Karena sudah bertahun-tahun saya lepas dari istana Ratu Alam Semesta saya Ibu, saya mengadopsi gaya makan asal perut penuh yang khas ditemui pada spesies mahasiswa ngekos. Trial dan Error pada tahun-tahun pertama tersebut mengakibatkan ledakan pertambahan berat badan yang cukup signifikan. Baru pada 2004 saya belajar pola makan yang sedikit berbeda. Perubahan pola makan tersebut karena saya sudah jarang sekali pulang pergi luar kota setiap hari (baca: ke kampus), tempat saya ngekos memiliki dapur sendiri meskipun alat-alatnya terbatas pada kompor gas dan panci standar, selain itu saya relatif jarang keluar dari kosan karena... erm... ya karena itu lah. Saya punya satu laci yang isinya bahan makanan, yang saya isi ulang minimal seminggu sekali dengan belanjaan dari supermarket terdekat. Isi laci itulah yang mengisi lambung saya setiap hari; roti gandum, crackers Monde, susu bubuk, coklat bubuk, pasta, buah (biasanya apel atau jeruk), sayur (biasanya wortel karena tahan lam...