Posts

Showing posts from January, 2007

Good Ole Jakartan Hospitality

Image
Kesempatan pertama naik baswei datang waktu gue disuruh dateng ke sebuah pembukaan pameran Selasa malem kemaren Dari kantor di Kedoya gue nebeng Pak Edy tapi terus turun di bawah jalan protokol dan gue jalan kaki nyari halte baswei. Tapi o la la kenapa tutup ya? Tepikir sama gue naek teksi aja soalnya kata cunguk, deket ini. Lagian cuma tinggal ikutin lurus, deket Monyas. Nggak bakalan nyasar. Tapi duit gue tinggal 25 ribu satu-satunya... Bisa modar kalo salah. Ya udin nyari atm dulu aja. Abis itu bengong lagi di trotoar, ngitungin Kopaja dan bes lewat. Gara-gara capek ngitung gue nanya ke mbak-mbak. Yang berdiri di sebelah gue. "Mbak saya maw ke Monyas. Nek apa ye?" Mbak-mbak mengernyit. "Ya saya dikasih taunya juga getu. Tapi yang itu tutup tuh" kata gue sambil nunjuk ke shelter di tengah jalan. Dilanjutkan dengan nanya mending gue naik dari shelter sebelumnya atau sesudahnya aja. Atau apa ada alternatif lain: kopaja, bes, bajai, teksi, apa lah. Mbak-

004

Jakarta: Trefik Sampe Modars! Perjalanan menuju Kantor sebetulnya berjarak dekat saja. Tapi lama karena rute yang muter-muter dan macet yang nggak beraturan. Pada suatu Jumat pagi, gue berangkat awal ke kantor dan mengalami tertawa histeris di Grogol akibat genangan air yang cukup aduhai di jembatan penyeberangan depan Citraland. Berhubung selalu berseragam lintas alam, gue bisa dengan masih ngikik histeris mengarungi banjir setengah betis itu. Bencana susulan kedua adalah tiadanya angkot B14 yang biasa gue tumpangin dari belakang Citraland. Gue sampe nelpon Cecunguk Purba dan dikasi tau bahwa mendingan ngojek ajalah 20 ribu. Pas abis telpon ditutup muncul B14. SERBUUUU.... toh tengah jalan gue turun akibat macetnya lebih macet daripada macet. Dengan pasrah gue ngojek. Dan muter-muter. Dan menyaksikan adanya banjir yang setengah paha gue... weks kalo mengarungi itu sih baju lintas alam gue so pasti bakalan basah juga beserta ransel gue kecuali dipanggul di atas kepala sambil gu

003

Jurang Komunikasi Yang Dalam Intip ini dulu deh Tadinya gue gak tau siapa yang nulis. Ternyata.... Gue berusaha memahami kenapa gue kesel setengah mati mendengar istilah "Sastra Selangkang" Setelah dipuja-puja sebagai "Sastra Wangi" yang mana menurut gue masih sangat merendahkan, sekarang dihancurkan menjadi "Sastra Selangkang". Istilah itu sangat mengganggu. Pidato kebudayaan Taufik ini memang banyak menuai kritik, pujian dan juga hujatan. Sama halnya waktu dia menulis TUHAN SEMBILAN SENTI . Tapi buat gue, Tuhan Sembilan Senti masih merupakan kritik yang bagus. Menyengat. Tapi masih pada tempatnya. Sedangkan tulisan ini...terutama yang menyinggung bagian sastra, sungguh sangat tidak adil menyimpulkan bahwa semua sastra generasi baru adalah sastra selangkang. Kalau itu memang adalah trend, atau suatu lingkaran setan yang nggak penting, nggak bisa langsung sembarang menuding, dong. Kaitan dan belitannya lebih rumit daripada rambut afro. Bagaiman

Jalan Setapak Menuju Selebritas Sastra 5

Fiction of the Orient For the last three weeks, I always slept around 23:00 only to wake up at 01:00. This makes me sleepy during the day. VERY SLEEPY... So what did I do at those early hours when everyone was fast asleep? If I felt quite well, I'd sit in front of my baby and tried to work. Since I usually don't, I stayed in bed, and tried to fall asleep again by watching TV. Doesn't work. Obviously. Kadang gue nemu Startrek Enterprise, and constantly fell in love again with the series. (cuma herannya pas gue pengen nonton lagi, selalu nggak pernah nemu jamnya) Jam 4 pagi ada Ultraman, entah yang mana, di stasiun tipi yang ulang tahunnya butut kemaren itu. Lumayan buat hiburan. Kadang gue nemu serial polisi yang gue selalu lupa judulnya, dan yang main... *slurps* Donnie Wahlberg. Donnie was a NKOTB. He was hot then. He's still hot now. Dan kadang gue nemu film yang lumayan bagus. A coupla weeks ago I found a Japanese film. I was too drugged (and yet still can't sle

Jamie on Indonesian TV

Image
Jamie akan muncul seminggu sekali di RCTI ! Jamie who?? JAMIE ADITYA!!! (and his wife here... oh heartbreak) Dia bakalan jadi juri Indonesian Idol 2007 . Oh blah, gue nggak pernah merhatiin acara beginian. Tapi tahun ini! Tahun Celeng Bakar ini! I get to see Jamie Aditya again on TV! HURAH! Halleluija! JAMIEEE!!!!

The IT of the Indonesian Literary World

Obi1 : I undermine most young writers writing "out of this world" stories Obi1 : because it's too imaginative Bunny : mungkin bisa di browse di MP sapa tau ada yang bikin previwenya Bunny : preview Bunny : yik Obi1 : gak ah, males Obi1 : I stick to the classics Obi1 : give me a hemingway telling a story about an old geezer and his fishing boat anytime This is absolutely true. I have been facing problems about handling the younger writers who came to klabnulis weekly meeting, wanting to be an instant literary-celebrity. I don’t know how to put it down gently to them: "First of all dear, it really would help if you really know how to spell in your own mother-tongue." So they write about their own sick selves (as in: teenagers) trying to break free from the coerced adult world, I don’t mind that. In fact, it’s a good story material. It’s a universal theme. Even J.K. Rowling explores it. And look at the money she's making. But to actually tell a story requires a

002

Image
Sedang meriang. Sebetulnya sudah tahu sih bahwa hal yang suka gue lakuin itu bisa dikomersilkan. Tapi bahwa bisa sekomersil itu, tidak tahu, bahkan terpikirkan saja tidak. Untuk 12 kali pertemuan kelas menulis, sebuah lembaga berani mematok harga 2 juta. 2 juta rupiah! Jaminannya adalah draft novel yang tuntas dan bisa ditawarkan kepada penerbit. 2 juta rupiah per orang. Itu artinya sekitar 160ribu untuk satu kali pertemuan. Kalau kelas itu terisi lima orang saja... sudah berapa keuntungan yang diraup? Sementara itu gue dan temen-temen berjibakutai dan sering tekor buat ngurusin si bayi . Dan pas gue ke Bali juga, bule-bule itu bilang "You should get paid for your time." I know. Itu adalah yang paling realistis. Saya juga butuh makan. Tapi 160 ribu? Gue nggak tega. Hasil ngamen gue aja nggak sebanyak itu sekali-kalinya. Gila. Dan gue yakin ada tuh yang ambil program itu, yang 2 juta itu. Sinting. Banyak jalan menuju selebritas sastra. Salah satunya adalah membayar 2 juta. Ya

001

Image
Yihiii journal baru journal baru! Malam Tahun Baru dihabiskan dengan sakit! Demam bew bew bew.... menggigil di balik selimut. Gue belum bikin resolusi. Mungkin nanti. Belum dipikirkan sungguh-sungguh. Meneruskan yang dulu-dulu saja. Jalani Hidup Yang Pendek Sedapat Mungkin Tanpa Penyesalan Banyak Bersyukur simple toh? Narsis sementara ini jalan terus. Yeps dan OMG... lihat yang telah kuperbuat... I leaked my novel's first chapter online... hahaha... yah draft ketiga yang burok sangat. Sedikit-sedikit kulepas seperti balon. Terbang melayang-layang. Ada yang nyantol di plafon, ada yang kaburs lewat jendela. Gue curiga ini draft kesepuluhnya bakalan rombak total. Sepuluh??? Gue curiga draftnya bakalan lebih dari sepuluh. "Ayoh! Tidak ada kata telat untuk menyelesaikan!" Begitu sabda Mandosh. GANBARIMASU! BANZAI!

Bara the Cook

Image
Have you met my latest obsession? Bara Pattiradjawane cooks in the outdoor red t-shirt, grape colored jacket, and a stripe scarf he chops he stirs he blends Apple chocolate pie with loads of crumbles Oh my mouth waters over his cinnamon skin and the warm ginger smiles the chocolate sauce dripping on his lower lip hmmm Bara Minjem potonya dari Hot Bara