Jula Juli Suroboyo pt 2



Bangun jam setengah sepuluh pagi dan sudah ada gurami dan ayam bakar yang dianter orang ke rumah. Yoi, itu adalah sesembahan ulang tahun Yang Mulia Ratu Alam Semestaku. HURAH!

Abis makan mandi. (jangan ditiru ya, seharusnya mandi dulu baru makan) Abis mandi ikut emak berangkat praktek siang sampe sore di Rumah Sakit William Booth. I was born in the hospital across the street from that one :D

Sementara emak sibuk bekerja, eke melancong ke sebuah toko buku yang berjarak 300m dari situ. Toko buku Togamas! Diskonnya seperti biasa sungguh oke. Di sini gue menghabiskan satu jam lebih menghantui rak-rak buku fiksi sebelum akhirnya pasrah dan membeli Rahasia Meede.

Ahem. Oke. Selesai nyokap praktek, gue didrop di Gramedia Expo. Ohyeah. Tempat ini tadinya cabang Gramedia terbesar di Surabaya. Sekitar dua tahun yang lalu, sejalan dengan pembaruan yang terjadi di toko-toko Gramedia seluruh Indonesia (atau paling enggak di Jawa deh :D ), Gramedia Basuki Rahmat ini pun dibangun ulang dan JEJENG! Jadilah!


Cukup keren sebetulnya. Tokonya terletak di lantai atas. Di bawahnya ruangan besar yang bisa dipakai untuk acara pameran, konvensi, atau... kawinan. :D Walaupun ini hanyalah wishful thinking, tapi tadi gue mikir, kalo nikahan gue ada pestanya, gue maunya di Gramedia Expo, dengan suvenir berupa buku, atau semacam itu. Kekekekek....

Gramedia sejauh ini adalah surga stationery yang terjangkau. Ditambah dengan diskon 25%, maka tak pelak gue pun menggilaaaa!!! Jejeng! Jejeng! Jejeng!


Whooops....

I love notebooks :"> and Maped Color Peps.

Terus gue ngiterin rak novel-novelnya, ada dua jam. Dan akhirnya membeli tidak satu, tidak dua, tapi tiga novel. Yes I splurged like that.


Dimulai dari Titipan Kilat Penyihir karangan Eiko Kadono yang pernah diadaptasi oleh Hayao Miyazaki dan Studio Ghibli jadi film Kiki's Delivery Service. YAY!

Disusul XX novel buatan AR Arisandi, dan Un Homme et Une Femme tulisan Stanley Dirgapradja. Kenapa? Karena gue butuh baca novel fiksi yang ngepop dan menggembirakan yang ditulis orang Indonesia, bukan yang terjemahan. Dua ini gue pilih karena terbitan GPU, yang ... well, berdasarkan reputasi harusnya tidak semudah itu mencetak sampah. Kemudian karena keduanya nggak mengumbar endorsement.




Edan. Gue bokek ahaha. Udah lama gak sekalap ini beli novel-novelan. Akibat berpindah-pindah lintas pulau lintas lima propinsi, gue udah kapok gotong-gotong buku. Tapi apa yang terjadiiiii... aku melakukannya lagiiii... aaaaaahhh!

Pulangnya, gue naik taksi Orange. Hm. Lewat Urip Sumoharjo, Oh! Apa itu besar dan bersinar? Urip Sumoharjo Food Fest ... atau yang semacam itu. Buset. Keren juga! Entah kenapa rasanya kota ini kok lama-lama bisa jadi kayak Singapur. Muwhahaha!

Sampai rumah, meneruskan ayam bakar dan pastel tutup yang ahuhuy! belum habis juga. :)

Oh, iya... harus ngasih tau omJ, beli rak baru buat buku dong, yuk.

Comments

Popular posts from this blog

Durga Doesn't Have Laundry Problems, and We Shouldn't Either!

Have Child Will Travel: Nyepi Holiday Adventure (2)

Main ke Desa