga

Film Vampir yang Berbahaya!!!

Image
Luar biasa yang namanya penggemar itu. Saya antara percaya nggak percaya bahwa di Amerika sana, puluhan orang sampai kemping di depan gedung bioskop menunggu hari rilis sebuah film. Kemping supaya bisa salaman sama bintang film-nya yang gorjes. Saya ragu mereka kemping untuk melihat filmnya itu sendiri. APALAGI setelah saya sendiri menontonnya... The holy trinity cast their eyes down upon ye Film ini, saya membutuhkan waktu dan usaha untuk menontonnya. Setelah pasukan utama ternyata tidak jadi datang dari Bandung untuk menyerbu bioskop bersama saya di Jogja, saya harus membujuk peserta pendamping baru agar saya tidak pendarahan dalam sendirian di bioskop. Selain itu saya harus menunggu semenjak waktu rilis perdana dua minggu agar bioskop sepi dari abegong penggemar. Kru saya kali ini terdiri atas empat orang: Magnus Magnificus, Meliponi, Ninja, dan saya sendiri. Saya tidak tahu kenapa Ninja mau ikut, padahal menyeret Magnus ke bioskop saja susah betul, Ninja malah datang deng

Romantika Alam Terbuka

Image
Setengah tujuh pagi, langit cerah sudah terang oleh matahari. Pemandangan di laguna indah sekali, dan bertambah indah ketika matahari makin meninggi dan air laguna yang jernih dan biru mengundang untuk berenang seharian. Saya bukannya tidak mau berenang. Saya tidak mau repot dengan urusan perban dan pendarahan. Saya dan Prinscarming memanaskan sekaleng kacang saus tomat untuk dimakan dengan roti. Kami juga minum kopi. Saya lihat ikan di panggangan tinggal tulang. Lho? Bukannya semalam hujan? Saya pikir ikan-ikan itu sudah sia-sia basah. Prinscarming menjelaskan ternyata peserta kemping yang sudah tidur waktu kami sibuk bakar ikan itu terbangun setelah hujan pertama reda sekitar jam setengah satu. Ikannya masih bisa dimakan tentu saja, karena sudah matang. Jadi mereka makan ikan sambil jongkok-jongkok dekat bara yang ternyata tidak mati tersiram hujan (karena ketutupan ikan). Kemudian hujan turun lagi, sehingga mereka masuk lagi ke tenda. Waktu hujan reda lagi sektiar 40 menit kemu

Bulan Harusnya Tak Datang ke Laguna

Image
Tidak ada yang menyedot optimisme secara efektif dibandingkan vampir. Bukan, ini bukan resensi film Eclipse. Itu saya tulis nanti saja. Ini masih tentang liburan penuh petualangan kami di Laguna Segara Anakan di bagian Selatan sebuah pulau kecil bernama Sempu, di Malang, Jawa Timur. Sebetulnya bukan vampir sih yang menyedot optimisme saya. Pelakunya adalah siklus biologis pada wanita yang bernama menstruasi. Tanda-tandanya sudah terasa semenjak seminggu sebelum saya berkemas hendak pergi ke Malang, tapi tentu saja dengan optimis saya berpikir, ah, semoga terjadinya sesudah perjalanan. Saya sudah wanti-wanti pada Prinscarming, seandainya menstruasi terjadi sesampai di Malang, saya akan membatalkan ikut ke pulau Sempu sama sekali karena sudah bisa dijamin kondisi akan teramat sangat tidak nyaman. Di dekat Laguna tidak ada sumber air tawar yang dapat dengan mudah digunakan untuk berbilas. Berbilas dengan air laut sepertinya bukan pilihan yang ideal. Mood saya yang tadinya cukup prim

Layaknya Nasi dengan Telur Asin

Image
Telur asin itu pemberian ibu saya. Dimasukkan dalam tas sebagai bekal makan perjalanan kereta dari Surabaya ke Jogjakarta hari Senin malam tanggal 2 Agustus. Tapi tidak saya makan. Saya simpan di kulkas, menunggu saat yang tepat untuk dimakan. Saat yang tepat itu biasanya waktu makan siang. Telur asin itu terbuat dari telur bebek asli. Sepertinya bebeknya juga peliharaan sendiri. Telur bebek satu ember diasinkan dengan campuran entah apa, biasanya sih tanah dengan garam dan mungkin juga jerami. Bebek siapa? Bebek Pak Shoddiqin. Beliau dulu supir ambulans waktu ibu saya masih bertugas di Puskesmas sebuah desa bernama Ngoro di wilayah Mojokerto, Jawa Timur. Sampai sekarang masih terjalin tali silaturahmi dengan beliau. Terkadang Pak Dikin datang ke rumah ibu saya membawa hasil bumi, atau hasil ternak. Telur bebek yang diasin ini salah satunya. Dari tadi malam saya sudah terpikir ingin membawa bekal makan siang pasta dengan telur asin. Begitu saya bangun tadi pagi, selain merebus air

Laut Lumpur dan Hujan Bintang

Image
Saya sudah pernah bilang ini tapi akan saya bilang lagi: si manyun berubah menjadi prinscarming yang memukau di alam terbuka. Super seksi! Dia membawakan tenda kami yang berat itu, dan juga memanggul sebagian besar benda kebutuhan kami berdua di dalam ranselnya. Ransel saya jauh lebih ringan dibandingkan ransel yang dia bawa. Dalam keadaan seperti itu dia sebetulnya pun bisa tetap berjalan lebih cepat daripada saya, tapi dia memilih untuk mengambil posisi sweeper , berjalan di belakang sebagai penutup barisan (yang ternyata sudah sering dia lakukan semenjak setidaknya dua dekade yang lalu. Ha. Memang dia sudah setua itu :D ihihi... :-* mwah) Saya mencemaskan dia. Jadi saya pun, yang pada dasarnya lambat, semakin lambat menyesuaikan kecepatan. Selain itu di barisan belakang ada Lala yang kepayahan berjalan melintas lumpur licin dan lubang-lubang jebakan selutut dalamnya yang dilengkapi dengan batu karang pemecah kuku kaki atau duri tajam di dasarnya. I exaggerate this not.

Hikayat Hutan Nggak Mutu

Image
Semakin malam ruang tamu rumah yang kami tumpangi semakin berjejal karena semakin banyak peserta kemping yang datang dari berbagai kota. Kami mengambil posisi berjajar baik di sofa maupun di lantai beralaskan tikar. Saya tidak bisa tidur. Bukan karena para peserta kemping lain yang ngobrol dan tertawa-tawa penuh antusiasme yang membuat saya tidak bisa tidur, tapi karena saya masih merasa sedikit gelisah. Prinscarming memilih duduk di luar, merokok di halaman. Karena di dalam penuh kemudian dia tidur di teras memakai sleeping bag pinjaman. Hihihi. Jam empat pagi saya dibangunkan prinscarming yang sudah mandi! Wow. Saya berjingkat di antara deretan kaki dan kepala menuju kamar mandi untuk mengambil giliran berikutnya. Sesudah itu kami berdua minum kopi dengan dua potong roti di teras depan sementara peserta lainnya mulai bangun satu per satu. Jam enam pagi langit sudah terang. Kelompok dari Surabaya yang menginap di tempat lain sudah datang. Setelah semua siap, berduapuluh lima kam

Mesin Waktu

Image
Mesin waktu itu bernama kota Malang. Saya sudah lama tidak pergi ke Malang. Saya juga tidak pernah jalan-jalan kota setelah matahari terbenam karena biasanya perjalanan ke Malang adalah perjalanan satu hari pulang balik dan selalu berisi urusan keluarga: datang ke rumah saudara, makan di rumah saudara, ngobrol di rumah saudara, pulang setelah Azhar dan sebelum Maghrib. Angkot di sana, sama seperti di Surabaya, disebut bemo. Dengan naik bemo biru kami ke sana-kemari. Kami berjalan-jalan merasakan sensasi kota yang tidak kecil tapi juga tidak besar. Sepanjang perjalanan naik bemo itu saya dan nona N berulangkali merasa ada beberapa kemiripan titik-titik tertentu kota Malang dengan tempat-tempat yang kami kenal di Surabaya atau Solo atau Jogja. Meskipun demikian Malang adalah Malang. Sebagai sebuah kota ia adalah organisma yang berbeda. Saya tidak bisa menjelaskan dengan baik apa yang membuat Malang nampak berbeda, mungkin saya butuh datang dan tinggal di sana setidaknya seminggu ag

Nasi Jagung Pembawa Berkah

Image
Akhirnya berangkat juga setelah merasakan kecemasan yang semakin meningkat semenjak sebulan sebelum hari keberangkatan. Saya memang adalah pencemas andalan. Semenjak Rabu malam tanggal 28 Juli 2010 saya dan Prinscarming sudah sibuk mempersiapkan berbagai barang yang hendak dibawa. Tenda, makanan, anti nyamuk, tabir surya, tas pinjaman sekaligus juga lampu kepala. Kamis pagi sepanjang hari di kantor, saya semakin gelisah. Jam makan siang saya mendapat kabar bahwa Prinscarming sudah mendapatkan kompor portabel untuk kemping. Tidak tahan gelisah saya menulis panjang lebar ngalor ngidul. Kamis sore saya dijemput dari kantor, lalu kami sibuk berkemas, sambil saya berusaha tenang karena tidak ingin sampai lupa membawa benda-benda yang penting. Kereta yang akan kami tumpangi berangkat dari stasiun Tugu sekitar tengah malam. Kereta Malabar, berangkat dari Bandung dengan tujuan Malang. Saya dan Prinscarming berangkat ke stasiun naik becak jam sepuluh malam karena takut terlambat. Di stasi