Bhinneka Tunggal Ika? Penting!
Kalau dijabarkan secara etimologis dan sesuai dengan pembahasan teori politik dari perdebatan yang mulai berkembang pada dekade terakhir abad lalu, bangsa belum tentu negara dan negara belum tentu sebuah bangsa.
Konsep nation state atau negara bangsa yang dicetuskan setelah perang dunia pertama berakhir dalam upaya mendamaikan negara-negara barbar dari barat sebetulnya kurang tepat untuk digunakan pada milenium ini. Dan yang jelas belum tentu tepat untuk diterapkan pada sebuah negara yang bernama Republik Indonesia. Dengan dasar negara yang berusaha mengambil jalan ketiga bahkan sebelum seorang Anthony Giddens mencetuskannya (bukan komunis sosialis tapi juga tidak liberal), republik yang di dalam pemerintahannya bernaung ribuan sub-kultur etnis baik pribumi maupun pendatang dalam ratusan ribu pulau yang dibanggakan sebagai aset, ketidakjelasan sudah menjadi titik lemah dari sistem pemerintahannya dari awal.
Lantas oleh seorang arsitek strategi jenius bernama Letnan Kolonel Purnawirawan Haji Muhammad Soeharto, permasalahan ini diatasi dengan moto dahsyat "Bhinneka Tunggal Ika". Kamu semua berbeda tapi kamu semua satu, dimaknai sebagai "you orang tahu, sebaiknya kita semua pakai seragam supaya rapih". Jadilah semua orang yang berbagai warna dan bahasa di ratusan ribu pulau ini dipaksa memakai seragam yang sama agar bisa lebih mudah dikontrol. Satu bahasa saja, satu budaya saja, kalau macam-macam itu namanya subversif.
Sangat cerdas dan jenius, terutama karena sistem yang dahsyat ini bertahan lebih tiga dekade dan efek sampingnya entah baru akan habis berapa dekade lagi setelahnya.
Konsep nation state atau negara bangsa yang dicetuskan setelah perang dunia pertama berakhir dalam upaya mendamaikan negara-negara barbar dari barat sebetulnya kurang tepat untuk digunakan pada milenium ini. Dan yang jelas belum tentu tepat untuk diterapkan pada sebuah negara yang bernama Republik Indonesia. Dengan dasar negara yang berusaha mengambil jalan ketiga bahkan sebelum seorang Anthony Giddens mencetuskannya (bukan komunis sosialis tapi juga tidak liberal), republik yang di dalam pemerintahannya bernaung ribuan sub-kultur etnis baik pribumi maupun pendatang dalam ratusan ribu pulau yang dibanggakan sebagai aset, ketidakjelasan sudah menjadi titik lemah dari sistem pemerintahannya dari awal.
Lantas oleh seorang arsitek strategi jenius bernama Letnan Kolonel Purnawirawan Haji Muhammad Soeharto, permasalahan ini diatasi dengan moto dahsyat "Bhinneka Tunggal Ika". Kamu semua berbeda tapi kamu semua satu, dimaknai sebagai "you orang tahu, sebaiknya kita semua pakai seragam supaya rapih". Jadilah semua orang yang berbagai warna dan bahasa di ratusan ribu pulau ini dipaksa memakai seragam yang sama agar bisa lebih mudah dikontrol. Satu bahasa saja, satu budaya saja, kalau macam-macam itu namanya subversif.
Sangat cerdas dan jenius, terutama karena sistem yang dahsyat ini bertahan lebih tiga dekade dan efek sampingnya entah baru akan habis berapa dekade lagi setelahnya.
Comments