Turis Malas Ganti Trend Ganti Beha

Karena capek dan ngantuk gladi bersih packing sekali lagi ditunda, tapi sebagai gantinya saya mau kasih tunjuk inspirasi bepergian dengan ringan.

Setelah gaya berlibur dengan menggunakan ransel jadi trend, yang disusul dengan ngetrennya gaya berlibur sok kere internasional, maka trend yang muncul berikutnya adalah bepergian atau berlibur sejauh dan selama mungkin dengan barang bawaan sesedikit mungkin. Trend ini disebut minimalisme.

Konsep minimalisme ini menarik, terutama buat petualang sok kere global yang memanggul tas ransel di punggung ke mana-mana. Bepergian keliling 35 negara dalam waktu satu tahun, "rumah" digendong di punggung seperti keong, dengan ukuran keril antara 50 liter sampai 100, tentunya membuat encok. Keuntungan bepergian hanya dengan membawa tas yang kecil selain mengurangi encok, akan sangat terasa kalau harus bepergian ke luar negeri. Pelancong yang keluar atau masuk Eropa, Amerika dan Australia harus mengantri panjang untuk digeledah barang-barangnya. Penganut minimalisme tidak harus membongkar dan mengepak ulang terlalu banyak barang.



Dengan keril yang besar, tiap kali pelancong kere turun pesawat masih harus bengong di tepi ban berjalan menunggu "rumah"nya muncul dari balik lubang di tembok karena si keril harus dimasukkan ke bagasi pesawat. Kalau masih harus mengejar penerbangan lain yang waktunya berdekatan, tentu kegiatan harap-harap cemas menunggu bagasi jadi menyebalkan. Belum lagi karena perjalanan bergaya kere, biasanya memilih naik budget airline alias maskapai penerbangan murah meriah, yang layanannya kadang-kadang muntah. Contohnya, bisa terjadi penumpang dan keril berangkat bersama dari Singapura. Penumpang turun di Jogja, kerilnya mendarat di Kuala Lumpur. Tas yang cukup kecil untuk masuk ke kabin bersama penumpang akan memperkecil kemungkinan ketinggalan penerbangan atau berpisah di tengah jalan dengan barang-barang penting penyambung kehidupan. Tidak harus masuk bagasi juga mengurangi pengeluaran untuk membayar biaya ekstra. Mari bersorak hiphiphura!

NAH! Saya yang tadinya cukup gentar melihat ukuran ransel 30 liter yang "mungil" dibandingkan lamanya waktu bepergian, menjadi agak berani dan bersemangat setelah membaca aneka macam literatur daring yang membahas konsep bepergian minimalisme. Intinya hanya kemampuan dalam menentukan prioritas.



Setelah menentukan apa yang benar-benar dibutuhkan untuk dibawa, dan apa alternatif dari benda yang dibutuhkan tapi kegedean, trik berikutnya dari minimalisme adalah cara berkemas. Sebenernya kalau menurut saya, asal bawanya sedikit sekali, berkemas tidak perlu trik apa pun. :D

Ada tumblr yang menarik yang memajang keberhasilan orang-orang membawa sesedikit mungkin untuk pergi sejauh dan selama mungkin. Bisa langsung klik di sini.

Saya terpesona-pesona melihat aneka macam peralatan ajaib yang muat dalam ransel mereka, rata-rata berukuran 32-40 liter. Hanya saja setelah diamat-amati, semua orang itu berjenis kelamin PRIA.

Seperti yang kita ketahui bersama, kebanyakan cowok, apalagi yang menganut gaya pelancong kere, memiliki stereotip buruk yang melekat mengenai kebiasaan kebersihan diri. Celana dalam bisa dipakai side A-B-C-D sampai Z lalu diulang lagi ke A. Selain itu cowok nggak mens kayak cewek sehingga jika dalam keadaan ekstrim mereka tidak punya celana dalem ganti maka tidak terlalu masalah. Dan yang jelas mereka tidak akan punya masalah dengan beha.

Beha merupakan benda pertama yang saya pikirkan sejak saya mulai sering bepergian dengan keril sembari berusaha seminimal mungkin membawa barang. Pelancong kere cewek manapun tahu, menyimpan beha di keril itu susah. Apalagi kalau behanya jenis berkawat dan berbusa. Kalau payudaranya berukuran kecil kayaknya gak masalah, istilahnya cuma diplester sudah beres. Masalah dengan payudara ukuran sedang dan besar adalah suspensi independen yang harus diberikan kepada masing-masing aksesori perempuan ini. Dengan hirauan akan kesehatan organ tubuh dan kenyamanan gerak, saya mulai mengumpulkan kutang tak berbusa dan tak berkawat semenjak tahun lalu. Lumayan membantu memecahkan masalah ruang dalam keril. Mari bersorak hiphiphura!

Oke, karena ini sudah ngantuk parah, jurnal persiapan gladi bersih ini diteruskan besok saja. :)

Comments

rid said…
emang kalo cewek jadi backpacker rada ribet juga. terutama sama urusan bulanan itu,haaahh...
selamat jalan2 ya. minta oleh2 cerita perjalanannya saja,hehehe

Popular posts from this blog

Durga Doesn't Have Laundry Problems, and We Shouldn't Either!

Have Child Will Travel: Nyepi Holiday Adventure (2)

Main ke Desa