Kota Mimpi-mimpi Realita


Orang bilang di Jakarta kenyataan hidup sangat pahit. Menurutku ini kurang pas. Aku melihat Jakarta tidak punya realita.

Jakarta adalah kota mimpi, ia dibangun di atas mimpi, dengan bahan mimpi, dan kehidupan yang berlangsung di dalamnya semata-mata mimpi. Mimpi kemapanan ekonomi, mimpi gedung tinggi dengan kaca-kaca yang memantul cahaya dan lampu kota. Mimpi kejayaan warna-warni sinar listrik di rumah-rumah dan jalan-jalan aspal menganak sungai membelah belantara julangan beton raksasa.

Di dalam semua ini ada mimpi-mimpi keluarga modern yang ayahnya berbaju rapi bekerja di kantor, ibunya mengejar karir bukan karena semata uang tapi untuk "aktualisasi diri" dan "kesejajaran hak". Dari ibu dan ayah modern ini ada mimpi anak-anak yang bahagia masa kecilnya, menguasai multi bahasa dan menjalani kehidupan akademis di sekolah-sekolah bermutu yang memberikan mereka pengetahuan dan wawasan. Kemudian anak-anak impian ini akan menjadi mimpi-mimpi remaja yang berdandan dan berpengetahuan global internasional tetapi tetap santun sopan serta menjunjung harkat dan martabat warisan nenek moyang nan tradisional. Remaja-remaja impian yang fasih mengakses kanal-kanal informasi berkecepatan tinggi, bergaul di mall dan berpesta seperti layaknya remaja dalam bentukan iklan media massa, berolahraga dan berprestasi di stadium-stadium olahraga dan ruang pertemuan keilmuan, tidak asing dengan musik klasik dan juga perpustakaan, sehingga akhirnya, dalam impian, mereka akan dewasa menjadi seperti orangtua mereka--panutan impian mereka.

Hei!
Menyaksikan berbagai berita kriminalitas dari layar TV saban hari, dan berkata "inilah realita kota Jakarta". Ya mungkin memang itu realita, tapi ia tak terlihat jelas, bukan? Begitu kecil jendela dari mana kau menyaksikan kepingan realita itu. Pula, jendela kecil itu masih kental berbalut mimpi. Sehingga kadang kita jadi tak paham juga mana yang mimpi, mana yang asli.

Beberapa tahun belakangan ini terbit mimpi-mimpi baru. Mimpi hijau. Mimpi berolahraga di gym secara rutin setiap hari agar ada keseimbangan dengan mimpi kehidupan perkantoran, mimpi bersepeda ke kantor untuk mengurangi yang namanya carbon print. Kegiatan-kegiatan yang didasarkan mimpi bisa memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan manusia dalam 120 tahun terakhir ini hanya dalam satu pekan, sekaligus karena hei, dalam badan yang sehat terdapat pikiran yang sehat.


Karenanya diimpikanlah mimpi tidak lagi makan nasi yang berasnya diimpikan bisa swasembada, toh 60 - 70 tahun yang lalu orang masih bisa hidup hanya makan ubi dan jagung yang katanya lebih sehat . Mimpi tidak lagi minum kopi di starbuck sebab warung kopi itu mimpi kapitalistik Amerika. Mimpi tidak lagi memakai gula tebu yang punya mimpi tidak lagi diimpor dari negara tetangga. Disambung mimpi makan sehat yaitu mimpi berhenti makan daging berlemak, mimpi tidak lagi mengonsumsi daging merah, mimpi tidak lagi mengonsumsi daging ayam yang mimpi cepat besar berdaging banyak sehingga menggunakan hormon-hormon, lalu akhirnya bermimpi berhenti makan daging hewan sama sekali karena mimpi industri telah mencemari mimpi perairan Indonesia sehingga mimpi peningkatan gizi dengan makan ikan hasil lautan negeri sendiri menjadi mengancam; mengancam mimpi kesehatan.
Mimpi hanya makan sayur pun berevolusi menjadi mimpi makan sayuran yang tumbuh alami tanpa bantuan pestisida, kemudian karena itu saja tidak cukup maka muncul mimpi hanya makan sayuran dan buah yang tumbuh dalam kondisi serba terkendali karena oh Tuhan entah apa yang sudah mencemar dalam air dan tanah dan udara.

Semuanya mimpi. Semua mimpi ini lengkap ada di Jakarta. Mimpi menjadi terbaik, tercepat, termodern, tersederhana, terbiasa-biasa saja.
Mungkin ada beberapa orang yang tersadar dari mimpi-mimpi ini, tapi lalu berganti memimpikan hal yang lain, tak bisa lepas dari dunia mimpi yang mereka ciptakan dalam kepala mereka. Mimpi bahwa Jakarta ini layak kok, bisa kok, ditinggali dengan nyaman, asalkan asalkan asalkan.

Semuanya bermimpi bahwa Jakarta itu realita, bukan mimpi.
Lupa bahwa mimpi itu tidak semuanya indah, ada juga mahluk yang bernama mimpi buruk.


23 Januari 2009
Metromini 640, Metromini 15, Senja Utama Yogyakarta.


Photos: Night Over Jakarta 3 by =ditya
Jakarta at night 4 by kunamblack

Comments

Popular posts from this blog

Durga Doesn't Have Laundry Problems, and We Shouldn't Either!

Have Child Will Travel: Nyepi Holiday Adventure (2)

Two Thousand Seven All Over Again