003
Hari ini sedikit melelahkan.
Pertama, karena tadi malem Droste si lelaki simpatik perlente itu, untuk kesekian kalinya membuat gue berharap, menunggu, dan kecewa. Ya ya ya, emang guenya yang tolol. Yasudahlah. Gue juga kecewa berat ke diri gue sendiri, kok.
Terus dengan sedihnya, gue mencari hiburan dengan menelpon si acar timun yang imut, belum sempat terbahagiakan, sambungan telpon keputus gara-gara pulsa gue abis.
Air mancur kebahagiaan? Aduuh, dia lagi bahagia berat tuh, hi hi hi. Gue nggak tega bikin dia pusing dengan ketidakbahagiaan gue. Mandosh dibutuhkan untuk mencerahkan bagian lain dalam hidupku.
Akhirnya gue tidur. Mau nerusin kerja nggak bisa konsen. Melankoli banget hidup ini tadi malem.
Paginya gue janjian sama Monsgil dan Romlah. Mereka punya proyek besar bikin sushi. Tadinya mereka mau bikin sushi itu malem-malem, tapi entah kenapa nggak jadi. Semoga bukan karena nungguin gue. (idiih gr amat, jeng)
Mungkin karena biasanya tidur 9 jam, gue merasa kurang fit pagi-pagi naik ke rumah Monsgil. Akhirnya gue cuma duduk dan melihat Monsgil sibuk dengan nasi. Sushi salmon sebagian jadi, sebagian besar ancur babak belur. Gue cuma menyumbang tiga onigiri, terus gue kayanya keracunan wasabi jadi kepala pusing semakin bertambah pusing dan my body is adding not delicious (tambah nggak enak, gitu). Begitu acara nyamnyamhauphaup itu selesai, gue tepar nungguin mereka berdua mandi.
Acara bersama Romlah dan Monsgil bersambung dengan petualangan FO. Biasalah, TKW, pulang dari Arab pasti menggila, huahahah. Seharian gue lemes karena nggak enak badan. Tapi untungnya acara belanja Monsgil the TKW girl dan Romlah si maniak sambel berjalan sukses. Sore-sore muncullah si Bakpia genit tukang ojek berbaju kuning. All these girls from the past... ampun deh.
Hari ditutup dengan mengganyang Bakso Mas Parto, dijamin halal tanpa formalin dan daging tikus.
Pulang ke kosan, gue tiba-tiba merasa babak belur mental emosional. Waktu berusaha mencari kehangatan dan kenyamanan di kamar Chubby Chocobo, terganggu oleh kehadiran the object of my loathing. ARGH!arghahgarhgah! Akhirnya gue pindah ke kamar Onyit, dan tepar lagi. Bangun-bangun sejam kemudian... Masih merasa lelah...
Duuuh, gue kenapa siiih? Kayanya udah masuk PMS lagi deh. Ya dewaaaa... Kekuatan hormonal macam apakah ini!
Waktu nulis jurnal ini, gue merasa hari ini memang melelahkan tapi nggak begitu buruk. Antara lain karena SMS siang dari Mml. Petite yang penuh perhatian dan kasih sayang... dan SMS bantuan bisnis dari Mandosh tadi malam, waktu gue H2C perkara Droste. Nggak nyambung sih, tapi membuat gue merasa hangat aja.
Di penghujung hari gue menyimpulkan: "Your past before your eyes makes you grateful for the present day"
Pertama, karena tadi malem Droste si lelaki simpatik perlente itu, untuk kesekian kalinya membuat gue berharap, menunggu, dan kecewa. Ya ya ya, emang guenya yang tolol. Yasudahlah. Gue juga kecewa berat ke diri gue sendiri, kok.
Terus dengan sedihnya, gue mencari hiburan dengan menelpon si acar timun yang imut, belum sempat terbahagiakan, sambungan telpon keputus gara-gara pulsa gue abis.
Air mancur kebahagiaan? Aduuh, dia lagi bahagia berat tuh, hi hi hi. Gue nggak tega bikin dia pusing dengan ketidakbahagiaan gue. Mandosh dibutuhkan untuk mencerahkan bagian lain dalam hidupku.
Akhirnya gue tidur. Mau nerusin kerja nggak bisa konsen. Melankoli banget hidup ini tadi malem.
Paginya gue janjian sama Monsgil dan Romlah. Mereka punya proyek besar bikin sushi. Tadinya mereka mau bikin sushi itu malem-malem, tapi entah kenapa nggak jadi. Semoga bukan karena nungguin gue. (idiih gr amat, jeng)
Mungkin karena biasanya tidur 9 jam, gue merasa kurang fit pagi-pagi naik ke rumah Monsgil. Akhirnya gue cuma duduk dan melihat Monsgil sibuk dengan nasi. Sushi salmon sebagian jadi, sebagian besar ancur babak belur. Gue cuma menyumbang tiga onigiri, terus gue kayanya keracunan wasabi jadi kepala pusing semakin bertambah pusing dan my body is adding not delicious (tambah nggak enak, gitu). Begitu acara nyamnyamhauphaup itu selesai, gue tepar nungguin mereka berdua mandi.
Acara bersama Romlah dan Monsgil bersambung dengan petualangan FO. Biasalah, TKW, pulang dari Arab pasti menggila, huahahah. Seharian gue lemes karena nggak enak badan. Tapi untungnya acara belanja Monsgil the TKW girl dan Romlah si maniak sambel berjalan sukses. Sore-sore muncullah si Bakpia genit tukang ojek berbaju kuning. All these girls from the past... ampun deh.
Hari ditutup dengan mengganyang Bakso Mas Parto, dijamin halal tanpa formalin dan daging tikus.
Pulang ke kosan, gue tiba-tiba merasa babak belur mental emosional. Waktu berusaha mencari kehangatan dan kenyamanan di kamar Chubby Chocobo, terganggu oleh kehadiran the object of my loathing. ARGH!arghahgarhgah! Akhirnya gue pindah ke kamar Onyit, dan tepar lagi. Bangun-bangun sejam kemudian... Masih merasa lelah...
Duuuh, gue kenapa siiih? Kayanya udah masuk PMS lagi deh. Ya dewaaaa... Kekuatan hormonal macam apakah ini!
Waktu nulis jurnal ini, gue merasa hari ini memang melelahkan tapi nggak begitu buruk. Antara lain karena SMS siang dari Mml. Petite yang penuh perhatian dan kasih sayang... dan SMS bantuan bisnis dari Mandosh tadi malam, waktu gue H2C perkara Droste. Nggak nyambung sih, tapi membuat gue merasa hangat aja.
Di penghujung hari gue menyimpulkan: "Your past before your eyes makes you grateful for the present day"
Comments