Perubahan Tak Terduga

Inilah yang dinamakan gagap teknologi.


Semenjak minggu lalu akhirnya saya bisa meninggalkan Meg di rumah sementara saya bekerja dengan desktop warisan tetangga yang sudah resign. Keluhan saya diam-diam ternyata banyak!

Dalam rangka tingkat religiusitas saya yang fluktuatif, maka sebelum meneruskan tulisan keluh kesah ini saya ingin menghaturkan permohonan ampun kepada Baginda Gusti Pangeran Penguasa Alam Semesta: Astaghfirullah. Bukannya saya khufur tidak mensyukuri nikmatMu.

Ahem.

Pertama, dalam pikiran saya mulai terbetik keluhan kecil yang terasa bagaikan duri yang mengganjal. "Bo! Keras juga ya keyboard-nya!" Terakhir saya menggunakan desktop adalah tahun 2007. Baru tiga tahun, tapi rasanya saya sudah sama sekali asing dengan tingkat kekerasan keyboard yang biasa menyertai desktop. Atau emang ini keyboard-nya yang keras ya? Intinya, setelah sekitar tiga hari, saya merasa jemari saya bertambah kekar. Tentu saja ini berlebihan. Kecepatan mengetik saya kayaknya sih gak terlalu terpengaruh: tetap rata-rata. Demikian pun akurasi: masih banyak yang salah ketik.

Oke, ini sungguh lucu dan aneh. Saya menulis ini menyambi mengerjakan tugas dari bos, tentu saja. Lalu mendadak keyboard-nya tidak bereaksi. Ternyata kemudian, setelah saya memanggil IT, keyboard yang keras itu dinyatakan wassalam dan diganti dengan keyboard lain yang segera saya pakai untuk meneruskan tugas dari si bos dan juga tulisan ini. Ah, gimana sih tu keyboard, belum juga kelar dibahas kok udah metong. Jadi kehilangan topik kan.

Ganti bahasan aja, deh.

Akhirul kalam, si keyboard wassalam.

Comments

Popular posts from this blog

Durga Doesn't Have Laundry Problems, and We Shouldn't Either!

Have Child Will Travel: Nyepi Holiday Adventure (2)

Two Thousand Seven All Over Again