Ijo Kotoran Kuping Infeksi
Maniak alat tulis beraksi!
Mungkin karena gue suka nulis, gue suka banget alat tulis dan kantor alias ATK.
Tapi benernya nggak gitu-gitu banget sih.
ATK itu seperti mewakili sebuah keteraturan. Sesuatu yang nggak bisa gue kontrol sama sekali ha ha ha
Mungkin juga karena itu adalah perabot yang bisa kebeli sama gue tanpa harus merasa terlalu bersalah. Karena:
a. Biasanya nggak terlalu mahal.
b. Gue pasti pake karena butuh.
c. Nggak kaya set piranti makan atau set perabot-perkakas lainnya, gue nggak harus "tapi ditaruh di mana" atau "lucu 'kali ya kalo punya rumah sendiri dan pake ini."
Dengan kata lain, alat tulis dan kantor alias ATK merupakan penyaluran hasrat kedomestikan gue yang nggak kesampaian.
Di kamar gue banyak banget ATK yang nggak berfungsi. Bolpen-bolpen yang ngadat, entah almarhum, sekarat atau hanya sekedar istirahat. Pensil-pensil yang ujungnya potek, dan gue tahu gue punya peraut tapi lupa ditaro mana. Pensil mekanik, bolpen tinta yang mata penanya invalid, tapi gue sayang.
Tapi benernya yang paling sering gue pake setahun ini dan paling banyak makan korban baju, selimut, dan seprei adalah kedua Parker yang bukan Peter itu. Yang satu murahan dan gue beli sendiri, yang satu agak mahalan tapi ngembat punya orang, dua-duanya otentik. Yang satu Fountain Pen, yang satu lagi ball-pen. Tinta Fountain Pen tentu aja yang item, yang ballpen tinta biru. Kalo nulis pake itu, gue berasa Virginia Woolf. Yang asli, bukan yang Nicole Kidman pake idung palsu.
Tapi akhirnya kemaren, gue menemukan ATK favorit yang baru beli. Bolpen dengan tinta warna hijau zaitun, yang enak banget dipake nulis. Lucu banget ijonya. Yang setelah gue liat-liat warnanya lebih ke ijo kotoran kuping infeksi daripada ijo zaitun. Ijo agak-agak kuning gitu. Top banget lah kalo dipadukan warna hitam. Hihihi kaya seragam tentara.
Mungkin karena gue suka nulis, gue suka banget alat tulis dan kantor alias ATK.
Tapi benernya nggak gitu-gitu banget sih.
ATK itu seperti mewakili sebuah keteraturan. Sesuatu yang nggak bisa gue kontrol sama sekali ha ha ha
Mungkin juga karena itu adalah perabot yang bisa kebeli sama gue tanpa harus merasa terlalu bersalah. Karena:
a. Biasanya nggak terlalu mahal.
b. Gue pasti pake karena butuh.
c. Nggak kaya set piranti makan atau set perabot-perkakas lainnya, gue nggak harus "tapi ditaruh di mana" atau "lucu 'kali ya kalo punya rumah sendiri dan pake ini."
Dengan kata lain, alat tulis dan kantor alias ATK merupakan penyaluran hasrat kedomestikan gue yang nggak kesampaian.
Di kamar gue banyak banget ATK yang nggak berfungsi. Bolpen-bolpen yang ngadat, entah almarhum, sekarat atau hanya sekedar istirahat. Pensil-pensil yang ujungnya potek, dan gue tahu gue punya peraut tapi lupa ditaro mana. Pensil mekanik, bolpen tinta yang mata penanya invalid, tapi gue sayang.
Tapi benernya yang paling sering gue pake setahun ini dan paling banyak makan korban baju, selimut, dan seprei adalah kedua Parker yang bukan Peter itu. Yang satu murahan dan gue beli sendiri, yang satu agak mahalan tapi ngembat punya orang, dua-duanya otentik. Yang satu Fountain Pen, yang satu lagi ball-pen. Tinta Fountain Pen tentu aja yang item, yang ballpen tinta biru. Kalo nulis pake itu, gue berasa Virginia Woolf. Yang asli, bukan yang Nicole Kidman pake idung palsu.
Tapi akhirnya kemaren, gue menemukan ATK favorit yang baru beli. Bolpen dengan tinta warna hijau zaitun, yang enak banget dipake nulis. Lucu banget ijonya. Yang setelah gue liat-liat warnanya lebih ke ijo kotoran kuping infeksi daripada ijo zaitun. Ijo agak-agak kuning gitu. Top banget lah kalo dipadukan warna hitam. Hihihi kaya seragam tentara.
Mr. Pon Pon mengendus aroma bolpen baru
Comments