Barry Prima Can and WILL Kick Arses!

Kecurigaan saya, dan beberapa orang teman, bahwa Barry Prima itu keren mendapat bukti saat siang ini Ubi memberikan sebuah url via YM chat yang saat diklik memunculkan laman dengan isi yang mengejutkan!

Rupa-rupanya, sebuah kelompok usaha berbasis Amerika bernama Mondo Macabro telah melakukan transfer digital film Jaka Sembung. DVD digitalisasi film silat tahun 1981 ini disulih suarakan dengan Bahasa Inggris, beserta judulnya diInggriskan menjadi The Warrior.

DVD The Warrior (Jaka Sembung) ini dijual ke seluruh dunia, kepada penggemar film cult antik dengan informasi:
"This outrageously entertaining fantasy flick stars 1980s action hero Barry Prima. He plays Jaka Sembung, a kind of Robin Hood figure who possesses mystical powers. As a figurehead for his country’s rebellion against oppressive invaders, Sembung is captured, tortured, and left for dead. But he returns, even more powerful than before. In desperation, the invaders resurrect an evil wizard and set him against Sembung in a fierce fight to the death."

Coba saja lihat sendiri video teasernya.



Apa alasan Mondo memilih mendigitalisasi film Jaka Sembung dibandingkan ratusan judul film aksi silat Indonesia dengan spesial efek mengagetkan dari era 80an, saya tidak tahu, Mungkin karena isi ceritanya yang luarbiasa menghibur? Mungkin karena eksotik akibat melibatkan ilmu hitam melawan kolonial Belanda sekaligus ada adegan gulat dengan banteng kurus?

Tetapi, saya rasa sesungguhnya Mondo memilih mendigitalisasi Jaka Sembung karena bintang utamanya adalah Barry Prima.

Siapa Barry Prima ini? Wiki aja. Sebetulnya, informasi filmografi Barry Prima juga bisa ditemukan di IMDb. Super sekali!

Melihat beberapa aktingnya di sejumlah film Indonesia era baru ini, saya heran kenapa dulu Barry Prima lebih sering dipasang di film laga dibandingkan film drama. Lagipula, untuk ukuran tampang, Barry Prima jelas tampan. Saya dan Ubi lantas membayangkan, seandainya saja di masa mudanya ada sutradara bagus yang mau meluangkan waktu untuk membimbing sang bintang blasteran berdada bidang ini, dan mengarahkan dalam sebuah film drama yang tidak berfokus pada dummy kepala pecah bermuncratan saos tomat semata. Kami yakin jika seandainya Barry berada di bawah sayap Arifin C. Noer atau Teguh Karya, kemampuannya akan berkembang hebat dari sekedar bintang film silat.

Tak percaya? Tengok saja aktingnya sebagai orangtua tunggal yang transgender dalam Realita, Cinta dan Rock'n'Roll (2006). Di saat aktor di sekelilingnya berakting seperti membintangi rekaman video rumahan, Barry Prima dan rekan seangkatannya, George Rudy, berakting dengan baik dalam Lost in Love. Kurang profesional bagaimana lagi sang Barry Prima ini?

Senada dengan anjuran untuk mencintai produk dalam negeri, termasuk Rupiah, Bunga Citra Lestari, dan Nidji, saya lebih mengusulkan agar kita lebih mencintai bintang film bernama Barry Prima.

Comments

Popular posts from this blog

Durga Doesn't Have Laundry Problems, and We Shouldn't Either!

Have Child Will Travel: Nyepi Holiday Adventure (2)

Two Thousand Seven All Over Again