Posts

Showing posts from July, 2010

Self Esteem Ngalor-Ngidul

Image
Hari ini Kamis. Nanti malam saya dan Prinscarming dan beberapa teman akan naik kereta menuju Malang, Jawa Timur. Kami hendak pergi ke sebuah pulau kecil di Selatan Malang: Pulau Sempu. Saya sudah ingin pergi ke sana setidaknya semenjak bulan Februari 2010 semenjak banyak mendengar cerita tentang laguna tersembunyi di selatan pulau tersebut yang konon super indah. Perjalanan ini sendiri sudah dirancang sejak sebulan lalu. Saya sampai ambil cuti dua hari khusus untuk perjalanan ini. Tapi apa yang terjadi? Semenjak ditetapkan bahwa kami akan benar-benar pergi ke pulau Sempu, saya malah gelisah. Kegelisahan ini semakin meningkat ketika waktu keberangkatan semakin dekat. Misalnya saat mengetik entri jurnal ini, jemari tangan saya beku rasanya dan jantung saya berdebar kencang sekali. Oh iya, tadi pagi memang saya minum kopi. Tapi biasanya juga saya minum kopi dan efeknya tidak seperti ini. Saya sudah mulai tambah senewen semenjak hari Sabtu minggu lalu. Heu... Ibu saya menelpon tadi

Edgy

Image
PMS is so horrid traveling with it is unimaginable. Right now, I just want to sleep three days straight. Crap.

Fat II

Image
Ya ampun gendut banget siiihhh.... Orang selalu bilang begitu waktu pertama kali melihat si coklat manis. Saya juga. Akan tetapi, sesungguhnya dia tidak gendut, hanya besar saja. Perawakannya memang lebar dan bantet, salahkan Mama Karla yang melahirkannya. Sekarang, dia jauh lebih langsing daripada setahun-dua tahun yang lalu. Dia memang gampang jadi gendut, sama kayak saya. Kalau suatu hari kamu ketemu si coklat manis ini, jangan katai dia gendut ya :)

Skala

Image
Hari ini dia nggak carming tapi manyun. Sakit gigi. Baru tidur jam lima pagi katanya. Saya kesal karena saya sudah menunggu dia lama buat mengantar saya berangkat kerja. Lalu pagi mendung dan turun hujan. Rasanya saya sanggup jadi pemarah yang mengerikan sepanjang saya berjalan bergegas mencari bus ke kantor setelah hujan reda. Sudah jelas saya datang terlambat. Untung sekarang saya tersembunyi di ujung ruangan. Yang tahu saya telat hanya saya, Tuhan, teman satu ruangan dan pak Satpam. Dan kalian yang membaca entri jurnal ini. Mood saya masih jelek. Untung tadi saya sempat sarapan. Karbohidrat. Membuat saya mengantuk tapi saya tidak terlalu memikirkannya. Kalau dipikirkan bisa-bisa saya ketiduran. Kemarin malam setelah pergi menonton film kami mampir dulu ke Supermarket terdekat untuk membeli ini itu camilan kecil. Di luar supermarket itu ada timbangan. Saya iseng naik ke situ dengan ransel berisi Meg dan entah apa saja itu yang saya bawa di punggung saya. Tujuhpuluh kilogram. Sudah

LiHAt!

Image
Apa yang saya temukan di supermarket minggu lalu! Coba lihat postingan yang dulu pernah saya buat di sini !

Dendam Semi Terbalaskan!

Image
Aridoki datang ke Jogja. Lalu tak berapa lama menyusullah datang si Ki Demang yang sedang mencari pekerjaan. Ahoi Yogyakarta, yang dulu pernah hampir menjadi ibu kota negara.  Baiklah, tapi saya sudah nonton Twilight Saga: Eclipse. Saya belum menulis resensinya memang, tapi dibandingkan film kedua, saya tidak kepingin nonton lagi film Eclipse ini. Oleh karenanya, kedua pria teman saya itu selamat dari pengulangan episode pendarahan dan muntaber di dalam ruangan berpendingin yang temaram. Yang kami bertiga lakukan adalah menggosip... seperti layaknya gadis remaja (ouh) dan makan! BERHASIL ! Saya berhasil memasak dan memakan pasta fusili dengan salsa tomat yang segar. Oh nikmatnya. Yang sudah diidamkan lebih dari seminggu. AHAHAH! Tidak ditemani ayam Masala, sayangnya, tapi ditemani oleh semacam nugget ayam sisa-sisa. Gak masyalah. Salsa tomat itu adalah hasil karya kolaborasi dengan Ki Demang. Berhubung harga cabe naik, salsanya kurang pedas buat dia sehingga ditambah dengan sao

Fat

Image
Awareness on my own physical form started when I was 16. This was when I realized I have breasts. They've always been there since year 7 but they were not entirely incorporated in my head as something more than just my normal body part. When I was sixteen I discovered that they were, actually, something more. :D Shortly after highschool I gained substantial weight. The type that is hard to put off since they stubbornly clung on my thighs and hips and added volume and roundness all over. It's already difficult being somewhat slightly taller and larger than the rest, gaining weight added more than just kilograms in the weighing scale. I was fat. Contrary to what I believe, I actually cared about what people had to say about me. Especially the part where these people found an old photo of me in highschool and exclaimed "Wow, you were skinny." I was slim, thank you, and healthy. I was still healthy in comparison to the photo, only not as slim. And then I thought &quo

Fusili dengan Salsa dan Ayam Masala

Image
Ini sepenuhnya salah Inaki dan Nagore yang sering masak dan selalu makan-makanan segar buatan sendiri di depan mata saya! Ditambah dengan pola makan yang sedang saya lakukan selama dua minggu ini, oh saya ngidam karbohidrat terus-terusan! Rencananya setelah pola makan berpantangan ini selesai, saya ingin memasak sesuatu. Saya sudah bisa membayangkan apa yang ingin saya masak dan saya makan. Antara lain ini yang melibatkan Fusili dengan salsa tomat yang segar dan ayam bakar bumbu masala yang spicy . Bagaimana caranya oh nona? Fusili: Didihkan air, tambahkan garam dan sedikit minyak zaitun, juga sedikit daun-daunan kering yang dapat ditemukan di supermarket dengan judul "thyme" atau "mixed herbs" untuk memberikan sedikit aroma, masukkan Fusili dan rebus sampai al dente . Takaran tentukan sendiri saja, soalnya ini berdasarkan selera. Setelah al dente tentu saja ditiriskan dan ditaruh di piring. Salsa tomat: Tomat dirajang kasar, bawang putih dirajang halus

Complainte de la butte

Image
Listening to Complainte De La Butte by Rufus Wainwright More Rufus Wainwright music on iLike while floating in this Even if I can fit into it, it will still be gorgeously too expensive

Craving List

Image
Might as well list them and pay revenge later. Good old warm toast with butter, or his buddy, good old warm muffin with butter. Over coffee or tea. Hmm.  A plate full of fresh-cooked pasta. I can do with this for any meal-time of the day, yessir I can. And finish the meal with either this  warm, energizing lemon tea, or this unsweetened macchiato.  Speaking of macchiato,  it is best to have it with donuts and friends. I shall be great.

Radio

Image
Pukul delapan pagi, terbangun karena memang timer alamiah tubuh saya menyatakan waktu tidur sudah cukup. Bangkit dari kasur dan menyalakan radio transistor. Berikutnya saya mengisi teko water heater dengan air dan menyalakannya, memasukkan dua lembar roti ke dalam toaster dan menyalakannya. Kalau hari itu cucian saya sudah seember saya bawa ke mesin cuci, memasukkan cucian ke dalam mesin cuci, menyalakan mesin cuci dengan setelan yang sesuai dengan keinginan (biasanya 2 siklus dengan kekuatan cuci medium), menakar satu-dua sendok deterjen lalu memasukkannya ke dalam ember dan melarutkannya dengan air sebelum memasukkannya juga ke mesin cuci (mesinnya otomatis tapi sudah jadul), kemudian saya ke dapur. Di dapur saya menyalakan kompor, menggoreng telur ceplok atau dadar dengan sedikit merica, garam, mungkin ditambah sedikit keju jika ada, menggunakan penggorengan yang diberi sedikit mentega. Telur matang, saya bawa ke kamar. Di kamar biasanya air sudah mendidih dan heater mati secara o

Menelan dengan Seksama

Image
Akhirnya, mengikuti tuntutan diri sendiri yang terbawa arus jaman dan pergaulan, saya mengubah pola makan. Perubahan pola makan alias diet ini sudah pernah saya langsungkan di tahun 2005. Setiap hari selama 13-14 hari saya hanya boleh makan protein, sayur dan buah, mengurangi gula dan minyak, dan sama sekali tidak diperkenankan menggunakan garam dan MSG pada saat mengolah makanan (yang secara otomatis mengeliminasi segala macam kecap saos sambel dan penyedap rasa). Efeknya, wow! Setelah 14 hari itu, bobot saya turun setidaknya 5 kilogram. Sekitar 45 hari setelah itu total bobot saya berkurang 10 kg, walaupun 4 bulan kemudian naik lagi 3 kg. hihihi... Mengingat kesuksesan yang pernah saya tuai ini, tentunya saya ingin mengulang masa kejayaan dan agar celana-celana nganggur di kotak baju saya muat kembali di badan. Tapi oh, ternyata saya lupa bagaimana rasanya mengidam!!! Sebagai monster karbohidrat yang akan garang bila kadar gula darah rendah, dua hari pertama perubahan pola ma

Perubahan Tak Terduga

Image
Inilah yang dinamakan gagap teknologi. Semenjak minggu lalu akhirnya saya bisa meninggalkan Meg di rumah sementara saya bekerja dengan desktop warisan tetangga yang sudah resign. Keluhan saya diam-diam ternyata banyak! Dalam rangka tingkat religiusitas saya yang fluktuatif, maka sebelum meneruskan tulisan keluh kesah ini saya ingin menghaturkan permohonan ampun kepada Baginda Gusti Pangeran Penguasa Alam Semesta: Astaghfirullah. Bukannya saya khufur tidak mensyukuri nikmatMu. Ahem. Pertama, dalam pikiran saya mulai terbetik keluhan kecil yang terasa bagaikan duri yang mengganjal. "Bo! Keras juga ya keyboard-nya!" Terakhir saya menggunakan desktop adalah tahun 2007. Baru tiga tahun, tapi rasanya saya sudah sama sekali asing dengan tingkat kekerasan keyboard yang biasa menyertai desktop. Atau emang ini keyboard-nya yang keras ya? Intinya, setelah sekitar tiga hari, saya merasa jemari saya bertambah kekar. Tentu saja ini berlebihan. Kecepatan mengetik saya kayaknya sih

Belanda

Image
Bukan karena keterlibatan Belanda dalam ajang Piala Dunia atau apa lah. Mungkin lebih karena dulu Indonesia pernah dijajah negara ini. Pokoknya, siang-siang, mendadak saya pingin menjelajah Belanda. Seberapa besar sih negara itu? Bisa ditempuh dalam 7 hari tidak, dari ujung ke ujung? (ini nanya beneran ya, tidak dengan nada sinis seperti biasa trademark saya. hahaha) oh, cuma segede ini toh Tentunya saya akan bertanya pada tuhan Google dan Paklik Wikipedia. Jangan kuatir. Setelah pikiran itu muncul, dan rasanya oh, sangat mungkin dilakukan (masih dalam konteks ngayal, pemirsa), saya langsung mengirimkan SMS kepada Prinscarming yang baik hatinya mau mengantar ke kantor pagi-pagi tanpa manyun hari ini. Pingin keliling Belanda. Abis gitu lanjut ke Jerman. Hahaha SMS ini belum dibalas ketika limabelas menit kemudian saya mengirimkan lagi sms: AAAHHH!! CUCIAAANN!!! karena dari luar terdengar hujan turun mendadak dengan cukup deras meskipun singkat. Masih banyak yang belum sa

Resensi Buku: The Historian (Elizabeth Kostova)

Image
The Historian by Elizabeth Kostova My rating: 3 of 5 stars Perjalanan membaca buku ini sebetulnya sungguhlah panjang. Waktu saya masih menjadi pemburu buku di tahun 2007, buku in masuk ke dalam keranjang belanja saya bagaikan anugerah. Kondisinya masih sangat bagus bahkan nyaris baru. Karena saat itu saya berburu partai besar, mencapai tiga kardus, saya tak sempat benar-benar memeriksa isinya. Begitu pun saat harus memasukkan ke data base, pekerjaan itu dibagi tiga agar lekas selesai dan kardus berisi buku tersebut tidak jatuh ke meja saya. Dua hari kemudian teman saya mendadak tertawa keras. Pantas saja kondisinya baru tapi harganya semiring buku yang sudah busuk. Duapuluh lembar hilang dari buku tersebut. Sepertinya kesalahan penjilidan. Walhasil buku tersebut dijual dengan harga super super super miring dan berakhir di pangkuan Demang Blanyuk yang Pemberani . Pemberani karena mau membayar untuk buku yang kurang 40 halaman. Baru pekan ini saya berhasil membaca buku tersebu

Kotak Wasiat

Image
Kadang-kadang harus mengingatkan diri sendiri bahwa hewan saja tidak suka dimasukkan ke dalam kotak, apalagi manusia. Tapi lalu bagian lain diri saya berkilah, kan kotaknya nggak ada tutupnya, jadi masih bisa keluar masu k . Akhir pekan ini; ada satu yang saya masukkan kotak sempit dan jelek, dan dia berhasil keluar, Subhanallah! Saya antara takut dan takjub. Satu lagi tadinya ada di luar kotak tapi lantas dengan sukarela masuk ke dalam kotak menggantikan yang keluar tadi, sehingga, karena bingung hendak bereaksi macam apa, saya hanya bisa nyengir gelisah. Yang terakhir berusaha menampilkan kesan bahwa ia tidak berada dalam kotak apa pun dan mana pun, sementara dengan jelas kami semua melihat, mendengar dan membaca bahwa ia tidak pernah benar-benar keluar dari kotak, malah cenderung memasang tutup dan memerangkap dirinya sendiri di dalam. Lucu toh. Oh, sungguh aku ini orang Jawa, yang menyukai mistik, simbol-simbol dan sebangsanya.

Tragedi Upik Abu

Image
Kalau saya bilang saya ini nggak jago masak, orang mengira saya merendahkan diri. Apa daya, memang itu adalah benar: saya bisa masak tapi saya nggak jago, dan memang saya merendahkan diri. HAH! Akhir pekan yang lalu kembali saya menjadi hostess dalam sebuah pesta rumahan yang diadakan di kediaman Prinscarming. Yang datang adalah teman-teman saya main di Jogja, tapi sebagian besar peserta pesta rumahan itu adalah anggota komunitas online yang memungkinkan anggotanya saling menginap satu sama lain pada saat sedang bepergian (disclaimer: STD not included). Untuk persiapan pesta, saya memakai gaun pesta super indah yang dijahit oleh tikus-tikus peliharaan saya di loteng rumah sementara Prinscarming mempersiapkan drum yang diubah menjadi alat panggangan yang dibuat oleh tukang las yang juga sahabatnya. Akan tetapi, meskipun saya sudah bergaun indah, saya tetap menjadi upik abu. Sebagian besar waktu pesta saya habiskan meniup-niup dan mengipas-ngipas bara agar lancar jalannya. Hey! Tukti

Mulai Dari Mana?

Image
Mulai dari mimpi beberapa hari yang lalu saja lah. Tentang anak perempuan yang tinggal di sebuah penampungan. Dalam mimpi saya seringkali dia terlihat berusaha keras mendapat pengakuan dari orang-orang di sekitarnya, tapi tidak terlalu jelas kenapa dia merasa harus dianggap penting. Suatu hari dari luar gerbang muncul beberapa sosok misterius. Mereka tinggi-tinggi, kurus, berkulit legam, berambut mirip: keriting kaku tegak.  Pipi mereka cekung, bola mata mereka nampak agak menonjol. Mereka berpakaian biasa tapi agak lusuh, sehingga nampak seperti gembel yang agak rapi atau semacam berandalan atau preman. Mereka muncul saat matahari bersinar, sesuatu yang harusnya menjadi indikasi bahwa mereka tidak berbahaya. Setidaknya tidak berbahaya dibandingkan dengan yang berkeliaran di malam hari. Anak perempuan itu sedang berada di jalan saat orang-orang misterius ini datang, dan ia sepertinya menyadari sesuatu sehingga mendadak ketakutan. Kaki dan tangannya serentak terasa dingin. Buru-bu

Belajar Mencintaimu Apa Adanya

Image
Dulu aku menolak belajar mencintaimu walau Bapakku menyukaimu. Aku memilih yang lain, dan kemudian setelah bertahun-tahun, ternyata cintaku pada pilihanku sendiri itu tumbuh tapi tak berkembang. Malahan setelah sempat pulang ke rumah Ibuku, cinta pada pilihanku itu kemudian rontok layu. Karena mengikuti mimpi aku bertemu denganmu, walau sebentar, dengan kesan yang tidak begitu baik. Aku masih sempat mencari cinta yang lain, mengikuti tren masa itu. Di saat teman-teman sebayaku merasakan kasmaran dan gairah hidup, aku merasa hubungan itu makin hambar kurang garam. Aku tidak kunjung cinta dan malah jadi benci. Dalam keadaan seperti itu jelas toh, kalau aku memilih pergi. Akhirnya, aku kembali padamu. Mengambil resiko, dengan peringatan Ibuku bahwa mungkin niatanku tidak murni padamu. Bahwa meski kau dekat tapi sebetulnya kau cukup asing dan jauh. Biarpun Bapak terlalu optimis aku akan sangat mencintaimu, aku masih bisa tetap skeptis dan tidak terlalu berangan-angan jauh seperti ora