Wish List : Type Writer, Please



Karena manusia nggak ada puasnya. Banyak yang diinginkan. Karena ini masih nuansa tahun baru, maka membuat daftar isi dimafhumkan. Heheh.

Wahay. Saya ingin mesin tik.







Bunyi taktukjdakjduk krrrkkk srrrkkk mesin tik ada di ingatan waktu masih kecil dan Bapak saya harus membuat laporan dengan mesin tik malam-malam di rumah. Atau waktu siang-siang saya main ke Puskesmas tempat ibu kerja sesudah saya dijemputkan pulang dari sekolah oleh salah satu mantri kesehatan bawahan ibu saya. Menunggu ibu selesai saya sibuk sendiri, main petak umpet atau lari-lari ke sana kemari, sementara staf Puskesmas sibuk mengetik sesuatu entah apa.

Selama ini saya biasanya menulis dengan tangan di buku atau mengetik dengan komputer. Saya bukan penulis yang terbiasa menggunakan mesin tik. Kali ini kayak tahun 2003 mendadak saya ingin beli pena, yang betulan pakai tinta yang harus diisi tiap kali dan pakai mata pena, bukan ball point, karena merasa itu membuat saya mengikuti jejak tradisi penulis-penulis bagus sebelum saya (yeah right). Saya ingin punya mesin tik dan menggunakannya, mengikuti jejak tradisi penulis-penulis idola saya (hmmm.. yeh right).

Tetap! Cometh what may! Saya ingin punya mesin tik. Dengan gulungan pita karbonnya yang membuat jari hitam.

vintage electric type writer from the 70s ... cakep ya?

Oh iya... tapi kalau pakai mesin tik, jadi harus pakai kertas. Hmm...

Comments

Nia Janiar said…
Kalau saya ingin punya gramophone!
@dewikhami said…
Edun -_-"
M. Lim said…
@Nia: wow! saya suka musik tapi bukan audiobuff, jadi lebih pingin punya proyektor buat nonton film daripada gramophone

@Mimi: haha :) tapi mesin tik itu bagus buat terapi. bunyinya itu antara bikin stress dan ngangenin

Popular posts from this blog

Durga Doesn't Have Laundry Problems, and We Shouldn't Either!

Have Child Will Travel: Nyepi Holiday Adventure (2)

Two Thousand Seven All Over Again