0050
Dyslexia itu apa sih benernya?
Waktu SMP gue mulai keserimpet lidah. Di suatu siang yang terik, kita dipaksa nongkrong di masjid sekolah buat ngedengerin ceramah. Tau-tau suara penceramah gag kedengeran. Gue dan temen-temen yang menyamarkan permainan Bingo dan Tic Tac Toe di balik buku catatan langsung celingukan, mengira acara sudah selesai dan bersiap-siap kabur ke kantin.
"Ah, bukan. Lampi Matu kayanya. Belum selese cramahnya", kata gue yang paling dulu tanggap.
Hmm...
Keanehan ini kadang terjadi kadang tidak. Biasanya pada saat gue udah mulei lag antara otak dan bibir, dikarenakan lapar atau kecapean.
Terus beberapa tahun terakhir ini lewat Dugong gue jadi kenal Raka, yang tampan dan tiada bandingannya, dan dia juga suka melintir lidah, tapi karena alasan kreatifitas semata. Misalnya...
@ chat room
Kisang Peju : Hey cantik... mau abang temani?
Dugong Ratu : ... SIAPA LU?! *plak!*
@ chat room pada kesempatan yang berbeda
Bagung Jakar : Neng, sendirian?
Dugong Ratu : Siapa ini? *hunus pisau*
..., demikianlah.
Kadang saking parahnya lag koneksi otak dan mulut, otak menampilkan gambar konsep, bibir sudah bersiap-siap melontarkan bentuk verbalnya, eh, lidahnya ngadat. The device may be turned off or it may not connected properly. Begitu kata pop up di kepala gue. Maka dengan refleks, tangan gue menadah di bawah dagu terus gue menjulurkan lidah, dengan maksud "menangkap kata-kata yang menggantung di ujung lidah". Apakah metode ini berhasil? Kadang-kadang. Jadi jangan heran pas ketemu gue di suatu kesempatan, terus tiba-tiba di tengah diskusi yang menderu, gue melakukan itu. Metode ini juga sering diterapkan lewat tengah malam pas gue mesti kerja lembur.
Bad sector juga akan menimbulkan proses pengolahan informasi yang lama. Ini umum terjadi dan seringkali membuat pusing kalau tidak segera terpecahkan. Cara mengatasinya adalah menggabungkan kekuatan 9 otak (karena yang satu udah pergi ke Aceh)
Waktu SMP gue mulai keserimpet lidah. Di suatu siang yang terik, kita dipaksa nongkrong di masjid sekolah buat ngedengerin ceramah. Tau-tau suara penceramah gag kedengeran. Gue dan temen-temen yang menyamarkan permainan Bingo dan Tic Tac Toe di balik buku catatan langsung celingukan, mengira acara sudah selesai dan bersiap-siap kabur ke kantin.
"Ah, bukan. Lampi Matu kayanya. Belum selese cramahnya", kata gue yang paling dulu tanggap.
Hmm...
Keanehan ini kadang terjadi kadang tidak. Biasanya pada saat gue udah mulei lag antara otak dan bibir, dikarenakan lapar atau kecapean.
Terus beberapa tahun terakhir ini lewat Dugong gue jadi kenal Raka, yang tampan dan tiada bandingannya, dan dia juga suka melintir lidah, tapi karena alasan kreatifitas semata. Misalnya...
@ chat room
Kisang Peju : Hey cantik... mau abang temani?
Dugong Ratu : ... SIAPA LU?! *plak!*
@ chat room pada kesempatan yang berbeda
Bagung Jakar : Neng, sendirian?
Dugong Ratu : Siapa ini? *hunus pisau*
..., demikianlah.
Kadang saking parahnya lag koneksi otak dan mulut, otak menampilkan gambar konsep, bibir sudah bersiap-siap melontarkan bentuk verbalnya, eh, lidahnya ngadat. The device may be turned off or it may not connected properly. Begitu kata pop up di kepala gue. Maka dengan refleks, tangan gue menadah di bawah dagu terus gue menjulurkan lidah, dengan maksud "menangkap kata-kata yang menggantung di ujung lidah". Apakah metode ini berhasil? Kadang-kadang. Jadi jangan heran pas ketemu gue di suatu kesempatan, terus tiba-tiba di tengah diskusi yang menderu, gue melakukan itu. Metode ini juga sering diterapkan lewat tengah malam pas gue mesti kerja lembur.
Bad sector juga akan menimbulkan proses pengolahan informasi yang lama. Ini umum terjadi dan seringkali membuat pusing kalau tidak segera terpecahkan. Cara mengatasinya adalah menggabungkan kekuatan 9 otak (karena yang satu udah pergi ke Aceh)
Comments