Surya Namaskar

Matahari baru terbit dan kita bertiga duduk dalam lingkar percakapan segala arah. Kamu aneh, dia rindu, saya sedang tak bisa berpikir.
Dalam keadaan begitu saya asal taruh benda di atas meja biar bisa dilihat semuanya segala. Seperti diberi aba-aba kita bertiga mulai ketawa. Kamu aneh, dia rindu, saya sedang iseng saja.
Lalu kamu mulai merentet meracau. Tanpa aba-aba saya ulang saya punya ketawa. Dia, walau agak sendu akibat rindu, menimpali dengan kisah tentang "di kamar saya di Eropa, saya dikelilingi benda-benda penuh memori sentimentil". Sementara itu saya berusaha memutuskan akan menunjukkan apa lagi agar sendeku pagi tak terlalu sepi.
Itu dia, cangkir-cangkir teh keramik putih meditatif berisi aneka macam bunyi mulai dari kroak gagak malam hingga paduan suara anjing, lengkap jadi satu, semuanya ke atas meja.
Paling mutakhir serumu sambil berdiri! Paling masa kini!
Aku tuangkan buat kita bertiga campuran hangat terma penuai pesona, yang pepak penuh desau pemukau patik dalam pengasingannya di kepala entah siapa.
Masih kurang?
Ini kutambahkan juga, serius, sakarin, monosodium glutamat, jiwa-jiwa sekarat, dan kepak-kepak sayap imaji yang terlepas di sudut berdebu tempat kamu sengaja menumpuk buku di atas rekaman film biru. Sebelum mengaduk isi cangkirnya, Dia berkata, "Aku sudah pernah baca buku-buku itu."
Ah memangnya kenapa? Aku belum. Kamu ketawa lagi menimpali, buku itu cuma dekorasi manyunisasi yang terlalu diklasifikasi menjadi pemintal pikiran anak muda masa kini!
Saya nggak ngerti. Dia masih mengantuk. Matahari mulai meninggi. Kamu meminum isi cangkirmu sambil tersenyum dalam hati.
Sudah, sudah habis. Lingkaran segala arah kita pecah. Saya bangkit, kamu beranjak, dia menepis tebah ranjang dan menyusup di balik selimutnya.

Namaskar, Surya. Hari sudah dimulai kembali.

[untuk rekan-rekan yang mengisi pagiku dengan untai-untai bijak tak bakal berurai kata, senda gurau kalian membuat hatiku terasa lega lagi lapang, terimakasih kawan]

Comments

Popular posts from this blog

Durga Doesn't Have Laundry Problems, and We Shouldn't Either!

Have Child Will Travel: Nyepi Holiday Adventure (2)

Two Thousand Seven All Over Again