Posts

Showing posts from January, 2006

Forgive and Focus

"Saya sudah menulis tiga novel" Tadinya gue mau pergi dari situ, tapi saat mendengar ini, sesuatu di dalam kepala gue kesandung, nyenggol tombol merah di dinding yang tadinya dikira tombol emergency, tapi ternyata detonator. Sesuatu berbunyi "BUM!" Dari dasar lambung gue yang penuh dengan makanan bajakan, meletuplah sebuah gelombang rasa kesal yang naik ke atas menyapu paru-paru dan jantung, membanjiri kepala dengan sampah kekesalan bagaikan Tsunami. "Perlu diketahui, saya ini voluntir. Miskin. Bingung. Tapi saya cinta banget menulis" Ini kekesalan yang memalukan, tapi gue tahu kenapa gue bereaksi berlebihan seperti ini. Perkataan pertama itu meremehkan eksistensi gue yang nggak seberapa ini di dunia kepenulisan. Memangnya kalau sudah terbit, lantas seseorang berhak jadi dewa sastra? Sebetulnya yang pengen banget dikatakan adalah "oh yeah? you try and live my life, think my thoughts, and feel my heart. Try live in my shoes and be me" Saya tahu te

004

Pada suatu hari, masih berdarah-darah karena telepon kaget, mama Gajah yang cengeng menangis sesenggukan sambil ngepel di sore hari... Lalu ia mengebom milis dan berbagai sarana online lainnya dengan sebuah permohonan BUTUH BANTUAN SEGERA!! Ada seekor anjing herder usia 4 tahun, perilaku sangat manis, yang membutuhkan seorang tuan baru. Kalo bisa DI BANDUNG. Anjing tersebut ditelantarkan selama 4 bulan terakhir, kondisi kaki dan kulit memprihatinkan, membutuhkan banyak kasih sayang. Serius dibutuhkan tuan baru yang bersedia mengobati, merawat dan mengadopsi van Der Man!!! Gue nggak tahu mesti menghubungi siapa lagi, tadi gue baru liat kondisi dia (26 Januari 2006), dan nggak tega bersihin kakinya. Kondisinya sangat mendesak. Manusianya Maman meninggal 4 bulan lalu dan dia nggak dirawat semaksimal mungkin. Kondisi kesehatan selain kulit sepenglihatan gue masih baik, hanya lukanya aja yang butuh dirawat intensif. karena tempat pemeliharaan dia yang sekarang nggak memadai. Anjing itu tida

Who? Oh My God!

Walaupun berusaha melepaskan diri dari kenangan kesedihan hubungan cinta yang terlanjur tertoreh mendalam, dan gagal, dua minggu ini gue tenggelam dalam lautan ingatan yang pasang tiba-tiba di tepian pantai kesehatan mentalku. *BANGS@7!!* Liat iklan kosmetik buat kulit sensitif, inget si CPH, inget matahari Bali yang jahat di kulit kami, ingat kemesraan kami di Bali, ingat percakapan telpon sebelum dan sesudah ke Bali.... thread yang sungguh panjang... sial... Lalu gue berusaha melupakannya dengan meracuni diri (yang katanya lagi diet) dengan sebanyak mungkin coklat. Pengennya sih ciuman, tapi udah bosen sama bantal. Masa tiap malem gue bobo di bantal bau jigong gue sendiri. Males gitu... Hasratnya sih sama si acar ketimun, tapi dia tuh nanggung nekatnya gitu, sementara gue nekat pol (maklum, genetik kulturatik). Pergilah gue ke rumah mml. Petite, karena dia lagi masak cokelat. Karena gue cuma ngerecokin dan menjilati panci bekas ngetim cokelat (ini desperate apa doyan sih), akhirnya g

003

Hari ini sedikit melelahkan. Pertama, karena tadi malem Droste si lelaki simpatik perlente itu, untuk kesekian kalinya membuat gue berharap, menunggu, dan kecewa. Ya ya ya, emang guenya yang tolol. Yasudahlah. Gue juga kecewa berat ke diri gue sendiri, kok. Terus dengan sedihnya, gue mencari hiburan dengan menelpon si acar timun yang imut, belum sempat terbahagiakan, sambungan telpon keputus gara-gara pulsa gue abis. Air mancur kebahagiaan? Aduuh, dia lagi bahagia berat tuh, hi hi hi. Gue nggak tega bikin dia pusing dengan ketidakbahagiaan gue. Mandosh dibutuhkan untuk mencerahkan bagian lain dalam hidupku. Akhirnya gue tidur. Mau nerusin kerja nggak bisa konsen. Melankoli banget hidup ini tadi malem. Paginya gue janjian sama Monsgil dan Romlah. Mereka punya proyek besar bikin sushi. Tadinya mereka mau bikin sushi itu malem-malem, tapi entah kenapa nggak jadi. Semoga bukan karena nungguin gue. (idiih gr amat, jeng) Mungkin karena biasanya tidur 9 jam, gue merasa kurang fit pagi-pagi na

002

Pagi-pagi, setelah merendamnya dalam otak gue selama beberapa minggu, akhirnya gue menulis ke seseorang yang bikin gue patah hati tiga tahun belakangan ini. Gue nggak tahu apakah dia akan memaafkan gue, tapi yang jelas gue sudah memaafkan dia dan diri gue sendiri. Kenapa gue mikirinnya begitu lama? Karena gue pernah sayang sama orang itu, dan gue pada dasarnya orangnya memang begitu. If I care enough for someone, I would most definitely strive to get away from the strife. Dan kata Cecunguk Purba ini membuat gue jatuh ke kotak "Caring Person", sementara gue merasa seperti carrot semata. Moga-moga orang itu juga mendapatkan kelegaan yang sama yang gue rasakan, atau moga-moga lebih. Yang lucu, waktu gue baca lagi surat itu... kenapa gue kesannya malah marah-marah ya? Heh... Oiya, waktu jalan-jalan bersepuluh itu Dugong jadi Samantha, Paus Biru jadi Carrie, Charlotte itu Mml. Petite, dan gue jadi Miranda Hobbes. Miranda Hobbes itu hard in the exterior, and very soft in the interi

001

Monsgil pulang dari Arab. Di telepon kami rumpi mengenai perjalanan pulangnya. Sebelas jam perjalanan naik kapal udara. Sebagian besar isi penerbangan itu TKW. Gue ketawa. mamaGajah: "Termasuk kamu dong? Kamu kan TKW?" MonsterGila: "Yah, tapi aku bukan PRT" Dasar Monsgil diskriminatif hehehe. Tapi mbak-mbak sesama TKW itu jelas lebih supel dan luwes dibanding Monsgil yang diam-diam memalukan. Mereka langsung ribut nanya-nanya. "Mbak, kerja di mana? Majikannya siapa? Sudah berapa lama kerja di sana?" Karena dunia yang berbeda dan omongan yang nggak nyambung, Monsgil pindah tempat duduk, untuk sekali lagi menghadapi pertanyaan yang sama. Setelah 4-5 kali, akhirnya Monsgil memilih duduk dekat bule-bule Perancis dan Belgia yang sedang menuju Bali. NYARIS nyantol satu yang cakep dan baik pula, tapi dengan memalukannya dia nggak bertukar alamt e-mail!! Ha ha ha! Gue ketawain dia lama banget di telpon. Menyesal belakangan tiada guna, my friend! Lain kali kalo ket

000

Image
Les Invansions Du Casques "Nggak ada bedanya buat gue apakah ini malam tahun baru atau malam minggu atau apa", adalah kata-kata yang meluncur dari ... euh... alat bicara Cecunguk Purba. Waktu menunjukkan pukul 23:52 WIB. Kami keluar setelah kenyang merampok isi rumah Mandosh si Riang Gembira. Di depan pagar kami tertegun. Di langit malam yang nggak jelas terlihat bintang, meletup satu, dua, tiga bunga api warna cerah yang membuat Paus Biru dan Mama Gajah terkesiap. mama Gajah : Woi? Udah tahun baru ya? Paus Biru : Kurang delapan menit lagi kok. *Kembang Api meletup... tup... tup...* Koor Cecunguk Purba, Mama Gajah, dan Paus Biru : Huwwwaawwwhhh!!! Setiap ada satu yang meluncur ke atas terus meledak mekar, rasanya isi perut ikut melonjak, dan keluarlah "Wuuuuaaaahhhh!!!" dari tenggorokan. Sensasi yang aneh. Seperti naik roller coaster, terus di tikungan terakhir, kereta meluncur di sudut yang mematikan... Satu lagi kembang api meletup... "WUAAAHHH!!!" Jant