Pergi Ke Pusat Perbelanjaan Untuk Tidak Belanja

Iie sudah mewanti kami dari seminggu sebelumnya mungkin. Minggu malam jam sekian di Senayan City. Ayo. Lalu karena ceritanya gue pengen punya modem maka menyusun semacam jadwal, ah ya siangnya ke Ambas dulu saja.

Lalu kami bertemu di Ambas siang-siang, bertiga Ubi, setelah mendapatkan yang diinginkan kemudian makan di gang senggol. Gang yang menghubungkan Ambassador Plaza dan ITC Kuningan. Banyak makanan dan sempit berjejal.

Iie makan bebek, Ubi baru makan jadi diam saja minum Tebs, gue makan bubur Manado oh yea karena malam sebelumnya gue malah makan yang lain dan penasaran sajalah hey! Kamu tahu itu bubur manado oh sedap sekali. Tuhan memberkati orang Manado atas resep bubur yang demikian nikmeh yang pernah ada di dunia ini. NIKMEH! Sesudah makan menuju ke Senayan City, alias YanTy.

Di lantai dasar ada dua pameran: yang satu adalah pameran hasil workshop membuat komik yang diselenggarakan di sekolah-sekolah dan lapas anak Tangerang. Di sebelahnya menjual lukisan untuk semacam dekorasi dinding rumah atau perkantoran atau bangunan apa sajalah yang cocok diberi lukisan. Di lantai atasnya, di atrium adalah pameran Jakarta 32 Derajat.

Acara pameran hasil workshop komik anak dan remaja di lantai dasar, dan acara Jakarta 32 derajat di atrium di lantai di atasnya adalah bagian dari Jakarta Biennale. Salah satu rangkaian acaranya juga, Sastra di Ruang Kota, sudah pernah gue hadiri beramai dengan Bert dan Bert bulan lalu.

Pameran komiknya menarik. Ada yang polos dan khas. Ada yang penuh jargon "pendidikan" lapas. Ada yang jujur. Ada yang ... yah... nggak jujur.

Pameran 32 derajatnya tidak terlalu bagaimana begitu. Pesertanya mahasiswa se Jakarta Raya. Ada yang seru ada yang biasa ada yang nggak menarik. Ya sudahlah, kami tetap bersenang dengan kamera di tangan :) YEHA

wisuda

sekali

lagi... eh, di sini gue keliatan sesuai usia. demn

Salah satu karya, yang nggak kebaca itu siapa yang bikin, melibatkan papan pengakuan. Orang-orang boleh nulis pengakuan mereka di kertas post it note trus kertasnya ditempel di papan. Basi. Isinya kebanyakan garing. Nggak ada yang skandal atau gokil. Standar abis.
bikin skandal dikit dong ah biar lebay, garing kok nanggung... :p

Lalu bosan. Ah acara live music tidak juga mulai. Ah mana ini katanya ada breaker. Ah. Lalu membeli keripik kentang dan melihat-lihat yang belum dilihat di 32 derajat sambil mengunyah. Turun lagi ke bawah mencermati komik yang belum dicermati, balik ke atas nungguin acara live-livean itu. Ah...

satu kantong keripik beramai

Acaranya LIVE memang tapi karena, mmm, karena apa ya? Karena kami sudah pernah liat sebelumnya jadi nggak takjub atau terpesona atau sangat menikmati suasana. Keripik abis. Makan aja dulu yuk sebelum pulang. Makan sampah :D ahaha.

Yoi, kakek kolonel ga ada matinyeeee

Comments

Popular posts from this blog

Durga Doesn't Have Laundry Problems, and We Shouldn't Either!

Have Child Will Travel: Nyepi Holiday Adventure (2)

Two Thousand Seven All Over Again