Who? Oh My God!

Walaupun berusaha melepaskan diri dari kenangan kesedihan hubungan cinta yang terlanjur tertoreh mendalam, dan gagal, dua minggu ini gue tenggelam dalam lautan ingatan yang pasang tiba-tiba di tepian pantai kesehatan mentalku.

*BANGS@7!!*

Liat iklan kosmetik buat kulit sensitif, inget si CPH, inget matahari Bali yang jahat di kulit kami, ingat kemesraan kami di Bali, ingat percakapan telpon sebelum dan sesudah ke Bali.... thread yang sungguh panjang... sial...

Lalu gue berusaha melupakannya dengan meracuni diri (yang katanya lagi diet) dengan sebanyak mungkin coklat. Pengennya sih ciuman, tapi udah bosen sama bantal. Masa tiap malem gue bobo di bantal bau jigong gue sendiri. Males gitu... Hasratnya sih sama si acar ketimun, tapi dia tuh nanggung nekatnya gitu, sementara gue nekat pol (maklum, genetik kulturatik).

Pergilah gue ke rumah mml. Petite, karena dia lagi masak cokelat. Karena gue cuma ngerecokin dan menjilati panci bekas ngetim cokelat (ini desperate apa doyan sih), akhirnya gue diusir buat duduk di ruang tamu bersama perecok satunya lagi; Dudut.
Kami bersama menyelusuri koleksi suratkabar M. Petite. Berhubung gue suka comic stripnya, gue baca Jakarta Post. Dan disanalah, sebuah artikel yang membuat dada gue sakit sesak bagaikan serangan jantung. Artikel itu tidak berdosa, walaupun isinya ada hubungannya dengan sebuah (alm.) rencana merger kerja dan rumah tangga antara gue dan CPH.... di jaman dahulu kala...

Gue menghabiskan sisa kunjungan gue ke rumah les Petites dengan ketawa-tawa dan ngabisin makanan. But deep down my heart was starting to bleed again. Semua ingatan yang bertubi-tubi itu bikin gue capek padahal PMS tlah lama lewat. Begitu nyampe KGU lagi, gue tambah sesak nafas. Akhirnya mencari penghiburan ke Mandosh. Biasanya dia punya hal yang positif dan menghibur. Which he did gave me...
Tapi gue masih sedih...
Pengen dipeluk tapi Onyit nggak ada.... aaahhh.... *inginnya pada detik itu sudah berlinang airmata, tapi entah kenapa nggak bisa. Bisanya cuma sesak nafas dan gelisah*

Setelah ritual pengusiran jerawat dan segelas teh hangat, gue tidur.

Tadi pagi jam setengah lima, telepon berdering. Nomor tak dikenal dari operator Indosat. Karena masih setengah sadar, gue sempet bingung karena merasa kenal nomer itu... nomer siapa ya?

Mirna : Halo?
Lelaki: hey it's me...
Mirna : ...?
Lelaki: It's Chris
Mirna : Chris?
Lelaki: Yes...
Mirna : Chris who? *dan sepersekian detik kemudian kepala gue kaya muter dan jantung gue langsung sprint* ...oh my god...
Lelaki: Listen, i can't stay too long, I'm on a pay phone...
tuuut... tuuut... tuut...

AAARRRRGGGHHHHH!!!!!!!! TIIIDDAAAAKKKK!!! APA ITU BARUSAN HAH???? APA?!?!?!?

Kenapa?... kenapa???

padahal gue menginginkan telpon itu selama setahun
dengan darah dan air mata... padahal gue pengen bilang
1. I've missed you soooo MUCH!!!!!
2. I love you
3. How are you? I hope you're ok...

and instead... gue bilang
1. Chris who?
dan
2. ...oh my god...

BEGOOOOOO!!!!

.... ampuuun ...

gue pengen bisa nangis tapi nggak bisa.... gue bengong dan bengong dan menjerit mohon bantuan dengan pulsa sekarat pada Dugong Ratu, Paus Biru dan Mandosh... dada gue sesek... gue pengen nangis... Gue juga gag tau gue mesti ngerasa gimana dan apa...

The worse possibilities:
1. dia nelpon buat ngasi tau kalo dia mau nikah (tentu saja sama orang lain)
2. dia nelpon buat ngasi tau kalo pasangannya yg sekarang lagi hamil dan mereka mau punya anak (tidaaak, harusnya itu anak gue jugaaa)
3. dia ngira gue matiin telpon, yang mana setelah gue bilang "Chris who?" dan "oh my god"

ingin menangis... tapi hanya bisa sesak nafas...
patah hati itu sebernanah ini rupanya....

Comments

Popular posts from this blog

Durga Doesn't Have Laundry Problems, and We Shouldn't Either!

Have Child Will Travel: Nyepi Holiday Adventure (2)

Main ke Desa