Misteri Liburan (pt. 3) Komplikasi Lanjutan dari Beranak

Setelah beranak jadi harus benar-benar dipertimbangkan antara keinginan pribadi untuk lari-lari bebas tak berbeha di padang rumput luas dengan keinginan untuk tidur seharian di hammock...*eh*
Ehm. Maksudnya, harus juga mempertimbangkan sisi memori si anaknya.



Akibat nonton film MammaMia, sungguh rasanya ingin berbagi kenangan indah sama si monster. Karena kenangan yang indah masa kecil itu ... indah. *egimanasih*
Selama ini bukan jarang si monster dibawa jalan-jalan. Selain dari terbang ke pulau seberang, biasanya perginya nggak terlalu jauh. Ke taman bermain, ke kebun binatang, kemping ke kabupaten tetangga, kemping ke kota sebelah. Tapi realistis aja, karena masih bayik, memorinya pasti nggak terlalu jelas. Makanya saya rada terobsesi dengan menyimpan potongan karcis, membuat banyak sekali foto, yang akan dilihat-lihat bersama si monster sambil bercerita kembali apa yang sudah kami lakukan waktu pergi itu.

Misalnya foto ini. Ini adalah pertama kalinya Chloe dibawa ke pantai, pertama kalinya dibawa kemping, dan pertama kalinya dia menyentuh pasir. Umurnya waktu itu 8 bulan. Dia pasti nggak akan ingat ini. Tapi ada foto ini. Bisa dilihat untuk kenangan indah suatu masa nanti. Uhuy.

Kemarin menemukan tulisan tentang bepergian membawa anak. Itu sepertinya bisa diterapkan untuk kalau monster sudah lebih besar. Sekarang karena dia belum sekolah dan saya juga pekerja lepasan, sepertinya kesempatan untuk menerapkan kecenderungan Turis Malas + membuat kenangan bersama monster lebih besar. Karena sesudah monsternya mulai sekolah, tentunya susah untuk bisa seenak jidat menentukan bepergian malas di saat low season :)

Comments

Popular posts from this blog

Durga Doesn't Have Laundry Problems, and We Shouldn't Either!

Have Child Will Travel: Nyepi Holiday Adventure (2)

Two Thousand Seven All Over Again