Permisi Pak, Saya Butuh Kode Pos Baru
Haduh, rasanya banyak bener yang belum ditulis, antara lain hutang jurnal hari terakhir rangkaian proses pemerawanan pispot. Tapi ndapapa lah ya.
Per tanggal 13 Maret kemarin sebetulnya adalah pas 1 tahun gue berboyongboyong ke Jakarta dan tinggal di Ibu Kota Indonesia ini. Per tanggal 17 Maret kemarin adalah pas 1 tahun gue jadi karyawati kantoran. Kalo istilah orang kantor, gue udah boleh lulusan. Gue langsung sms Yang Mulia Ibunda Ratu Alam Semesta: "Mamih, ikk tiada tahan lagih, ikk pingin pindah sahaja dari Kota inih"
Itu versi lebaynya. Sebetulnya nyokap dan gue berbalas sms dengan isi yang cukup serius. Gue yakin diam-diam nyokap menahan hasrat pengen muntah. Tapi, pada intinya beliau bilang "It's your life, your choices". Bisa jadi beliau pengen memanfaatkan senjata mustajab kaum Ibu, tapi gue udah lama sekali memikirkan dan memutuskan hal ini sebetulnya, jadi senjata mustajab tersebut kurang mujarab.
Walaupun agak manyun dan ngeles kalo dibilang "ciken ken not feis de riyeliti in de bik siti", well... Gue sudah tau gue bisa kok survive di kota ini, tapi nggak mau nerusin. Terus ada lagi, "Di onli risen yu muf is bikos of yor boifren", ya... memang dia termasuk satu dari sekian motivasi. AHAHAH! Dan bukan satu-dua kali gue digampar secara verbal sama orang perkara pengen keluar dari Ibukota ini.... TAPI TETAPLAH AHEY!
Jadi, sodara-sodara, I'm moving again!
Akhir pekan kemarin gue ke Jogja. Belum, belum pindah, masih transisi. Tak disangka tak dinyana, ternyata bokap dan adek gue juga ke Jogja. Jelas urusan kami beda. Tapi dengan sukses eke menyatukannya semena-mena, sehingga mungkin berasa Jebakan Betmen bagi salah satu pihak.
Bagaimana jalannya? Cukup beradab. Kami maksibar di Malioboro Mal, makan mi yang ternyata oh porsinya gede banget. Terus sesudah makan bokap gue celingukan, jelas... abis makan enaknya nge...
Malioboro Mal itu bebas rokok. Ternyata di dalam restoran tempat kami makan mi boleh merokok walaupun di luarnya, di lorong mall, ga boleh. Terus merokoklah mereka. Sama-sama kretek. Dua-duanya non filter. Terus mengobrollah mereka sambil merokok itu. Sama-sama alumni UGM.
Dalam hati gue udah berseru kaget "OHMAIGAT!!! APAKAH INI YANG DINAMAKAN BONDING?!" Gue belum bisa mobile (not geek enough :p) jadi gue update berita pas udah malemnya. Kata Ubi itu mungkin karena "A sense of camaraderie overwhelmed them".
Jadi, apakah apakah?
Entah yaaaa...
Wiken ini rasanya cukup melegakan. Pfiuh!
Setahun ini, ternyata gue nggak jalan di tempat. Maju juga kok walau mungkin setapak-setapak dan rasanya nggak signifikan. Hehe... atau bisa jadi ini adalah upaya menghibur diri sendiri yang sering sirik sama orang lain tapi nggak mau sering-sering mengakui.
oke, lanjooott!
Per tanggal 13 Maret kemarin sebetulnya adalah pas 1 tahun gue berboyongboyong ke Jakarta dan tinggal di Ibu Kota Indonesia ini. Per tanggal 17 Maret kemarin adalah pas 1 tahun gue jadi karyawati kantoran. Kalo istilah orang kantor, gue udah boleh lulusan. Gue langsung sms Yang Mulia Ibunda Ratu Alam Semesta: "Mamih, ikk tiada tahan lagih, ikk pingin pindah sahaja dari Kota inih"
Itu versi lebaynya. Sebetulnya nyokap dan gue berbalas sms dengan isi yang cukup serius. Gue yakin diam-diam nyokap menahan hasrat pengen muntah. Tapi, pada intinya beliau bilang "It's your life, your choices". Bisa jadi beliau pengen memanfaatkan senjata mustajab kaum Ibu, tapi gue udah lama sekali memikirkan dan memutuskan hal ini sebetulnya, jadi senjata mustajab tersebut kurang mujarab.
Walaupun agak manyun dan ngeles kalo dibilang "ciken ken not feis de riyeliti in de bik siti", well... Gue sudah tau gue bisa kok survive di kota ini, tapi nggak mau nerusin. Terus ada lagi, "Di onli risen yu muf is bikos of yor boifren", ya... memang dia termasuk satu dari sekian motivasi. AHAHAH! Dan bukan satu-dua kali gue digampar secara verbal sama orang perkara pengen keluar dari Ibukota ini.... TAPI TETAPLAH AHEY!
Jadi, sodara-sodara, I'm moving again!
Akhir pekan kemarin gue ke Jogja. Belum, belum pindah, masih transisi. Tak disangka tak dinyana, ternyata bokap dan adek gue juga ke Jogja. Jelas urusan kami beda. Tapi dengan sukses eke menyatukannya semena-mena, sehingga mungkin berasa Jebakan Betmen bagi salah satu pihak.
Bagaimana jalannya? Cukup beradab. Kami maksibar di Malioboro Mal, makan mi yang ternyata oh porsinya gede banget. Terus sesudah makan bokap gue celingukan, jelas... abis makan enaknya nge...
Malioboro Mal itu bebas rokok. Ternyata di dalam restoran tempat kami makan mi boleh merokok walaupun di luarnya, di lorong mall, ga boleh. Terus merokoklah mereka. Sama-sama kretek. Dua-duanya non filter. Terus mengobrollah mereka sambil merokok itu. Sama-sama alumni UGM.
Dalam hati gue udah berseru kaget "OHMAIGAT!!! APAKAH INI YANG DINAMAKAN BONDING?!" Gue belum bisa mobile (not geek enough :p) jadi gue update berita pas udah malemnya. Kata Ubi itu mungkin karena "A sense of camaraderie overwhelmed them".
Jadi, apakah apakah?
Entah yaaaa...
Wiken ini rasanya cukup melegakan. Pfiuh!
Setahun ini, ternyata gue nggak jalan di tempat. Maju juga kok walau mungkin setapak-setapak dan rasanya nggak signifikan. Hehe... atau bisa jadi ini adalah upaya menghibur diri sendiri yang sering sirik sama orang lain tapi nggak mau sering-sering mengakui.
oke, lanjooott!
Comments