Mimpi Basah yang Kering
Kayaknya pada suatu masa, saya pernah menceritakan, entah menggunakan media apa, saya lupa, tentang sesuatu yang sering dan berulang menimpa saya. Entah itu kutukan atau sebetulnya bisa dijelaskan secara semi-ilmiah dari sisi psikoanalisis: mimpi basah saya berakhir kering.
Seperti apakah mimpi basah yang berakhir kering itu?
Seperti halnya kentang alias kena tanggung, dalam mimpi saya itu terjadi adegan intim yang cukup intensif antara saya dan satu lawan jenis, seringkali wajahnya tidak nampak jelas dan kadangkala orangnya pun sepertinya tidak ada di dunia non-mimpi saya. Di saat puncak, pada saat kegiatan utama sebuah keintiman fisik tersebut akan ditunaikan, biasanya akan terjadi sesuatu. Biasanya saya terbangun. Atau di satu mimpi yang saya ingat betul sampai saat ini, terjadi semacam intervensi, di dalam mimpi, pasangan saya itu harus pergi sebentar sambil tak lupa minta maaf dan menyuruh saya menunggu sebentar di atas ranjangnya. Dalam satu mimpi itu saya ingat saya pun menunggu dia kembali sambil tengkurap membaca majalah. Lama sekali menunggunya sampai majalah itu habis, dan alarm hp saya membangunkan saya. Peh!
Memang kedengarannya lucu, tapi percaya deh, mimpi basah yang kentang kering begitu membuat mood jadi buruk begitu terjaga dari tidur, baik dalam keadaan bisa mengingat jalan cerita mimpinya, maupun tidak.
Yang terjadi dalam dua minggu ini hampir mirip seperti itu. Hanya saja, mimpinya tidak basah.
Saya lupa berapa pekan yang lalu saya bermimpi tinggal di semacam gedung apartemen yang berlantai lima berdinding putih. Langit di luar biru dan ada pohon-pohon palem. Saya sepertinya tinggal di lantai 2 atau 3, dan pria itu tinggal di lantai lima. Saya tak ingat persis detil wajahnya dalam mimpi tapi yang jelas dia tampan. Lalu layaknya sebuah film serial drama asmara yang diputar cepat, setelah serentetan kejadian dan segala macam debar-debar, saya dan pria itu bertemu di rumah teman. Ketika di ruangan hanya tinggal kami berdua dia berdiri dan menghampiri saya yang sedang duduk membaca di sofa lalu mengajak saya bicara membahas beberapa kejadian sebelumnya. Saya tahu dia hendak menyatakan cinta. Jadi saya tatap dia lekat-lekat dan kemudian siku saya ditepuk keras-keras sampai mata saya terbuka.
Itu adalah si manyun yang sudah muncul lalu menyuruh saya bangun, mandi dan bersiap untuk dia antar ke tempat kerja.
*hela nafas*
Tadi malam saya mimpi saya punya pacar yang mencintai saya. Kehidupan kami nampaknya baik-baik saja dan cukup mesra. Tapi ada nuansa sendu sepanjang mimpi saya yang rasanya menghimpit dan menghantui. Hubungan kami di ujung tanduk, entah kenapa sebab musababnya, saya tidak tahu pasti. Lalu saya dan pacar saya itu sedang berada di dapur yang bagus sekali seperti dapurnya Nigella Lawson, perabotnya kayu, perkakas dapurnya lengkap, nuansa warnanya putih dan coklat muda kayu yang keemasan lembut. Jendela dapurnya besar-besar sehingga ruangan itu nampak cerah benderang dan hangat.
Pacar saya berdiri di hadapan saya di balik konter dapur sementara saya duduk di bangku tinggi. Kami sedang bicara santai sepertinya. Saya mendongak dan berpikir, oh pacar saya ini tampan memang. Jangkung, rambutnya agak ikal. Saya harus mendongak sekali untuk bisa menatap wajahnya.
Dalam mimpi saya itu dia mengenakan sweater warna biru muda agak kelabu dan menatap saya yang sedang bicara. Backlight dari jendela di belakangnya membuat dia bercahaya layaknya santo atau apa lah. Nuansa sendu kembali meliputi mimpi itu, karena saya sadar, bahwa saya sedang akan memutuskan dia, dan dia tidak menduga sama sekali. Ketika menarik nafas sebelum mengucapkan kalimat pamungkas, "Menurutku sebaiknya kita putus saja," kaki saya ditepuk kencang sampai saya menoleh.
Itu adalah si manyun yang sudah muncul, menyuruh saya bangun karena saya harus segera mandi dan pergi bekerja.
Agak lama kemudian, waktu makan siang, saya baru sadar bahwa cowok di kedua mimpi itu sepertinya sama. Saya tidak tahu si manyun punya dendam apa sama dia sehingga tidak mengijinkan saya mendengar pengakuan cintanya dan kemudian mencegah saya memutuskan dia.
Seperti apakah mimpi basah yang berakhir kering itu?
Seperti halnya kentang alias kena tanggung, dalam mimpi saya itu terjadi adegan intim yang cukup intensif antara saya dan satu lawan jenis, seringkali wajahnya tidak nampak jelas dan kadangkala orangnya pun sepertinya tidak ada di dunia non-mimpi saya. Di saat puncak, pada saat kegiatan utama sebuah keintiman fisik tersebut akan ditunaikan, biasanya akan terjadi sesuatu. Biasanya saya terbangun. Atau di satu mimpi yang saya ingat betul sampai saat ini, terjadi semacam intervensi, di dalam mimpi, pasangan saya itu harus pergi sebentar sambil tak lupa minta maaf dan menyuruh saya menunggu sebentar di atas ranjangnya. Dalam satu mimpi itu saya ingat saya pun menunggu dia kembali sambil tengkurap membaca majalah. Lama sekali menunggunya sampai majalah itu habis, dan alarm hp saya membangunkan saya. Peh!
Memang kedengarannya lucu, tapi percaya deh, mimpi basah yang kentang kering begitu membuat mood jadi buruk begitu terjaga dari tidur, baik dalam keadaan bisa mengingat jalan cerita mimpinya, maupun tidak.
Yang terjadi dalam dua minggu ini hampir mirip seperti itu. Hanya saja, mimpinya tidak basah.
ini adalah kering kentang dengan aroma daun jeruk
Saya lupa berapa pekan yang lalu saya bermimpi tinggal di semacam gedung apartemen yang berlantai lima berdinding putih. Langit di luar biru dan ada pohon-pohon palem. Saya sepertinya tinggal di lantai 2 atau 3, dan pria itu tinggal di lantai lima. Saya tak ingat persis detil wajahnya dalam mimpi tapi yang jelas dia tampan. Lalu layaknya sebuah film serial drama asmara yang diputar cepat, setelah serentetan kejadian dan segala macam debar-debar, saya dan pria itu bertemu di rumah teman. Ketika di ruangan hanya tinggal kami berdua dia berdiri dan menghampiri saya yang sedang duduk membaca di sofa lalu mengajak saya bicara membahas beberapa kejadian sebelumnya. Saya tahu dia hendak menyatakan cinta. Jadi saya tatap dia lekat-lekat dan kemudian siku saya ditepuk keras-keras sampai mata saya terbuka.
Itu adalah si manyun yang sudah muncul lalu menyuruh saya bangun, mandi dan bersiap untuk dia antar ke tempat kerja.
*hela nafas*
Tadi malam saya mimpi saya punya pacar yang mencintai saya. Kehidupan kami nampaknya baik-baik saja dan cukup mesra. Tapi ada nuansa sendu sepanjang mimpi saya yang rasanya menghimpit dan menghantui. Hubungan kami di ujung tanduk, entah kenapa sebab musababnya, saya tidak tahu pasti. Lalu saya dan pacar saya itu sedang berada di dapur yang bagus sekali seperti dapurnya Nigella Lawson, perabotnya kayu, perkakas dapurnya lengkap, nuansa warnanya putih dan coklat muda kayu yang keemasan lembut. Jendela dapurnya besar-besar sehingga ruangan itu nampak cerah benderang dan hangat.
Pacar saya berdiri di hadapan saya di balik konter dapur sementara saya duduk di bangku tinggi. Kami sedang bicara santai sepertinya. Saya mendongak dan berpikir, oh pacar saya ini tampan memang. Jangkung, rambutnya agak ikal. Saya harus mendongak sekali untuk bisa menatap wajahnya.
ini terlampau berondong tapi tampangnya kira-kira macam gini. btw, ada yang bisa menebak ini foto siapa? hehehe
Dalam mimpi saya itu dia mengenakan sweater warna biru muda agak kelabu dan menatap saya yang sedang bicara. Backlight dari jendela di belakangnya membuat dia bercahaya layaknya santo atau apa lah. Nuansa sendu kembali meliputi mimpi itu, karena saya sadar, bahwa saya sedang akan memutuskan dia, dan dia tidak menduga sama sekali. Ketika menarik nafas sebelum mengucapkan kalimat pamungkas, "Menurutku sebaiknya kita putus saja," kaki saya ditepuk kencang sampai saya menoleh.
Itu adalah si manyun yang sudah muncul, menyuruh saya bangun karena saya harus segera mandi dan pergi bekerja.
Agak lama kemudian, waktu makan siang, saya baru sadar bahwa cowok di kedua mimpi itu sepertinya sama. Saya tidak tahu si manyun punya dendam apa sama dia sehingga tidak mengijinkan saya mendengar pengakuan cintanya dan kemudian mencegah saya memutuskan dia.
ini adalah semacam jurnal mimpi dan merupakan entri blog dalam rangka
Comments