Gigi Yang Coplok



Tanggal 1 Januari 2017 anak saya bangun pagi lalu mengumumkan kalau giginya goyang. Hati saya rasanya mripil. Kok cepet banget.

Ya tentu saja saya periksa, karena si monster kecil ini sama kayak monster besar, punya daya imajinasi yang ngarang gitu lah. Ternyata benar yang goyang adalah gigi seri bawah, gigi yang pertama tumbuh waktu dia umur 8 bulanan. Sebetulnya sudah dari seminggu sebelumnya dia bilang giginya goyang, tapi waktu itu dia dicurigai ngarang, musababnya dia malas makan apel yang dibekalkan buat sekolah. Pas dicek dia nunjuk gigi geraham, yang mana adalah nggak goyang. -_- "

Anyways, saya bilang biarkan saja sampai tanggal sendiri itu gigi. Dua hari kemudian anaknya bilang gigi sebelahnya juga goyang. Saya cek, WALAH BENERAN. Jadi nampaknya dua gigi seri depan bagian bawah yang numbuh barengan itu pingin copot barengan juga. So sweet.... Lalu kami sibuk foto-foto dan pamer-pamer si gigi uwil-uwil ke tante-tante dan nenek si monster kecil.

Kebetulan seminggu kemarin uwak Dicky nginep rumah, dia udah gemes pingin bantu cabut gigi uwil-uwil itu. Saya sendiri merasa rada gelisah gimana gitu lihat gigi uwil-uwil. Ada semacam rasa nggak rela. Seingat saya dulu gigi susu saya mulai ganti gigi dewasa waktu saya sudah masuk SD. Sekitar umur 6 tahun. Terus saya jadi pingin nanya ke ibuk kan, terus jadi mellow lagi karena yang mau ditanyain udah nggak ada.... hhh... T^T

Tadi pagi uwak Dicky pulang. Kami bertiga mengantar kepergiannya di pagar. Si monster kecil seperti biasa iseng nakut-nakutin saya pakai giginya yang goyang-goyang. Saya cek lagi, ini kok lama banget gak coplok-coplok. Lhadalah ada crown menyembul di belakang si gigi goyang. Wah, ini sih harus segera dicabut si gigi uwil-uwil, kalau enggak nanti gigi barunya doyong. Males amat pergi ke dokter gigi pasang kawat danlainlain... mehel! *demikian cara berpikir emak-emak ya*

Tapi saya ngeri juga itu kalau saya yang cabut. Jadi urusan cabut saya mandatkan ke si manyun. HAHAHA. Selama 15 menit setelahnya kami sibuk berkutat sama gigi uwil-uwil. Metoda pilihan kami adalah iket pakai benang. 

Karena giginya kecil dan jari bapaknya gede, itu yang namanya ngiketin benang ke gigi bikin keringetan, baik korban, pelaku, maupun pemirsa bagian dokumentasi. Gigi pertama sekali tarik lepas, sampai terlempar setengah meter gitu. Emak, bapak dan anak ketawa nervous. HAHAHA. 

gusinya bolong menganga gitu sih hihihi, idungnya keringetan parah
Giliran gigi kedua ngiketin benangnya lebih susah lagi. Ganti posisi sampai 3 kali, dicoba cabut 3 kali malah benangnya yang putus. Anaknya cemas. Emaknya mules. Bapaknya entah. Pokoknya kami kemringet aja lah bertiga. Ketika akhirnya gigi kedua lepas dengan suara "PLOK" yang imut dan darah gak sebanyak gigi pertama, muka anaknya udah manyun juga. 

Giginya saya simpan. Nanti kalau sudah lengkap 20 biji gigi susu mau saya lapis logam mulia terus dipakai sebagai kalung dan anting. BHAHAHAHA.


Comments

Popular posts from this blog

Durga Doesn't Have Laundry Problems, and We Shouldn't Either!

Have Child Will Travel: Nyepi Holiday Adventure (2)

Monster Playgroup (Pt. 1)