The MOST Luxurious Room

Jadi akhirnya saya pindah kos-kosan. Induk semang saya memutuskan tahun ini tidak akan menyewakan lagi spare rooms di rumahnya karena anak-anaknya sudah cukup besar untuk punya kamar sendiri-sendiri. Pemberitahuan sudah diberikan via las asisten de rumah tanggas semenjak pertengahan Desember, namun seperti biasa terjadi non sinkronisasi, dan info baru nyampe ke saya tanggal 7 bulan ini. Jadwal kamar dikosongkan maksimal tanggal 31 Januari.

Panik?

Manyun?

Hari itu saya untuk pertama kalinya diapelin omJ, all the way from Jogja to Jakarta, jadi saya cenderung masabodo. Bikin mood pacaran rusak aja itu informasi kalau dipikirin dalam-dalam. Walaupun, heheh diem-diem panik juga. Mana sempet bertualang cari kosan baru? Malem itu sambil pacaran saya sms beberapa orang yang saya kenal di Jakarta, "Ada kamar kosong gak di tempat elu?" Jawabannya semua "Nggak ada".

Dewi Fortuna yang bukan Anwar mungkin masih sayang sama saya kayaknya. Tadinya Nila, salah satu yang saya SMS, bilang "Wah, bulan lalu sih ada yang kosong, tapi sekarang udah penuh." Tapi nggak berapa lama Nila SMS lagi, "wah kamu beruntung, Sabtu ini ada yang keluar. Tapi kamarnya di atas. Mau?"

Daripada saya pusing, saya panjer dulu kamar itu, sambil maksud hati terus mencari yang lebih dekat ke kantor dan lebih murah. Nyatanya yang lebih deket ke kantor harganya minimal 2x kamar di tempat Nila itu, dan saya masih harus tetap ganti angkutan umum satu kali = biaya transport sami mawon.
Ibunda sang Ratu Alam Semesta, beserta tante saya komentarnya sama waktu saya beritau bahwa sepertinya saya mau pindah ke Cipete dari Benhil. "Waduh, jauh bener!"
Sang Ratu Alam Semesta saya malah nambahin gini, "Kamu kan nggak bisa bangun pagi!"
Yeah, thanks for the faith. Hehehe

Oke, setelah tanya kesana kemari, dan memang benar saya bener-bener nggak sempet keliling cari kosan + niat sangat lemah, akhirnya, ya sudahlah... ke Cipete saja lah saya tetap akan berpindah.

Kemarin, setelah assignments harian sudah kelar, jam 2 siang saya langsung kabur dari kantor menuju kosan dan meneruskan beres-beres. Lioni saya bajak dari rapatnya di kampus buat bantu-bantu. Ternyata memang saya ini semi OCD. Semua barang harus dipacking sendiri sesuai dengan kategori yang saya buat dalam kepala saya. Ini menyebabkan packing lama padahal barang saya lebih dikit dari punya Lioni.

Dan ternyata saya ini memang clutter gatherer. Saya datang ke Jakarta hanya dengan satu ransel, satu travel bag dan kandang isi Cumi dan Sotong. Pindahan kemarin, barang saya sudah mencapai satu kardus besar, satu travel bag, satu ransel, kandang isi Cumi, dan printilan prentelan banyak sekali, mungkin ada lima tas lagi. ARGH!

Dengan kekuatan sinar bulan, semua benda ini bisa masuk satu taksi. Jam setengah tujuh saya sudah berada dalam kamar baru dan unpacking hanya membutuhkan waktu kurang dari 30 menit.

Kamar baru saya terletak di lantai dua, dindingnya tembok, perabotan standar: meja, lemari, kasur pegas alias spring bed (oh enak) lengkap bantal guling dan dikasih pinjam sprei, kursi. Ukuran kamar itu mungkin sekitar 2.5 x 3,5 dengan kamar mandi dalam. Kamar mandi dalam! Dalam karir ngekos 11 tahun, baru dua kali saya punya kamar kos yang kamar mandinya di dalam, dan yang ini jauh lebih bagus karena klosetnya duduk, flushnya berfungsi (hurah!) lengkap dengan spray hose alias selang buat semprot pantat itu, dan memakai shower. SHOWER! Kamar mandinya memang kecil, tapi memakai SHOWER! HAHAHAH. Shower di kamar mandi seumur-umur baru kali ini saya punya. Setelah 10 tahun selalu memakai kamar mandi komunal, rasanya mewah sekali kamar kos baru ini rasanya sampai saya terharu sendiri.

Ada kompor. Ada tempat jemuran yang luas dan beratap jadi nggak usah panik keujanan. Nyuci sih tetep sendiri. Ah, ya sudah ini sudah cukup.

Sesudah kesuksesan pindahan ini, kami merayakannya dengan makan gado-gado Boplo, lalu nomat RedCliff II.

Jam 1 malam saya foto-foto kamar sebelum tidur.


Oh memang minim perabotan, semuanya berserak di lantai :D

The shrine

Shine your light on me beibeh

Tadi pagi saya bangun jam 8. TELAT! Ah tapi lalu bengong sekian detik... bingung saya ada di mana. Oh ya, kan udah pindah kosan... masuk kamar mandi dan mandi... sambil mandi rasanya masih "ini di mana sih?"

Rasanya baru kemaren saya masih manyun ngantri kamar mandi di kosan lama.
Oh iya.
Kan emang pindahnya baru kemareeeeennnn
:p

Tengs buat Lioni yang terbajak dan ikut gotong-gotong sampe encok, dan Nila untuk infonya dan bantu-bantu bongkarnya dan pudding telurnya yang Cumi juga suka :">

Comments

Popular posts from this blog

Durga Doesn't Have Laundry Problems, and We Shouldn't Either!

Have Child Will Travel: Nyepi Holiday Adventure (2)

Two Thousand Seven All Over Again