Sembilan Belas Jam Sesuap Sushi Segenggam Berlian

Selasa, 4 Maret 2008. Hari dimulai dengan bangun jam 4 pagi. Mungkin kurang dari jam 4 pagi, soalnya gue udah lupa gue ngeset jam HP itu kecepetan berapa menit. Buru-buru masak air panas buat mandi, soalnya udah pesen transportasi travel bus jadwal jam 5 pagi berangkat.

Sepanjang perjalanan meneruskan tidur. Jam 8 pas nyampe di jalan Blora, sudah diperkirakan, soalnya jam segitu mulai padat-padatnya jalur Tebet - Kuningan - Sudirman. Tadinya mau naik metromini atau busway, tapi ternyata waktu nyebrang jembatan Tosari... lah itu dia Bunderan HI-nya udah kelihatan. So pastilah jalan 15 menit sudah nyampe ke pelataran itu Grand Indonesia. Yang jam 9 pagi tentunya belum buka ya, dan gue masuk lewat pintu karyawan di samping ujung. Walaupun samping ujung adalah bukan definisi yang tepat buat gue yang buta arah. hihihi...

Setelah nunggu-nunggu-nunggu, yang gue belain berangkat subuh itu, yang katanya jam setengah sepuluh itu, baru mulai jam sepuluh lewat 15. Nice.

Gue satu ruangan sama 11 orang lainnya, yang cewek cuma 2 termasuk gue, dan mereka semua mengincar posisi Management Development Programme, whatever that is *roll eyes*. Sebagian besar cowok-cowok itu lebih tua dari gue, dan entah kenapa, gue lebih merasa bosen daripada tegang.


Demikianlah tes psikologi itu berjalan sampai sekitar jam setengah dua, terus kami break sampai setengah tiga, terus tes lagi sampai jam tiga, lalu....

... nunggu lagi buat one on one interview sama orang HRD. Dari ruangan itu yang bisa pulang langsung ada 2-3 orang. Nice. Gue bawa bacaan, tapi udah abis dalam sekejab. Sial, harusnya bawa yang bahasa Inggris dan tebelnya 400 halaman...

... dan nunggu....

OK! Ini dia orang HRDnya datang! Wawancara mulai.

...nunggu lagi...

Gue giliran ketiga atau keempat, entah...

Blablabla pertanyaan jebakan satu dan dua dan gue ngerasa, demn, kalo gue tahanan politik pasti gue yang paling gampang diperes informasinya dengan siksaan psikologis.

...bla bla bla...dan ternyata gue masih harus ketemu sama Menejer HRD buat yang namanya...Wage Negotiation. Oh great. Kapan?

"Nanti dihubungi lagi. Agak susah ya ngatur ketemu sama beliau."

Nice. Saat itu juga gue pengen pulang ke Jogja. Lari sepanjang jalan Sudirman secara dramatis sambil menjerit-jerit dan air mata berderai-derai.

Jam tujuh malem akhirnya gue beranjak dari itu Grand Indonesia. Tadinya gue udah sms Ditsky, siapa tau gue kemaleman dan nggak dapet travel jadi nginep tempat dia aja. Sebetulnya gue cape banget dan antara nggak pengen pulang tapi nggak pengen juga lama-lama di Jakarta. Kepala gue kosong rasanya.

Gue jalan kaki ke Blora lagi aja lah. Tau-tau gue naik minibus travel lagi aja lah. Sampai rumah lagi jam 11 malem aja lah.

Dan itulah kisah perjalanan gue demi sebuah pekerjaan di Ibukota.

Don't hold your breath. I will tell you I have a thing or two in my mind about Grand Indonesia, later.

Comments

Popular posts from this blog

Durga Doesn't Have Laundry Problems, and We Shouldn't Either!

Have Child Will Travel: Nyepi Holiday Adventure (2)

Main ke Desa