Garis Tepi Seorang Perenang

Apakah ketekunan berenang dua kali seminggu mengherankan? (Tidak, tapi ceritanya panjang, dan bukan itu yang ingin dibeberkan)

Sejak akhir tahun lalu sebuah perkumpulan tidak formal telah didirikan di Jogja pusat. PPSSGB: Persatuan Pekerja Senirupa dan Seniman Gemar Berendam. Ramutu, begitu kalau orang Jogja bilang, tapi apalah arti sebuah nama? Yang penting kegiatannya. Berenang. Tadinya sekali seminggu pagi-pagi pada hari Senin, karena itulah hari libur para pekerja galeri. Dari mana asalnya Galeri libur hari Senin, jangan tanya saya, saya lagi malas mencari jawabannya dengan Google.

Setelah empat kali pertemuan, sesi berenang ditambah menjadi dua kali seminggu. Senin-Kamis, jam resminya setengah delapan pagi, tapi saya selalu telat karena jarak tempuh dan tekad saya untuk bangun. Dari kali pertama saya ikut bergabung hingga sekarang, baju yang saya pakai dalam kolam renang makin minim. Pertama swimsuit, Nike hitam. Kedua masih swimsuit, yang satu lagi yang warna pink. Lantas menjadi bikini, yang putih bunga-bunga. Dan kemudian dan seterusnya bikini.

Bukanlah Pamela Anderson yang menyurupi saya, tapi karena matahari Jogja ini mantap sekali menggosongkan kulit. Berenang satu kali saja saya langsung belang. Berenang kedua kalinya tambah belang dengan motif yang berbeda karena model kedua swimsuit saya berbeda. Saya merasa seperti diarsir tidak merata. Memakai bikini membuat belang saya merata dan luas cakupannya. Kalau logika saya yang seperti ini tidak masuk di nalar orang lain, ini juga logis. Hahahah.

Setelah sebulan saya bergabung dengan PPSSGB itu, dan berenang dengan rajin dan rutin, memakai bikini, belang saya semakin jelas dan terkonsentrasi. Ada garis batas yang jelas antara kulit saya yang pucat dan kulit saya yang gelap.


Ya, kurang lebih seperti ini, walaupun jelas bagian pucat saya tidak selebar itu karena bawahan bikini saya cukup "skimpy" dan bukan model celana nenek-nenek yang karetnya bisa ditarik sampai ke ketek.

Sepekan ini setiap kali saya oles-oles pelembab kulit sehabis mandi, saya merasa senang dengan warna kulit saya yang gelap. Bagus sekali warnanya, begitulah menurut saya. Oh, ya kecuali belang yang masih benyek akibat kenalpot itu ya. Bagian itu masih belum sembuh dan membuat saya manyun, sedikit.

Meskipun orang bilang hanya bule yang perlu cemas dengan sinar matahari karena pigmennya kurang dan kulitnya mudah terbakar, saya tetap pakai tabir surya tahan air sebelum berenang. Jangan sampai terlupa! Tabir Surya mencegah penuaan dini! (sembari tetap belang)

Hmm, tapi bekas bikini ini agak ganggu pandangan mata sih sebetulnya. Mungkin nanti perlu diblok warnanya pakai self-tanning oil.

Comments

@dewikhami said…
GYAHAHAHAHAHAH!
Fotonya, dong!!! AHAHAAHHA
Sist Mirna memang jurunya orang terkocak!

Popular posts from this blog

Durga Doesn't Have Laundry Problems, and We Shouldn't Either!

Have Child Will Travel: Nyepi Holiday Adventure (2)

Two Thousand Seven All Over Again