Menelan dengan Seksama
Perubahan pola makan alias diet ini sudah pernah saya langsungkan di tahun 2005. Setiap hari selama 13-14 hari saya hanya boleh makan protein, sayur dan buah, mengurangi gula dan minyak, dan sama sekali tidak diperkenankan menggunakan garam dan MSG pada saat mengolah makanan (yang secara otomatis mengeliminasi segala macam kecap saos sambel dan penyedap rasa). Efeknya, wow! Setelah 14 hari itu, bobot saya turun setidaknya 5 kilogram. Sekitar 45 hari setelah itu total bobot saya berkurang 10 kg, walaupun 4 bulan kemudian naik lagi 3 kg. hihihi...
Mengingat kesuksesan yang pernah saya tuai ini, tentunya saya ingin mengulang masa kejayaan dan agar celana-celana nganggur di kotak baju saya muat kembali di badan. Tapi oh, ternyata saya lupa bagaimana rasanya mengidam!!!
Sebagai monster karbohidrat yang akan garang bila kadar gula darah rendah, dua hari pertama perubahan pola makan ini membuat saya kalap padahal baru jam 10 WIB. Hari ini, misalnya, oh badan terasa lemas. Sepanjang perjalanan ke kantor saya membayangkan makan bronis kukus, cake kentang, cake ketela, chiffon cake, dan berbagai cake-cake lainnya yang dalam keadaan biasa bahkan tidak akan terpikir oleh lidah saya.
ini adalah Toutatis, demi Toutatis!
TERNYATA! Tanpa sadar (karena sambil baca dan ngetik) salad selada tomat itu habis dalam waktu 15 menit saja! AAAAHHHH!!!
Kini empat jam sudah berlalu dari semenjak salad selada tomat (dan daging sapi) itu habis. Saya merasa cukup tenang terkendali. Tidak ingin mengunyah. Tidak lagi membayangkan aneka macam cake, atau pisang goreng yang biasa saya makan di sore hari menemani teh manis hangat di jam 4 sore.
Berdasarkan pengalaman lampau, gejolak memamah biak ini akan menggelora sampai dengan 3-4 hari pertama. Berarti masih dua hari lagi.
Gak masalah. Bring it on!
(berlanjut, jelas!)
Comments