Fashion Distraction Jakarta Edition
Hore, bisa pakai kain ke kantor.
Kain ini dibeli waktu ke Solo dalam rangka pertemuan dengan Ibunda sang Ratu Alam Semesta. Total selama di Solo gue beli tiga kain, kain yang sedang dipakai ini, satu lagi bermotif madura, dan satu lagi bermotif mega mendung warna merah. Yang terakhir itu sebagai sesembahan buat Nyimas Dugong Maria Goretti Lioni Beatrik Tobing. Hehehe. Gue ga tau dia suka apa enggak, dia sih lebih cemas kainnya ga cukup, namanya juga kelas bantam.
Ohyes, selama di Solo itu entah kenapa gue ngebet banget pengen motif megamendung, dan cuma berhasil dapet yang merah itu, padahal kalau ada yang ungu pasti lucu. Demn, lain kali deh!
Oke, langsung saja kita lihat hasil kehancurannya!
Perhatikan jam di dinding kantor. Gue berhasil bangun dan datang cukup pagi, kantor masih sepi. Di kubikel desain yang ada baru Adit. The look captured in this photo: priceless. But then again, Adit is an a**, so don't believe everything he does, says, or looks. HAHAH
Kain ini beli di salah satu toko slash rumah, di wilayah industri batik rumah tangga Laweyan. Kata mbaknya ini campuran antara print dan tulis. Whatever, I can't really tell which part was hand painted. Gue cuma nemu satu variasi, motif dan warnanya cukup familier. Langsung masuk tas belanjaan. I love it. It's so simple and pretty.
Perihal alas kaki, ini karena gue lagi males pake sepatu cantik bertumit semi tinggi itu, dan gue belum punya sendal cantik yang mampu mengatasi hardcore medan yang harus ditempuh sepanjang hari sepanjang minggu, jadi gue tetep make sendal gunung Eiger andalan ini.
Aksesori detil, sepasang anting pemberian mbak Ipong :)
dan gelang, yang item itu karet hasil tukar paksa sama Oq, yang coklat punya sejarah panjang. Gelang perak lapis tanduk kerbau itu beli di salah satu toko aksesori di Bandung Indah Plaza tahun 2005 seharga kalau gak salah, 35 - 40 ribu setelah diskon. Sebelumnya, selama satu setengah tahun , ya ini bukan salah tulis atau salah baca: DELAPANBELAS BULAN, setidaknya sebulan sekali gue ngilerin gelang ini di etalase yang dijual dengan harga 75 ribu. Waktu itu masih status mahasiswa, 75 ribu buat gelang rasanya terlalu mahal. Heheh. Begitu ada diskon, tanpa ragu lagi dibeli. Sampai hari ini, gelang ini adalah aksesori favorit :D
Kemeja biru hasil warisan Ditsky sebelum cabut ke Belanda. Masih sobek bagian kancingnya, belum dibetulin. AHAHAH!
Demikian Fashion Distraction kali ini. Nggak terlalu ancur karena cukup matching dan normal. Lebih heboh pas gue pake Sari oleh-oleh Lioni itu.
Sampai ketemu di Fashion Destruction edisi berikutnya.
Cheers!
Kain ini dibeli waktu ke Solo dalam rangka pertemuan dengan Ibunda sang Ratu Alam Semesta. Total selama di Solo gue beli tiga kain, kain yang sedang dipakai ini, satu lagi bermotif madura, dan satu lagi bermotif mega mendung warna merah. Yang terakhir itu sebagai sesembahan buat Nyimas Dugong Maria Goretti Lioni Beatrik Tobing. Hehehe. Gue ga tau dia suka apa enggak, dia sih lebih cemas kainnya ga cukup, namanya juga kelas bantam.
Ohyes, selama di Solo itu entah kenapa gue ngebet banget pengen motif megamendung, dan cuma berhasil dapet yang merah itu, padahal kalau ada yang ungu pasti lucu. Demn, lain kali deh!
Oke, langsung saja kita lihat hasil kehancurannya!
Perhatikan jam di dinding kantor. Gue berhasil bangun dan datang cukup pagi, kantor masih sepi. Di kubikel desain yang ada baru Adit. The look captured in this photo: priceless. But then again, Adit is an a**, so don't believe everything he does, says, or looks. HAHAH
Kain ini beli di salah satu toko slash rumah, di wilayah industri batik rumah tangga Laweyan. Kata mbaknya ini campuran antara print dan tulis. Whatever, I can't really tell which part was hand painted. Gue cuma nemu satu variasi, motif dan warnanya cukup familier. Langsung masuk tas belanjaan. I love it. It's so simple and pretty.
Perihal alas kaki, ini karena gue lagi males pake sepatu cantik bertumit semi tinggi itu, dan gue belum punya sendal cantik yang mampu mengatasi hardcore medan yang harus ditempuh sepanjang hari sepanjang minggu, jadi gue tetep make sendal gunung Eiger andalan ini.
Aksesori detil, sepasang anting pemberian mbak Ipong :)
dan gelang, yang item itu karet hasil tukar paksa sama Oq, yang coklat punya sejarah panjang. Gelang perak lapis tanduk kerbau itu beli di salah satu toko aksesori di Bandung Indah Plaza tahun 2005 seharga kalau gak salah, 35 - 40 ribu setelah diskon. Sebelumnya, selama satu setengah tahun , ya ini bukan salah tulis atau salah baca: DELAPANBELAS BULAN, setidaknya sebulan sekali gue ngilerin gelang ini di etalase yang dijual dengan harga 75 ribu. Waktu itu masih status mahasiswa, 75 ribu buat gelang rasanya terlalu mahal. Heheh. Begitu ada diskon, tanpa ragu lagi dibeli. Sampai hari ini, gelang ini adalah aksesori favorit :D
Kemeja biru hasil warisan Ditsky sebelum cabut ke Belanda. Masih sobek bagian kancingnya, belum dibetulin. AHAHAH!
Demikian Fashion Distraction kali ini. Nggak terlalu ancur karena cukup matching dan normal. Lebih heboh pas gue pake Sari oleh-oleh Lioni itu.
Sampai ketemu di Fashion Destruction edisi berikutnya.
Cheers!
Comments