Ajar Madhang

Karena sudah bertahun-tahun saya lepas dari istana Ratu Alam Semesta saya Ibu, saya mengadopsi gaya makan asal perut penuh yang khas ditemui pada spesies mahasiswa ngekos. Trial dan Error pada tahun-tahun pertama tersebut mengakibatkan ledakan pertambahan berat badan yang cukup signifikan. 


Baru pada 2004 saya belajar pola makan yang sedikit berbeda. Perubahan pola makan tersebut karena saya sudah jarang sekali pulang pergi luar kota setiap hari (baca: ke kampus), tempat saya ngekos memiliki dapur sendiri meskipun alat-alatnya terbatas pada kompor gas dan panci standar, selain itu saya relatif jarang keluar dari kosan karena... erm... ya karena itu lah. 

Saya punya satu laci yang isinya bahan makanan, yang saya isi ulang minimal seminggu sekali dengan belanjaan dari supermarket terdekat. Isi laci itulah yang mengisi lambung saya setiap hari; roti gandum, crackers Monde, susu bubuk, coklat bubuk, pasta, buah (biasanya apel atau jeruk), sayur (biasanya wortel karena tahan lama tanpa harus masuk kulkas), selai kacang, kadang-kadang selai buah, kopi, keju kraft, tuna kalengan dan telur mentah. Tahun itu saya mulai berhenti makan mi instan dan mulai mengurangi makan gorengan semacam nugget yang tahun-tahun sebelumnya lumayan sering mengisi daftar persediaan makanan. 

Karena bahan makanan yang terbatas ini kadang-kadang akan muncul paduan variasi yang cukup tidak biasa. Misalnya wortel mentah yang dicocol selai kacang, pasta yang dimakan dengan buah-buahan, dan lain sebagainya. Sampai sekarang kadang-kadang kebiasan campur-campur makanan ini membuat si Manyun mengernyit tanda tak setuju. Seandainya dia tahu bahwa Bert lebih parah dalam bereksperimen campuran bahan makanan... muhahah.

Yay, skutel pakai pasta :D ahay
Setahun kemudian, sempat ada masa di mana bisa dihitung dengan jari seberapa sering saya keluar dari kamar dalam seminggu. Karena... erm... ya karena itu lah. Kalau ada yang keluar kosan beli makan, biasanya saya nitip. Hampir tiap hari menu makan saya adalah roti  dan coklat panas untuk sarapan, lalu lotek di sore hari kalau ada yang bisa dititipi, kalau tidak ya untuk makan siang/sore saya kunyah buah, malamnya ya saya bikin pasta kalau lapar. Kalau dipikir-pikir lumayan sehat ya. Ini berlangsung sampai berbulan-bulan.

Saya mulai makan mi instan lagi ketika mulai pacaran dengan si Manyun. MUHAHAH. Untungnya tidak sering seperti jaman kuliah. Hanya kalau saya pingin saja, yang untungnya juga cukup jarang. Mungkin alasannya lebih kepada alasan fungsi dan ekonomi juga ya, soalnya pasta membuat saya kenyang lebih lama dibanding mi instan :D

Sekarang saya belajar makan lagi dari awal. Saya jadi harus belajar menghargai porsi kecil akibat perut mudah penuh dan lidah yang selektif sejak terjadinya Little J. Yang penting itu adalah kualitas dan cita rasa, bukan kuantitas. :D 

Si manyun jarang ngemil sementara saya punya kecenderungan dan kemampuan ngemil di saat gigi gatal ingin mengunyah. Nah,  Little J membuat saya hampir berhenti ngemil. Kemampuan saya mentolerir MSG semakin berkurang. Pernah saya membeli keripik kentang karena kepingin, tapi sesudah lima gigitan rasanya eneg sekali. Sungguh ajaib rasanya kalau sekarang melihat keripik kentang bisa tahan lama sekali sebelum habis total, rekor terlama adalah 10 hari untuk bungkus ukuran sedang (sekitar 80 gr kalau gak salah). Padahal dulu saya bisa menghabiskan itu dalam setengah jam.

Menemukan jurnal online para penikmat makanan yang gemar memotret segala macam jenis makanan mereka juga memberikan inspirasi bahwa selain kualitas dan rasa, penampilan juga memberikan kepuasan dan kenikmatan makan. 

Sayangnya variasi makanan yang saya konsumsi tiap hari masih terbatas, jadi percuma juga kalau terus kepingin ikut-ikutan bikin jurnal makanan. Hihihi.

Tart Stroberi K'Meals. Enak tapi kebanyakaaaann aaa... tapi enaaak...
Hmh, sekali lagi... sepertinya saya beneran harus belajar memotret dengan baik dan benar selain belajar makan lebih serius lagi. 

Salah satu blog makanan yang saya suka dan baru nemu adalah Bonnie's Food Journal. Bener-bener bikin sirik mulai dari fotonya sampai apa yang dia makan :) 



Comments

diiitttt said…
Jadi inget foodbox di kostan tebet. ngunyam nguyem jelly sama sarapan mix n match yoghurt
M. Lim said…
enak yah jelly itu... sambil tak lupa nonton RHOma Irama...

Popular posts from this blog

Durga Doesn't Have Laundry Problems, and We Shouldn't Either!

Have Child Will Travel: Nyepi Holiday Adventure (2)

Two Thousand Seven All Over Again