Gamang Pascaliburan
Minggu malam kemarin saya bawa bocah jalan karena bosan. Secara harfiah, kami berjalan kaki dari rumah sampai salah satu supermarket lalu pulang lagi. Jalan kakinya bawa termos dan mampir warung beli kopi sachet dan snack, seorang satu. Alun-alun Selatan tidak sepenuh malam Minggu kemarin, tapi masih terlampau ramai untuk kami duduk malas di trotoar sambil ngemil. Asep knalpotnya itu lho.
Akhirnya kami berhenti di Plengkung Nirbaya. Duduk di dekat pot tanaman, lalu seruput kopi, minum susu, dan makan snack yang cuma segede jari telunjuk. Monster kecil pingin jalan kaki naik ke atas, tapi saya ogah. Saya malas berhadapan dengan aroma kencing manusia di bagian atas gerbang masuk Benteng Kraton sisi Selatan. Monster kicik bertanya, kenapa sih orang suka pipis sembarangan. Saya juga gak tahu sebabnya selain dari kepepet atau simply malash.
Sepulang dari supermarket saya mendadak tersadar, era baru sudah dimulai. Sebuah era di mana saya harus kembali masak makan siang.
Jejeeeng!
Setahun ini saya terbantu sekali dengan si monstil masuk program sehari penuh di sekolahnya. Yang perlu saya pikirkan hanyalah dia sarapan apa, lalu dia makan malam apa. Saya nggak harus pusing berhadapan dengan makan siangnya apa. Sekolah bahkan memberikan 2x snack. Alhamdulillah ya ghaes. Tapi masa ini telah berakhir. *menangys*
Bulan depan si Monstil masuk SD. Saya belum dapat jadwal jam masuk sekolahnya dan lain-lain, yang jelas kemungkinan besar saya harus bawain dia bekal. No problem, ini saya masih biasa menyiapkan setiap harinya. Yang perlu saya biasakan kembali adalah memikirkan menu makan siang, dan mengelola energi secara lebih efisien di pagi hari dan siang hari.
Libur lebaran kemarin saya tidak ambil cuti karena saya nggak ke mana-mana. I have no one to mudik to anymore. In some ways my mother was my entire tribe. Jadi saya sengaja daftar untuk jadwal piket kantor dengan kapasitas penuh. Saya merasa kalau saya kelamaan libur, nanti saya malas memulai kerja lagi. Kayak yang gila kerja ya? Padahal motivasi aslinya adalah menghindari kemalasan yang menumpuk. Yea malas and me are like best buddies with toxic relationship.
Jadi ya tiap hari saya kerja seperti biasa. Tapi karena kapasitas in-house juga tinggal sepertiga, atau bahkan kurang, maka pekerjaan yang masuk ke inbox saya juga tidak sepadat hari biasa. Nuansanya tetap nuansa liburan. Bangun siang, tidur malam, masak cuma satu kali sisanya go food atau beli di luar, dan seterusnya. Jadi... rusak deh ritme hidup yang sudah terbangun selama ini. *sesenggukan di pojokan*
Maka, Senin pagi ini berasa sekali kegamangan hidup.
Masalah manajemen tenaga dan energi wajib dicicil sebulan ini. Terutama manajemen memasak itu tadi. Beli di luar terus lama-lama bokek lha. Katanya mau nabung buat liburan. Ahak.
Terus, semalam, di saat menghabiskan sepertiga malam di media sosial, kumelihat jenis kegalauan yang serupa tapi tak sama di instagramnya kakak sepatumerah, doi sebagai ibu anyaran yang bekerja mengalami galau mikirin masak apa. Di storiesnya doi mengundang netyjen untuk berbagi menu seminggu buat di rumah. Yang mudah dan bergizi. Itu kayak ibu-ibu dan tabloid atau majalah wanita zaman dulu ya. Tiap terbitan ada resep masakan. Terus beberapa tabloid bahkan suka bikinin kartu resep atau rancangan masakan untuk seminggu hingga sebulan. Dulu mah lihat gitu terus mikirnya apa ya, gak kepikiran apa-apa sih. Sekarang lihat begitu berasa bagaikan menemukan the holy grail. INI DIA! GUE GA HARUS MIKIR MASAK APA TINGGAL IKUTIN INI!
(padahal ya tetep kudu mikir mana yang masaknya cepet dan bahannya mudah)
Have a great week ahead, everyone!
Akhirnya kami berhenti di Plengkung Nirbaya. Duduk di dekat pot tanaman, lalu seruput kopi, minum susu, dan makan snack yang cuma segede jari telunjuk. Monster kecil pingin jalan kaki naik ke atas, tapi saya ogah. Saya malas berhadapan dengan aroma kencing manusia di bagian atas gerbang masuk Benteng Kraton sisi Selatan. Monster kicik bertanya, kenapa sih orang suka pipis sembarangan. Saya juga gak tahu sebabnya selain dari kepepet atau simply malash.
Sepulang dari supermarket saya mendadak tersadar, era baru sudah dimulai. Sebuah era di mana saya harus kembali masak makan siang.
Jejeeeng!
Andalan: menu mudah, cepat, dan bergizi. Sayur bening dan gorengan! |
Bulan depan si Monstil masuk SD. Saya belum dapat jadwal jam masuk sekolahnya dan lain-lain, yang jelas kemungkinan besar saya harus bawain dia bekal. No problem, ini saya masih biasa menyiapkan setiap harinya. Yang perlu saya biasakan kembali adalah memikirkan menu makan siang, dan mengelola energi secara lebih efisien di pagi hari dan siang hari.
Libur lebaran kemarin saya tidak ambil cuti karena saya nggak ke mana-mana. I have no one to mudik to anymore. In some ways my mother was my entire tribe. Jadi saya sengaja daftar untuk jadwal piket kantor dengan kapasitas penuh. Saya merasa kalau saya kelamaan libur, nanti saya malas memulai kerja lagi. Kayak yang gila kerja ya? Padahal motivasi aslinya adalah menghindari kemalasan yang menumpuk. Yea malas and me are like best buddies with toxic relationship.
Jadi ya tiap hari saya kerja seperti biasa. Tapi karena kapasitas in-house juga tinggal sepertiga, atau bahkan kurang, maka pekerjaan yang masuk ke inbox saya juga tidak sepadat hari biasa. Nuansanya tetap nuansa liburan. Bangun siang, tidur malam, masak cuma satu kali sisanya go food atau beli di luar, dan seterusnya. Jadi... rusak deh ritme hidup yang sudah terbangun selama ini. *sesenggukan di pojokan*
Maka, Senin pagi ini berasa sekali kegamangan hidup.
Masalah manajemen tenaga dan energi wajib dicicil sebulan ini. Terutama manajemen memasak itu tadi. Beli di luar terus lama-lama bokek lha. Katanya mau nabung buat liburan. Ahak.
Terus, semalam, di saat menghabiskan sepertiga malam di media sosial, kumelihat jenis kegalauan yang serupa tapi tak sama di instagramnya kakak sepatumerah, doi sebagai ibu anyaran yang bekerja mengalami galau mikirin masak apa. Di storiesnya doi mengundang netyjen untuk berbagi menu seminggu buat di rumah. Yang mudah dan bergizi. Itu kayak ibu-ibu dan tabloid atau majalah wanita zaman dulu ya. Tiap terbitan ada resep masakan. Terus beberapa tabloid bahkan suka bikinin kartu resep atau rancangan masakan untuk seminggu hingga sebulan. Dulu mah lihat gitu terus mikirnya apa ya, gak kepikiran apa-apa sih. Sekarang lihat begitu berasa bagaikan menemukan the holy grail. INI DIA! GUE GA HARUS MIKIR MASAK APA TINGGAL IKUTIN INI!
(padahal ya tetep kudu mikir mana yang masaknya cepet dan bahannya mudah)
Moral renungan kamar mandi saya pagi ini menjadi: For every problem there is an answer.
Have a great week ahead, everyone!
Comments