Harta Karun Warisan Mbahmu bagian 1
Ada untungnya saya nggak punya tv, segala berita nampak baru dan segar di mata saya.
Hari ini, di saat semua orang meributkan Sri Mulyani yang melakukan tendangan berputar tanpa bayangan kepada para pemilik saham pemerintahan Indonesia dengan berhenti jadi pegawai negeri dan bekerja untuk NGO asing, saya meributkan artikel kecil di koran nasional tentang Harta Karun!
Pria itu bernama Michael Hatcher, warga negara Australia kelahiran Inggris berusia 70 tahun, pencari harta karun paling sukses di hemisfer selatan. Spesialisasinya adalah harta karun dari kapal kuno. Di dalam laut jelas, bukan di balik gunung, kecuali kalau di balik gunung ada laut.
Karena saya malas taut menaut, silahkan buka google dan carilah sendiri Michael Hatcher dengan kata kunci tambahan treasure hunter dan Indonesia.
Jadi, Michael Hatcher ini sedang bermasalah dengan pihak berwajib dan berwenang di Indonesia. Jebakan politis bisnis kata si Michael. Dia dituduh mengambil harta karun dari wilayah laut Indonesia dan menjualnya tanpa sepengetahuan tuan rumah yang lautnya diobok-obok. Michael bilang buat proyek kali ini dia cuma konsultan, jadi bukan pelaku pengobokan dan jelas bukan pelaku penjualan.
Dari satu artikel yang saya temukan via mbah Google, ternyata bukan kali ini Michael obok-obok laut Indonesia. Tahun 1986 dia pernah melakukan hal yang sama dan membuat kesalahan fatal: tidak berbagi hasil penjualan dengan (pejabat) pemerintah Indonesia seperti lazimnya dilakukan para pemburu harta karun. Alasannya waktu itu adalah bahwa lokasi kapal di dasar laut masuk ke wilayah Malaysia. Tidak dijelaskan apakah dia bagi hasil dengan pemerintah Malaysia, atau menggunakan alasan sama tapi dibalik: bahwa kapal terletak di wilayah tetangga.
Memang. Kalau masalah uang yang diutang orang lain, pemerintah Indonesia tidak pernah lupa, selalu ingat, waspada, dan menagih mengejar. Giliran pemerintah harus bayar utang kesejahteraan ke rakyat sendiri, alesannya macam-macam, dan kadang malah rakyat yang harus bayar.
Alasan lain pemerintah meributkan perburuan harta karun ini, mungkin karena wacana yang sudah dicanangkan oleh kabinet SBY mengenai pemanfaatan kekayaan laut Indonesia. Yah, harta karun di kapal kuno yang tenggelam memang merupakan... bagian kekayaan... di laut Indonesia, sih.
Hari ini, di saat semua orang meributkan Sri Mulyani yang melakukan tendangan berputar tanpa bayangan kepada para pemilik saham pemerintahan Indonesia dengan berhenti jadi pegawai negeri dan bekerja untuk NGO asing, saya meributkan artikel kecil di koran nasional tentang Harta Karun!
Pria itu bernama Michael Hatcher, warga negara Australia kelahiran Inggris berusia 70 tahun, pencari harta karun paling sukses di hemisfer selatan. Spesialisasinya adalah harta karun dari kapal kuno. Di dalam laut jelas, bukan di balik gunung, kecuali kalau di balik gunung ada laut.
Karena saya malas taut menaut, silahkan buka google dan carilah sendiri Michael Hatcher dengan kata kunci tambahan treasure hunter dan Indonesia.
Jadi, Michael Hatcher ini sedang bermasalah dengan pihak berwajib dan berwenang di Indonesia. Jebakan politis bisnis kata si Michael. Dia dituduh mengambil harta karun dari wilayah laut Indonesia dan menjualnya tanpa sepengetahuan tuan rumah yang lautnya diobok-obok. Michael bilang buat proyek kali ini dia cuma konsultan, jadi bukan pelaku pengobokan dan jelas bukan pelaku penjualan.
Dari satu artikel yang saya temukan via mbah Google, ternyata bukan kali ini Michael obok-obok laut Indonesia. Tahun 1986 dia pernah melakukan hal yang sama dan membuat kesalahan fatal: tidak berbagi hasil penjualan dengan (pejabat) pemerintah Indonesia seperti lazimnya dilakukan para pemburu harta karun. Alasannya waktu itu adalah bahwa lokasi kapal di dasar laut masuk ke wilayah Malaysia. Tidak dijelaskan apakah dia bagi hasil dengan pemerintah Malaysia, atau menggunakan alasan sama tapi dibalik: bahwa kapal terletak di wilayah tetangga.
Memang. Kalau masalah uang yang diutang orang lain, pemerintah Indonesia tidak pernah lupa, selalu ingat, waspada, dan menagih mengejar. Giliran pemerintah harus bayar utang kesejahteraan ke rakyat sendiri, alesannya macam-macam, dan kadang malah rakyat yang harus bayar.
Alasan lain pemerintah meributkan perburuan harta karun ini, mungkin karena wacana yang sudah dicanangkan oleh kabinet SBY mengenai pemanfaatan kekayaan laut Indonesia. Yah, harta karun di kapal kuno yang tenggelam memang merupakan... bagian kekayaan... di laut Indonesia, sih.
postingan ini merupakan bagian dari
Comments