The 500 Days of Summer Blahs

Inilah deskripsi singkat tentang film itu:
"An offbeat romantic comedy about a woman who doesn't believe true love exists, and the young man who falls for her."
Narator pun membuka film dengan mengatakan bahwa "This is not a movie about love."

Akhirnya saya menonton film yang sungguh hip dan menjadi bahan kutipan serta referensi kawula muda sejagat raya setahun belakangan ini. Saya tidak punya banyak ekspektasi. Dari awal saya menangkap bahwa film ini adalah film komedi romantis. Indie. Sepertinya juga relevan dengan dinamika sosial kaum muda (kalau bukan remaja) masa kini, yang esensinya sih cinta bertepuk sebelah tangan namun diberi nama keren: friendzoned.

Lima belas menit cerita berjalan, saya langsung memahami kenapa Joseph Gordon Levitt jadi beken sekali setelah membintangi film ini. Ia digambarkan sebagai anak baik-baik yang artsy, pinter tapi nggak sombong, lucu dan baik hati. Lalu dia jatuh cinta, terus nggak mau ngaku, tapi sebetulnya masih naksir, dan akhirnya berhasil mendapatkan cewek yang dia suka, dan kemudian diinjak-injak harga dirinya dengan dibilang "kita kan temen baik". Pret.


Cowok yang segitu perfect-nya. Yang nggak aneh-aneh. Lalu dilepeh sampai berdarah-darah. Dan dia tetep beli beha di arab. BERHARAAAAAAAAB....

JGL sih saya tahunya karena dulu saya demen nonton serial 3rd Rock from the Sun. Di situ dia masih culun dan tampangnya gak cakep-cakep amat. Tapi dia lucu.


Terus berikutnya saya lihat dia di Inception. Jadi cowok yang macho abis. Tetep gaya dan kul. Dan nakal. LAKI banget. Sampai saya mikir, "WOW!" Udah gede aja dek Joseph. *slurps*


Mungkin karena itu ketika nonton 500 Days of Summer saya jadi datar-datar aja. Iya sih, di situ karakternya lovable sekali. Sungguh sebal melihat dia dipermainkan si Summer itu. Tapi ya teros?

Banyak temen saya yang sebel sama Zooey Deschanel, the Indie film darling. Makanya mereka sebel banget sama Summer. Saya biasa aja sama Zooey Deschanel. Tapi dari dua film yang saya lihat dia main di dalamnya, emang peran-perannya tipikal cewek cakep self-centered yang sebetulnya harmless sih, asal lo gak ngajak dia main aja. Dan iya, di 500 Days of Summer ini karakter si Summernya sungguh bajingan. Kalau mengutip dari sebuah lagu Indonesia yang saya kok ya lupa penyanyinya siapa, "Kuakui kau memang cantik, tapi kau iblis, kau pikir kaulah segalanya."


Kok jadi ngelantur. Hmm..

Apakah saya suka filmnya? Ya, ada beberapa dialog yang layak dikutip kata-katanya karena puitis. Ada adegan yang saya suka banget, karena settingnya di IKEA (eaaa). Ada adegan yang lucu, yang menggambarkan kehancuran kesehatan jiwa Tom, terus bosnya di tempat kerja sungguh jeli dan mindahin dia ke bagian yang membutuhkan... kemuraman. Oke, baju-bajunya Summer bagus. Yak sip. Tapi menurut saya sebetulnya yang paling bagus adalah soundtrack-nya!!!

Mungkin karena saya udah manula united yah, dan cukup pahit gitu pandangan saya akan kehidupan ini (jieh), jadi saya justru merasa terganggu dengan kemenyean yang disebabkan oleh film ini. Seenggaknya itu yang menjadikan film ini hip kan ya. Karena menye friendzone itu.

Mungkin saya terganggu karena yang dihighlight itu justru menyenya ya. Harusnya soal persahabatan Tom dan dua sohibnya yang memberikan pandangan yang lurus dan enggak bias di saat Tom goyah. Mereka berdua itu sungguh manis sekali. That's what friends are for.

Atau soal kemampuan move-onnya si Tom. Lima ratus hari itu nyaris dua tahun, tapi itu hitungan dari awal ketemu si Summer. Kalau dihitung dari patah hatinya Tom, jarak dia move on itu kayaknya gak sampai setahun. Itu hebat banget, lho.

Ya kan?

Comments

Sid said…
Kok Summer-nya ga dibahas bert? *pemirsa banyak maunya*

Eh katanya, for the amount of time you spend with someone, you need at least half of it to forget them.

Sontreknya ciamik ya. The Smiths jadi populer lagi di kalangan hipster tentunya. Haha.. Eke jadi suka the Pixies.
Adzania said…
Karena menurut eik film itu sebetulnya soal Tom. bukan soal Summer. Tentang gimana Tom akhirnya bisa move-on gitu.
Anonymous said…
Tom, udah ga usah mikirin summer lagi, di sini lho ada harumi si musim semi yang akan memberikan keceriaan di hari-harimu...jiaaaaaahhhh

Popular posts from this blog

Durga Doesn't Have Laundry Problems, and We Shouldn't Either!

Have Child Will Travel: Nyepi Holiday Adventure (2)

Main ke Desa