Forgive and Focus

"Saya sudah menulis tiga novel"

Tadinya gue mau pergi dari situ, tapi saat mendengar ini, sesuatu di dalam kepala gue kesandung, nyenggol tombol merah di dinding yang tadinya dikira tombol emergency, tapi ternyata detonator.

Sesuatu berbunyi "BUM!"

Dari dasar lambung gue yang penuh dengan makanan bajakan, meletuplah sebuah gelombang rasa kesal yang naik ke atas menyapu paru-paru dan jantung, membanjiri kepala dengan sampah kekesalan bagaikan Tsunami.

"Perlu diketahui, saya ini voluntir. Miskin. Bingung. Tapi saya cinta banget menulis"

Ini kekesalan yang memalukan, tapi gue tahu kenapa gue bereaksi berlebihan seperti ini. Perkataan pertama itu meremehkan eksistensi gue yang nggak seberapa ini di dunia kepenulisan. Memangnya kalau sudah terbit, lantas seseorang berhak jadi dewa sastra? Sebetulnya yang pengen banget dikatakan adalah "oh yeah? you try and live my life, think my thoughts, and feel my heart. Try live in my shoes and be me"

Saya tahu temen-temen semuanya pasti kepingin menghasilkan. Kita juga kepingin supaya semuanya maju.
Dan mereka selalu mengira gue nggak ngedengerin, nggak merhatiin, nggak nanggapin apa-apa. Lucu. Mengenal gue aja nggak, ngerasa tahu apa yang ada di pikiran gue. Lucu banget.Terus saat gue melakukan sesuatu yang maju dan bagus, lantas merasa kata-kata merekalah yang menginspirasi atau melecut gue buat maju. Well, one thing is sure, I aint nobody's mule.

Susah ya... apa coba signifikansi orang-orang ini buat gue? Mereka nggak ada waktu gue membutuhkan bantuan dan dukungan. Gue nggak nuntut apa-apa dari mereka. Tapi mereka merasa berhak menuntut gue untuk melakukan hal-hal yang menurut mereka harusnya gue lakukan. Sama aja kaya suporter bola yang neriakin pelatih dan pemain di lapangan "bego". Coba aja mereka yang gantiin pelatih dan para pemain itu. Pasti lebih parah.

Forgive and focus. Begitu yang akan dibilang sama Aly.
And she's right.
And I know she's right.
Dan entah kenapa gue selalu merasa bakalan mati muda.

Comments

Popular posts from this blog

Durga Doesn't Have Laundry Problems, and We Shouldn't Either!

Have Child Will Travel: Nyepi Holiday Adventure (2)

Two Thousand Seven All Over Again