016

Pelacur dan Gigolo


Sekitar 09:15 pagi di telpon...

Leunca: Lu sekarang lagi sibuk apa sih?

Mama Gajah: Melacur. Butuh uang sih. Kalo ada teks, lu telpon gue deh.

Leunca: Ok deh. Wah, Teman Tapi Bayar dong ya?

Mama Gajah: Lah iya, lah, bayar. Namanya juga melacur.

Leunca: Gila, melacur gitu.

Mama Gajah: Yah, semua orang melacur. Situ juga kan? Pelacur desain.

Leunca: Nggak dong. Gue gigolo desain. Ha ha ha

Mama Gajah: Haha... gigolo desain. Hahaha... Ya udah lah, selamat bekerja, gigolo.

Leunca: Selamat melacur juga, pelacur.

Mama Gajah menemukan teman rumpi baru selain Mandosh. Seribu rupiah sejam, pula! Tapi ah, Mandosh... kalau kembali dari Pulau nggak bawa oleh-oleh, gue parut lu!

Kemudian 15:00 di telpon

"One Missed Call From +62815...."
WOW! Si Bert nyambung aja nih!

Mama Gajah: Ada apa Bert?

Mandosh: Lu di mana? Ntar ke Toko nggak?

Mama Gajah: Nggak, gue mau ke BEC. Eh lu udah balik ya?

Mandosh: Iya.

Mama Gajah: Mana oleh-oleh?

Mandosh: Nggak ada.

Mama Gajah: Gua parut lu! (baru juga dipikirin)

Mandosh: Nggak ada, yang ada cuma foto-foto.

Mama Gajah: Bert, lu sedih ya?

Mandosh: Nggak. Tapi ntar mesti sering-sering in touch... blah blah blah ...
(sambil gue bisa denger Mandosh bersemu merah jambu... hihihi)

And finally today, I got my greedy hands on a copy of Terry Pratchett's Last Hero, Illustrated. Second Hand, memang. Mana awak mampu beli edisi illustrated yang masih gress anyaran? Beli yang seken aja bikin kantong langsung langsing.

Upon opening the first pages, I immediately feel absolutely blessed.

Comments

Niken said…
Oooh...I miss it! I miss the juicy gossip from the sumber langsung.

*suara narator infotainment mode on* Bagaimanakah kelanjutan kisah cinta Mandosh? Bagaimana kisah perjalanan Mandosh di Bali? Dan bagaimana kisah program workshop yang direncanakan Mandosh sebagai salah satu kegiatannya di Bali?

Hohohoho....

Popular posts from this blog

Durga Doesn't Have Laundry Problems, and We Shouldn't Either!

Have Child Will Travel: Nyepi Holiday Adventure (2)

Two Thousand Seven All Over Again