Bulu Cewek

Suatu sore waktu baru nyampe di tempat nongkrong...

Bulenita: Do you know any salon where we can have waxing done?

Mirna: Waxing?

Bulewan: And not talking about legs here...

Mirna: (menatap si bule dengan bete dan dalam hati:"iya, gue tau tadi dia ngomongin bulu pubis, dasar tolol. Lukire sini primitif??") I'm not sure... I don't really go to beauty salons.

Bulenita: Yeah, Bikini Wax.

Bulewan: Bikini line waxing.

Mirna: (dalam hati,"iyaaa gue tau itu apaaaa! Ampun barbar banget selangkangan sendiri disiksa") I don't do that, so am not sure. But there should be some places here that can do that. I just don't know where.

Bule-bule: Ok... (berpandangan)

Hmm... kok gue jadi ngebayangin benda lain? Tapi yasudahlah... interaksi benda-benda itu urusan mereka dan bukan gue.

Besoknya Dugong muncul di kosan sambil teriak

Dugong: Mindang! Pinjem baju renang! Gue mau diajakin GM ke ciater!

Mirna: HAH? Sekarang banget? Sama siapa aja?

Dugong: sama dua bule itu. Ayo cepet, gue ditungguin!

Mirna: (langsung ikut panik) Pake yang pink aja lu, di lemari paling bawah... eh ... gue ikut boleh?

Dugong: Udah ikut aja! Tapi cepetan!!!... (ambil baju renang dari lemari terus ngaca) Eh, tapi gue belum cukur, entar kalo bulunya kemana-mana gimana?

Mirna: ??!! Masa sih? Nggak ah... bukan high-leg ini.

Ada apa ini dengan cewek-cewek dan bulu-buluan???
Kenapa cewek berbulu ketek dianggap mengerikan, sementara cowok yang keteknya putih mulus licin dianggap mengerikan juga?
Kenapa bisa ada obsesi terhadap bulu pubis yang dibentuk bagai kumis hitler dengan bantuan wax?
Apa-apaan ini dengan diskriminasi bulu?
This is ridiculous!

BTW ini calendar shot kami...

Untung gue cukur ketek dulu....

Comments

Popular posts from this blog

Durga Doesn't Have Laundry Problems, and We Shouldn't Either!

Have Child Will Travel: Nyepi Holiday Adventure (2)

Two Thousand Seven All Over Again