Posts

Showing posts from March, 2006

017

Parutan Mandosh Sore-sore ngopi sama Mandosh. Aroma. Pake cake pisang. Huwaaahahaha... Mandosh... Bercerita sambil bersemu-semu hihihi... Udah itu liyat oleh-oleh... satu cd isi foto :) Hyupiii... Licik... bikin sirik. Sirik sama kameranya yang resolusinya segede poster, sama sepuluh hari liburannya, sama foto-foto yang diambil, sama tempat-tempat yang dikunjungi, sama waktu menyenangkan bersama specific person with specific place in one's heart! AH... Meliyat fotonya jadi berasa ikut liburan. Huooohhh... I shall get one soon!

016

Pelacur dan Gigolo Sekitar 09:15 pagi di telpon... Leunca: Lu sekarang lagi sibuk apa sih? Mama Gajah: Melacur. Butuh uang sih. Kalo ada teks, lu telpon gue deh. Leunca: Ok deh. Wah, Teman Tapi Bayar dong ya? Mama Gajah: Lah iya, lah, bayar. Namanya juga melacur. Leunca: Gila, melacur gitu. Mama Gajah: Yah, semua orang melacur. Situ juga kan? Pelacur desain. Leunca: Nggak dong. Gue gigolo desain. Ha ha ha Mama Gajah: Haha... gigolo desain. Hahaha... Ya udah lah, selamat bekerja, gigolo. Leunca: Selamat melacur juga, pelacur. Mama Gajah menemukan teman rumpi baru selain Mandosh. Seribu rupiah sejam, pula! Tapi ah, Mandosh... kalau kembali dari Pulau nggak bawa oleh-oleh, gue parut lu! Kemudian 15:00 di telpon "One Missed Call From +62815...." WOW! Si Bert nyambung aja nih! Mama Gajah: Ada apa Bert? Mandosh: Lu di mana? Ntar ke Toko nggak? Mama Gajah: Nggak, gue mau ke BEC. Eh lu udah balik ya? Mandosh: Iya. Mama Gajah: Mana oleh-oleh? Mandosh: Nggak ada. Mama Gajah: Gua parut

015

SENIN RINDU DAN CEMBURU Senin adalah hari yang aneh. Mama Gajah rindu Mandosh yang nggak pulang-pulang. Arisan sepi karena nggak ada yang datang. Mama Gajah kangen sama si bibir seksi acar timun juga soalnya udah lama nggak ketemu. Terus sore-sore, yang mestinya arisan, Mama Gajah malah cemburu sama mbak-mbak yang flirting sama orang yang itu. Lho? Halah, masih aja? Jangan tanya kenapa. Gue juga nggak terlalu ngerti kenapa masih begitu. Tapi gue kan nggak pengen mengingkari diri sendiri. Jadi gue bilang aja. Nggak ke orangnya sih, gila apa? Sementara gue masih sebel kalo deket-deket dia... tapi cemburu ke mbak-mbak yang flirting sama dia. AAAHHH!!!! Jebakan syaitan ini, aku sendirikah yang menyebabkannya? TIDAAAAKK... Eniwey, ya gue bilang ke Bert pas lagi makan malem berdua. Oh Bert, gue tadi cemburu gitu sama mbak-mbak flirting. Dan si Bert pun tersenyum penuh arti. Aaahh... Bert, aku jadi malu sama kamu... Tapi gue nggak bisa menahan diri untuk nggak cemburu. Dan merasa harus ada ya

014

Nyari ransel 55 liter kaya' yang disaranin website para penyandang rasnel itu. Ternyata oh ternyata, gedenya naudzibillah. gue tahu yang 65 pasti gede banget, tapi gak tau kalo 55 aja udah segede dosa. Pas dicoba, Tuhan Maha Agung, kayanya kalo yang 55 liter itu dipenuhi padat, gue bisa meninggal. Padahal daypack gue yang cuma 15-20 literan aja bikin badan mau patah pas dijejalin kulkas waktu mudik kapan hari. Kayanya nggak deh, makasih kalo 55 liter. Buat gue 40 literan aja lah. Keluar masuk toko peralatan kemping itu, gue dengan dodolya lupa nggak meriksa harga celana lapangan dan asesoris-asesoris mundane lainnya. Entah gara-gara gue capek jiwa abis nonton film itu ato apa. *sigh* di lembah nih, di lembah Valley of redundancy! Malem-malem sambil cengo' nonton tipi. Ada videoklip Christian Bautista. Siyal, isinya lumayan... bikin gue kangen bibir seseorang!

013

RUANG, Sebuah Film Neraka Tak Berdasar. Berdasarkan semacam keberuntungan dan demi pembelajaran, gue berkencan dengan Mml. Petite dan Mama Gorila, ke BIP, nonton Ruang. Sebuah film terbaru Teddy some-body yang sutradara Banyu Biru. Tadinya gue nggak tau samasekali film apaan itu. Ya, gue taulah itu felem Endonesya, tapi nggak terlalu ngeh isinya apa dan siapa yang main dan kira-kira gue bakalan mengharapkan apa. Iklannya lumayan sering sih di Prambors. Katanya drama gitu. Ada Slamet Rahardjo-nya. Wah... boljug kah ini? Terus ada temen yang bilang,"oh, film yang Luna Maya sama Winky itu ya?" Mama Gorila dan Mama Gajah berpandangan sambil menelan ludah lalu teriak bersama. Tapi ayolah Mama, marilah kita positive thinking. Memangnya kenapa kalo pemeran utamanya cantik dan tampan dan memiliki sejarah pribadi yang diungkap lugas dan pedas dalam tayangan infotainment? Sambil positive thinking kami bertemu di BIP. Lalu naik ke lantai atas ke 21 theatrenya. Toh kami bertiga lantas si

012

Dan MamaGajah sekarang memiliki 3 ekor anak. Setelah keliling petshop mencari kandang yang murah meriah bahagia, gue malah beli kontener plastik yang 45 ribu dapet tiga di Hypermart, ngebolongin tutupnya dan menjemput ketiga pengerat kecil yang bulet itu. Tadinya gue cuma pengen punya satu ekor aja. Lucu gitu ditaruh di atas meja di sebelah komputer gue. Buat sasaran aniaya kalo gue lagi distrek. Tapi terus.. "Masih minat sama hemsternya? Lu beli dua gua kasih tiga deh. Soalnya kata kakak gue, kalo kelamaan ntar dikasih makan ke ular." ARGH! Jadilah gue beli tiga-tiganya. Mending mereka mati gue aniaya daripada ditelen bulet-bulet sama uler. (loh?) Sepanjang perjalanan pulang dari ngejemput mereka, gue berusaha memikirkan nama yang menarik. Buntal-Buntil-Bantal ...nggak asik! Bulat? ...yang dua lagi apa? Kutil-Kutal-Ku..tu? ...haiyah.. Baso ikan Gengis Khan? ...yang dua lagi? Lima jam kemudian, nama yang dikasih ke mereka adalah, Potsy, Min, dan Mad Dog. Tigatiganya jantan, s

011

Window Licking for Shoes Sebetulnya kalau belanja, uang gue abis di makanan. Kalaupun gue membeli barang yang bukan makanan, pasti tabungan gue langsung amblas karena belinya nggak pake mikir. Kenapa nggak pake mikir? Soalnya gue lagi laper. Nah supaya tabungan gue nggak langsung amblas, mending gue beli makanan. Masuk akal nggak? Kegiatan yang paling nggak menghasilkan uang tapi lumayan sering gue lakuin adalah: window licking alias, menjilati kaca etalase. Kegiatan ini paling sering berlokasi di pusat elektronika Bandung. Di toko yang etalasenya memamerkan laptop. Aha aha aha... Posisi kedua diduduki toko yang menjual kamera dan mp3 player. Dan yang akhir-akhir ini naik ke posisi ketiga adalah toko sepatu! Karena ukuran badan yang standar Eropa dan ukuran kaki yang standar amfibia, dari dulu banget gue udah putus asa kalau membicarakan masalah fashion . Tapi akhir-akhir ini entah terdorong oleh gairah syaitan macam mana, gue ngidam punya high heels super high and super heel! Jenis hi

010

JUST Weekend kemarin, ada cewek patah hati yang memutuskan buat merusak dirinya sendiri dengan mabuk. Dia nggak pernah mabuk sebelumnya. Dia pikir mabuk itu bisa membuat dia berhenti patah hati. Bukan, cewek itu bukan gue. Proses gue berhenti patah hati jauh lebih busuk dan memuakkan dari itu. Sebulan terakhir ini sebetulnya kami punya proyek yang temanya "coming of age". Pubertas. Gue nggak tahu yang lain akan menuliskannya seperti apa, gue sendiri mendadak nggak kepingin ngomongin soal cinta remaja. Malahan, terus terang aja, gue nggak tahu gue mau ngomong apa. Remaja puber tinggal di dimensi paralel yang berbeda dengan orang lain. Mereka memikirkan hal yang berbeda, bicara dengan bahasa yang berbeda. Sebelumnya gue dan Cecunguk Purba sempet meributkan masalah pubertas ini. Dia memvonis gue mengalami kegagalan berkembang secara kejiwaan pada fase usia 5-7 tahun, terus gue juga belum lewat pubertas psikologis gue. Man, that sucks! It was hard enough when I was 15, and now

009

Image
Seperempat Juta, 1000 Hari Malam itu, gairah rindu pada CPH sedang memuncak. Gairah bergosip juga sedang memuncak. Jadi Mama Gajah menculik Onyit kecil untuk berdongeng. Di tengah-tengah memori masa lalu itu Dugong Ratu menelepon... waw, tumben benar... Dugong Ratu: Mama Gajah! Ada Droste di depan mata gue. Mama Gajah: Droste? Dugong Ratu: Ya, he's really in front of me! Mama Gajah: Lu yakin itu Droste? Dugong Ratu: Iya. Tuh kan dia berdiri sekarang. Mama Gajah: Emang lu di mana? Dugong Ratu: Di Tempat Itu. Mama Gajah: Dia seksi nggak? Dugong Ratu: Seksi banget. Persis kaya di foto dia. Mama Gajah: Ajak ngomong, salam ya. Eh, foto dia dong. Dugong Ratu: Foto? Ntar ya. Gue malu nih. Ntar gue ajak ngomong. Tapi kalo foto gue nggak tau... Ahahaha... Yang ketemu Droste duluan malah Dugong Ratu. Tapi setelah telpon ditutup, Mama Gajah kembali berdongeng tentang rayuan kelapa pada Onyit. Seperti tidak berefek. Ya mau gimana lagi, langsung lari ke Tempat Itu demi ketemu Droste? Ehehe...

I Love Pak Raden

Image
Sabtu siang, gue pergi ke Selasar. Di sana lagi ada acara workshop menggambar buat anak umur 6-10 tahun. Gue bukan nganterin anak atau ponakan ke sana. Gue ke sana karena pengen ketemu Pak Raden! Pak Raden adalah Drs. Suhadi yang memakai beskap lengkap dan blangkon, kumis palsu yang super tebal, dan sepasang alis yang tebal pula. Semua anak yang pernah nonton serial sandiwara boneka si Unyil di TVRI tahun 80an pasti kenal siapa pak Raden. Belakangan di milenium ini, Si Unyil muncul lagi di TV, tapi sudah SMP, dan trendy banget... dan kayanya nggak seru lagi. Gue nggak tahu apakah tokoh Pak Radennya masih seberkesan Pak Raden yang tahun 80-an. Pak Raden bercerita sambil menggambar. Di papan tulis beliau menggambar sambil bercerita. Gambarnya rapi, ceritanya asyik. Anak-anak semuanya memperhatikan dengan semangat. Gue sendiri sampai mangap saking konsennya ke papan. Di cerita lainnya, Pak Raden bercerita menggunakan boneka-boneka tangan. Boneka itu tampak kusam dan tua. Beberapa gue kena

008

Image
KAOS ANDALAN? Tadi abis foto-foto di jemuran... terus pas lagi nge-aplod foto itu dari kamera ke kompu tiba-tiba gue melihat sesuatu... Apakah tiap gue foto-foto pas kebeneran gue pake kaos ini? Ataukah gue emang sering banget pake kaos ini dan hanya merasa pede buat foto-foto pake kaos ini? Kaos Libra yang hitam dan menyenangkan ini dibeli sebelum merayakan musim ke 96. Waktu itu belinya di Matahari Dept. Store... dan harganya lumayan murah. Bahannya dingin, teks yang tercetak di kaos itu gue banget, dan potongannya bagus di badan gue. Udah itu, warnanya item. Yeah!! Moga-moga gue akan segera menemukan penggantinya. Kalau foto-foto gue semuanya pake kaus ini, kesannya gue nggak pernah ganti baju.

A Little Girl who Can Not Smile

Image
Gue sedang cemas. Menjadi seseorang yang pemurung dan tertekan adalah keahlian gue yang paling teruji. It's my treat. My specialty skill. Andaikan dalam sebuah game RPG, maka gue adalah karakter yang kekuatannya adalah magic, entah natural druid atau malah mage, yang aliansinya hitam. Kalau vampir menyerap HP, maka gue memancarkan negativism energy yang membuat HP lawan menyusut dengan drastis. save Point sangat tinggi alias nggak bisa di-counter attack. Radiusnya memang pendek, tapi yang kena bener-bener nggak bisa saving throw. Pasti kena. Dan HP menyusut dengan persentase yang berbeda, tapi berakumulasi setiap turn, sepanjang serangan itu dilancarkan. Bahkan yang spirit pointnya paling tinggi pun terpengaruh. Ahahaha! Ngeri banget nggak tuh? Kembali ke bahasan yang sesungguhnya: entah kenapa rasa murung dan tertekan ini mendadak menarik banyak energi negatif. Dan yang lebih aneh lagi, justru pada saat gue nggak lagi murung (walaupun memang tertekan) Ceritanya begini... Pada sua

007

BEDANYA KAMU DAN GEROMBOLAN Gadis kecil berpakaian merah jambu serasi, di bawah terik matahari. Wanita muda yang sedang hamil, kesilauan begitu melangkah keluar dari sebuah gedung kantor. Lelaki muda supir angkot Ciburial-Dago yang duduk di sebelahku. Mereka semua punya hidup yang berbeda-beda. Hirauan yang berbeda-beda. Tiba-tiba gue teringat Terry Pratchett sering mengulang, ...as an individual, one has distinct quality. But together, it's a mob. A mob doesn't think. The only quality it has is hysteria. It doesn't pause to contemplate. It doesn't reason. It never forgives. It is angry and destructive. Apakah kamu bagian dari mob ? Gue merhatiin akhir-akhir ini, tiap kali gue nonton TV, selalu isinya demonstrasi. Buka koran, beritanya juga demonstrasi. Semua kekerasan. Protes dan kekerasan. Capek nggak sih lu? Sebetulnya apa sih yang salah? Pasti ada yang salah nih. Gue nggak tau lagi mesti mengeluh apa. Sepertinya banyak orang yang mengeluhkan hal yang sama. Dan ng

Mama Gajah dan Mantan Calon Mertua

Meski sudah cukup lama berselang, dan walau sebetulnya nggak pernah ketemu langsung, Mama Gajah cukup akrab dengan mantan calon mertuanya. Mungkin sebetulnya karena Mama Gajah cukup lama jadi pacar anak mereka, belum lagi pola hubungan yang aneh. Kemarin, pada suatu kesempatan, Mama Gajah sempet bicara lagi per telepon dengan mereka. So sweet. Ibu H terdengar agak terkejut mendengar suara Mama Gajah (apakah karena sudah lama, ataukah karena itu adalah suara Gajah yang Mama? ohoho) sedangkan Pak H terdengar senang. Mama Gajah waktu itu tiba-tiba tersadar, selain kangen berat sama anaknya, Mama Gajah juga kangen pada orangtuanya. Mama Gajah yang aneh.

006

Image
Lelaki dan Kekerasan Tadi pagi sambil nyisir gue dengerin Prambors. Akhir-akhir ini kalo pagi selalu dengerin Daging dan Desta ngegombal. Mereka berdua pagi ini ngomongin Chris John yang mau tanding lawan petinju Meksiko. Hmmh jadi inget. Dulu, kalo ada acara keluarga besar, di akhir pekan, dan di akhir pekan itu ada pertandingan tinju...wahaha pasti acara keluarga itu molor mulainya sampai siaran pertandingan tinjunya selesai. Aneh deh. Antusiasme terhadap Tinju ini tidak sama dengan antusiasme terhadap pertandingan bola. Apakah karena pertandingan bola itu biasanya malem dan nggak pagi? Ah, tapi nggak ah, soalnya seingat gue juga, sepupu dan om-om gue, termasuk bokap, nggak pernah terlalu ribut kalo ada pertandingan bola. Tapi kalau Tinju,... wah ini sih harus ditonton. Hasilnya, gue nggak terlalu suka pertandingan bola, dan karena gue nggak suka tinju, jadi ya nggak suka aja. Kalo kata temen, orang yang nggak suka olahraga beregu biasanya egois. Kayanya sih bener. WAHAHAHA Kalo gue