Tidak Percaya Diri


Kemarin malam saya pergi lagi ke dokter. Namanya juga saya norak dan anyaran, saya heboh sendiri, nggak bisa kul dan kalem kayak si manyun. Waktu timbang, berat saya naik dua kilogram. Waduh. Hiy, untung nggak dimarahin. Pas periksa posisi rahim, dokter berkomentar, "nampaknya lemak perut tambah tebal." hiks.

Oke, perkembangan normal saja, begitu kata pak dokter. Karena tidak percaya diri, saya minta mengintip little J. Tadinya di bayangan saya beliau akan menggunakan doppler saat itu juga, jadi saya bisa dengar jantungnya berdetak dan merasa tenang karena tahu little J hidup dan baik-baik saja. Di luar dugaan pak dokter malah bilang, "Ya bisa diintip tapi jangan sering-sering. Yang penting itu waktu 7 bulan."

USG!

Berhubung di klinik gak ada mesinnya, akhirnya kami dijadwalkan ketemu pak dokter di Panti Rapih besok siangnya, hari ini, jam 12. Sepanjang pagi rasanya gelisah. Jam 12 si manyun menjemput dari kantor dan kami meluncur ke RS Panti Rapih.

Ruangan USGnya sederhana. Bangunan Panti Rapih itu tua, dan bersih rapi. Saya suka Rumah Sakit :) jadi saya senang-senang saja berbaring di situ menunggu pak dokter yang baru muncul 5 menit setelah saya baring-baring sambil ketawa-ketiwi agak nervous berikut celana melorot mengekspos perut. hihihi. 



Menurut saya little J sedang nyengir, berarti lebih mirip saya *apa sih*

Begitu sensor ditempelkan perut, segera nampaklah little J dari samping. Sekilas tapi jelas ada dua lengan dua tangan dua kaki leher kepala badan. Isi kepala saya cuma 

WOW

Iya, sayangnya kurang religius semacam Subhanallah, Allahuakbar, Alhamdulillah. Tapi saya sedang sibuk terpesona. Di dalam tubuh saya ada mahluk ini. Mini sekali tapi lengkap dan hidup. Waktu diintip sepertinya dia sedang santai, atau ngantuk. Bergerak-gerak sedikit saja di kantungnya.

Dokter sibuk memeriksa ukuran CRLnya (dari puncak kepala ke ujung pantat 3,4 sentimeter), dan lalu pada satu titik terdengar detak jantungnya juga. Si manyun sudah membawa kamera karena saya minta dia merekam apa yang ada di layar, tapi dia kayaknya terpesona juga, jadi dia baru menyalakan kamera waktu posisi sensor sudah menampakkan bagian depan little J. Karena si manyun berdiri terlalu jauh dari speaker, yang setelan suaranya juga tidak terlalu kencang, dia tidak mendengar suara detak jantung little J. Detak jantungnya normal juga. Semungil itu dan sudah punya jantung! 

Seperti yang saya cemaskan, saya nangis. Dikit. Setetes berhasil merosot dari mata kanan saya.

Hehehe. Itu dia. Anak saya bersama si manyun. Hidup. Sehat. Saya emang bener-bener lagi hamil. *sambil mau mewek lagi nulisnya*

Jadwal intip berikutnya: Mei. Sampai sekarang saya masih gak bisa berhenti nyengir.

Comments

Popular posts from this blog

Durga Doesn't Have Laundry Problems, and We Shouldn't Either!

Have Child Will Travel: Nyepi Holiday Adventure (2)

Two Thousand Seven All Over Again