Valentine, Sampah

Pas banget kemaren Jumat tanggal 13, hari ini Sabtu Valentine. Ini dia, coklat, dan mengucapkan selamat hari kasih sayang buat semua orang.

Beka mengucapkan Happy Valentine's Day :)

Tadi malam mendarat di Bandung jam duabelas malam setelah menyusup nebeng bus ITB dari Rumah Roepa dengan tujuan akhir kampus ITB. Dalam bis itu penyusupnya jelas cuma dua, gue sama si Martha. Sisanya anak Seni Rupa dengan gaya yang serupa: kaos yang bervariasi mulai dari rapi sampe buluk, celana bervariasi mulai dari jeans biasa, jean buluk, non jeans, menyempit ke bawah, dan/atau pendek, rambut berantakan dan sebagian kayak belum keramas seminggu, aroma... untungnya ga kecium apa-apa.

Bus gelap. Tadinya gue pikir cuma gue sama Martha spesies berkelamin cewek di bus itu. Yang mana agak menjelaskan kenapa beberapa borondong SR tersebut nampak antara kebingungan, salah tingkah, dan jaim. Taunya, pas berhenti di KM 57, dan seisi bus bubrah menyerbu Lingkaran Ka, ada satu lagi cewek selain kami. Dilihat sekilas dia kayak borondong SR lainnya: kaos item, celana, rambut nggak keramas, kusut. Dilihat lebih seksama, dia nampak kayak bishounen, cowok yang manis (tapi tetep lho, kumel dan diliputi aura beraroma). Tapi pas denger suaranya... yap, ini cewek. Diperhatiin betul-betul...yap, itu dia ada teteknya di balik kaos gombrong. Volumenya nggak banyak tapi itu tetek. Hahaha.

Dia duduk bareng temen-temennya itu, merokok di halaman Lingkaran Ka km 57. Gue duduk sama Martha doang, jelas outsider, merokok sambil ngomongin yang porno-porno.

Terus, gue perhatiin lagi spesies cewek SR itu. Gue punya temen-temen cewek yang tomboy minimal, tomboy abis, dan satu yang dulunya cowok. Dibandingin mereka, si cewek SR itu malah lebih keliatan kayak anak SMP/SMA yang bergaya kembar sama temen-temennya supaya bisa diterima. Tomboynya nampak dan tertangkap sama gue sebagai... nggak alami. Gue rasa kalo dia gaulnya nggak sama cowok-cowok itu, dan gaul sama nona-nona masa kini bergaya 80s, dia nggak akan sekumel itu. Nggak gue foto dia, soalnya males ngeluarin kamera.

Anyway, lanjut perjalanan. Sampe ITB, naik angkot ke Simpang. Martha balik (tapi taunya ternyata turun lagi dia ke bawah, nongkrong di Plaza Dago hahaha), eke masuk McD nungguin Niken sambil pengen BigMac.

BigMacnya harus dibuat dulu, jadi gue nunggu BigMac sambil nunggu Niken. Nikennya malah dateng duluan. Pas BigMacnya dibuka... lho, ada yang aneh ini. Benda dua lapis itu harusnya mengandung dua patty daging, dua keju dan dua sayur. Tapi yang terjadi, di lapis pertama isinya keju dan sayur, di lapis kedua isinya 1 patty daging dan acar timun. WTF? Penurunan kualitas? Upaya korupsi?

Kenyataan tak seindah di gambarnya

Gue ke counter, nanya sama Manager on Duty. Sambil nunjuk ke gambar BigMac, "Ini memang begini ya? Bukannya harusnya, ...mm... dagingnya dua? Bukan kayak di gambar itu ya?"

MoD bilang "Lho? Iya, memang harusnya nggak begini. Saya ganti deh mbak, nanti saya antar." Terus sambil ngebawa itu burger balik ke dalam dapur. Ajaib. Ini kayak waktu gue pesen Double Cheese Whopper di BK Plasa Semanggi dan dapet dengan keju cuma satu. Gue komplen juga itu. Udah mahal, makanannya sampah, eh sampahnya nggak lengkap pula! hihihi.

Jadi, mulai sekarang kalau beli burger-burgeran atau makanan apa pun, periksa langsung sebelum digigit. Ukurannya memang biasanya lebih kecil daripada di gambar, tapi segala unsurnya harus ada. Apalagi yang spesifik macam jumlah pattynya, berapa susunnya, dll.

Buat nemenin bigMac itu gue beli kentang ukuran large. Wadahnya doang yang large. Kuantitas kentangnya nggak lebih banyak dari yang medium. Ah, kangen BK.

Jlebisasi



Gambar Burger hasil google
Gambar guguk imut dan lucu

Comments

Popular posts from this blog

Durga Doesn't Have Laundry Problems, and We Shouldn't Either!

Have Child Will Travel: Nyepi Holiday Adventure (2)

Two Thousand Seven All Over Again