Little J


*disclaimer. ini adalah bukan iklan. nama produk kadang disamar kadang enggak. ahihiw

Saya beli Mensana satu kotak, karena ingin sekali lagi membuktikan keampuhannya mengatasi PMS yang menyiksa dan kram menstruasi yang melumpuhkan itu. Ketika rasa pegal dan lemas melanda, saya sempat minum satu saset, dan mungkin karena tersugesti maka dalam sekejap saya merasa syegar. OHOHO!

Satu dua minggu, ke mana ini jadwal menstruasi yang bisa diandalkan itu? Gejala PMS sudah muncul, dada rasanya mau copot karena sensitif, lesu lemas lunglai berhasrat tidur terus-terusan juga terasa, badan nggak nyaman seperti bengkak dengan lambung sebah. Tetapi perasaan mengatakan, jangan-jangan... Aduh, kalau beneran jadi, saya bisa batal lagi ke Vietnam tahun depan. 

Ah, paling-paling false alarm lagi. Nggak mau ngarep ah. Begitulah pikir saya, sambil la la la, tapi diem-diem lirik kalender dan itung-itung dalam hati. 

Deadline mampir bulanan berlalu. Saya lirik kalender lagi, coba tunggu seminggu, soalnya pernah saya girang sekali gara-gara lewat seminggu, ternyata setelah tetes-tetes hasilnya cuma mines, bukan ples. 

Yak, seminggu sudah lewat. Tapi waktu itu saya sedang sempat ribut dengan si manyun, saling diam hampir dua hari. Anehnya saya nggak merasa super bete seperti biasanya kalau kami gonjang-ganjing berujung saling mendiamkan. Datar saja. Dua hari yang gonjang-ganjing itu, abdomen bagian bawah saya kaku terus-terusan, apalagi kalau saya duduk tertekuk. 

Tunggu seminggu lagi mungkin?

Ah, kelamaan! Dua hari kemudian saya beli Sensitif di apotek. Mahal juga ya bo, duapuluh ribu. Seinget saya itu alat tetes-tetes tahun 2008 itu 17 ribuan, tapi saya lupa beli di mana, mungkin Century. Dan sensitif ini dicelup, bukan ditetes. Baiklah. Pagi-pagi hari Minggu saya bangun dan buru-buru ke kamar mandi karena menahan kencing dari malam. Jreng!

Ada garis kedua tapi kok samar bener. Ih, jadi ini bacanya gimana? Salah celup? Haduh! Saat minta pendapat si manyun, dia manyun aja karena masih ngantuk. Selain itu ceritanya kami masih gonjang-ganjing. Myeh.

Setelah konsultasi per telepon dengan para wanita yang sudah berpengalaman dengan testpack mandiri, siang itu berangkat lagi ke apotek, mencari testpack produksi dalam negeri bermerk OneMed yang... begitu dengar harganya:

M: "Berapa mas?"
Mas-Mas Apotek: "Seribu dua ratus."
M: "Berapa?" *menatap bibir si mas*
Mas-Mas Apotek: *bagaikan slow motion* "Seee...riii...buuu...duuu....waaa...raaa...tuuus..."
M: *bengong*
Mas-Mas Apotek: "Jadi beli ini?"
M: "Dua!"

Entah kenapa beli dua, padahal satu juga udah cukup. Mungkin karena kaget denger harganya.

Rencananya mau malem itu juga celup-celup. Tapi terus males bener menghadapi kenyataan di saat ngantuk berat dan cape. Akhirnya saya nahan pipis lagi.

Pagi-pagi saya bangun dan buru-buru ke kamar mandi. Tangan rasanya gemetaran, kepala ringan melayang. Celup-celup dan!




Hallo! 
Jelas betul. Lebih jelas daripada yang harganya duapuluh ribu kemaren. CIH! Rugibandar!

Manyun masih tidur. Saya bangunkan dia, saya kasih tunjuk dua garis itu. Dia memicingkan mata, balik badan dan tidur lagi. Nyeh. Saya tinggalkan strip itu di meja kerjanya dan mandi, karena itu hari Senin pagi dan saya harus pergi kerja. Tentu saja stripnya dilap kering dulu dengan tisyu... gimana gitu...  ^_^;; *sempat mengendus untuk meyakinkan diri dan tergoda untuk mencuci strip itu dengan sabun dan air mengalir*

Selesai saya mandi si Manyun sudah bangun. Duduk di meja menghadap komputer membaca e-mail yang masuk.  Strip itu jelas terlihat di sebelah komputernya. Matanya masih sipit lengket. Duduk sambil senyum-senyum. Senyumnya kempes waktu saya bilang bahwa kami harus memberitahu emak saya dan mama dia.

Hari itu rasanya lega sekali. Saya tahu ke depannya akan tambah banyak komplikasi ini itu anu, tapi... walaupun saya beneran deh jadinya batal lagi ke Vietnam tahun depan ... rasanya petualangan yang ini bakalan lebih seru. :D

Comments

Popular posts from this blog

Durga Doesn't Have Laundry Problems, and We Shouldn't Either!

Have Child Will Travel: Nyepi Holiday Adventure (2)

Two Thousand Seven All Over Again