Gajah Gegar Budaya
Gajah yang pulang kampyung, mendadak harus balik ke Bandung. Gajah memutuskan pulang naik kereta malam, dan duduklah gajah di area tunggu stasiun kereta setelah membeli karcis. Baru duduk Gajah disapa sama mbak2 yang duduk di kursi di depannya. Segera Gajah terlibat basa-basi karena pada dasarnya Gajah ini sopan, tapi sering salah tingkah kalau lagi tegang.Di samping Gajah lantas duduk sepasang kekasih, diperkirakan berusia lebih muda dari Gajah, berdandanan tren mutakhir masa kini yang telah diadaptasi dalam selera lokal (macam burger nasi ikan a la mekdonal beberapa tahun lalu yang secara tidak mengejutkan bercita rasa membingungkan)
Sementara Gajah basa-basi dengan mbak2, sepasang kekasih bercengkerama sambil makan roti.
Ternyata mbak2 juga mau ke Bandung. Merasa senasib seperantauan, Gajah menyambut topik obrolan seantusias mungkin. Berkisar sekitar status pekerjaan (ok, I think I'm getting the hang of this) Mbak2 tersebut bekerja di Rumah Nenek sebagai wait person. Gajah cengar-cengir karena masih pengangguran terselubung bercadar frilenser. Si Mbak2 berkisah dengan penuh semangat.
Sementara itu si sepasang kekasih selesai makan roti, dan wet! Plastik bungkusnya dilempar begitu saja ke lantai berubin. Ekot mata gajah menangkap gerakan amoral ini dan secara spontan mata gajah membelalak seraya melirik. Jantung Gajah seperti berhenti berdetak sepersekian detik dan badan jadi panas dingin. Di dalam kepalanya terbentuk sederet kalimat yang akhir-akhir ini gemar betul dia pakai "WHAT THE F...!"
Mata Gajah melirik ke arah kirinya. Bo! Itu TEMPAT SAMPAH segede dua galon air ditumpuk itu, jaraknya cuma 1,5 meter dari sepasang kekasih amoral itu! DANNNN!!! Jarak 2 m dari tempat sampah yang tadi, ada lagi tempat sampah lain yang jauh lebih GUEDE! Mata selamur apa pun pasti bisa lihat itu tempat sampah!
Masih terpana dengan kejadian tadi, si mbak2 tadi masih ngajakin ngobrol, mata Gajah kembali fokus pada mbak2.
LHO! KOK ada malboro mentol di jarinya? LHO! KOK dia nyalain rokok itu? LHA! KOK diisep! LHAH!
Ya, buat Gajah, bukannya menghina, tapi... nggak tampang banget si mbak2 tadi mengingat topik basa-basi dan obrolan barusan dengan itu malboro di jarinya.
Ya, buat Gajah, bukannya menghina, tapi... nggak tampang banget si mbak2 tadi mengingat topik basa-basi dan obrolan barusan dengan itu malboro di jarinya.
Gajah merasa cukup gamang dengan semua kejutan tadi... dan memutuskan untuk baca novel saja sambil nunggu kereta datang.
Comments