0032

Pejantan Alpha
(Of Men, and the Female Hormonal Desires Pt.3)

Pengetahuan yang paling dasar mengenai reproduksi adalah, prinsip hukum rimba. Dalam mencari pasangan, insting pertama adalah memastikan bahwa keturunan yang dihasilkan akan bertahan di dunia yang buas ini. Betina akan memilih Pejantan Alpha yang unggul, pemenang berbagai kompetisi eliminasi dalam spesiesnya.

Seberapa hewaninya manusia itu?

hehehe

*nyengir*

Jangan ngeliat BUSER, SERGAP, dan infotainment sejenis di TV sebagai referensi pengetahuan bisa seberapa hewaninya spesies Homo Sapiens ini. Fakta bahwa ada beberapa orang yang memang menonton acara jenis ini sebagai hiburan saja sudah bisa menjadi referensi.

Oh ya sudah, nggak usah diterusin sarkasme soal hobi masyarakat Indonesia. Sip... ayo kita lanjutkan soal Pejantan Alpha.

Manusia Lelaki Alpha secara standar adalah yang sehat. Tapi karena gua kita sudah menjulang mencakar langit dan terbuat dari beton berlapis berbagai bahan sintetis empuk dan lembut, standar ini tentunya berubah. Ditambah dengan kemajuan teknologi, standar MLA menjadi konvensi universal di seluruh dunia. Ditentukan oleh, tak lain dan tak bukan, media. Bila didasarkan pada media, terhitung semenjak awal milenia kedua, Manusia Lelaki Alpha adalah Lelaki Metroseksual.

Tapi gue nggak mau ngomongin standar universal Milenia kedua kok. Standar gue biasanya barang langka. Ohohoho *ketawa iblis*

Balik ke Alpha Males, ada temen gue yang cenderung memilih Alpha Males of the system. Misalnya dulu dia main sama anak band, dia akan cenderung naksir pada vokalisnya, yang secara tipikal akan cenderung menonjol, frontman, jubir, yang paling banyak fansnya, yang mimpin band itu. Yah, jenis Dhani DEWA gitu. Kalo main sama olahragawan, temen gue ini akan langsung kepincut sama yang sering menang. Yah, paling nggak atlet 3 besar lah. Kalo main ama penjudi, mungkin dia akan naksir sama Stephen Chow atau Chow Yun Fat... Tahulah lu yang gue maksud.

Sementara itu, gue, cenderung milih tampang yang nggak pasaran, yang nggak keliatan ngetop, yang merunduk di dasar lumpur rawa-rawa ekosistem gitu. Tapi lebih sering daripada nggak, pilihan gue itu orang-orang cantik. Tapi bukan cuma cantik fisik. cantik yang... hiks klise tapi sungguh, cantik yang memancar dari dalamnya. Sexy brain kalo kata temen gue.

Apakah berarti gue takut tersaingi kalo milih Alpha-Male seperti para wanita pada umumnya? Takut kalah menyilaukan? Atau emang pada dasarnya nggak pede-an?

Hmmh...

Atau gue hanyalah cewek Jawa semata? Yang otaknya kebanyakan dipake buat mikirin hal yang nggak-nggak, dan nggak dipake buat mikir yang banyak. HAHA

Comments

Popular posts from this blog

Durga Doesn't Have Laundry Problems, and We Shouldn't Either!

Have Child Will Travel: Nyepi Holiday Adventure (2)

Monster Playgroup (Pt. 1)