0022
Teknologi Tepat Guna
Di perjalan pulang, di atas kereta, telat 2 jam. Baru sampai Madiun waktu matahari udah terang benderang cemerlang. Jadi, dapat pemandangan sawah, ladang, dan perumahan. Banyaaak... banget pohon pisang!
Setelah kelapa, pisang itu tanaman multifungsi multiguna yang gue tahu. Buahnya dimakan, jantung pisang (eh ini sebenernya bagian apanya sih?) dimakan juga,daunnya dipake jadi bungkus, batang pohonnya diolah jadi kain.
Nah lho! Pisang itu teknologi tepat guna banget!
Nasi atau makanan lain yang dibungkus daun pisang, awet sedikit lebih lama darupada kalau diwadahin misting biasa yang bahannya plastik. Selain itu, daun pisang organik dan bio-degradable, jadi masalah lingkungan yang ditimbulkan seonggok sampah daun pisang jauuuhhh.. lebih sedikit daripada yang ditimbulkan oleh onggokan sampah dari bahan lain yang umum digunakan sebagai wadah makanan, a.l.: plastik, styrofoam, kertas yang dilapisi film plastik.
Kenapa orang nggak tetep make daun pisang aja sih???
Akhir-akhir ini gue suka sebel sama pedagang yang jualan makanan, dan pake styrofoam buat kemasan dagangannya. Ayolah, benda itu kan edan banget. Gak bisa didaur-ulang, dan waktu penguraiannya jauh lebih lama dari plastik, bahkan!!!
Kenapa ya para pedagang makanan itu nggak pakai daun? Repot? Nggak praktis? Lebih mahal? Ngerasa toh bentar lagi mereka mati, ngapain perduli sama isu-isu lingkungan?
ARGH!
Ada temen yang "penganut agama" Ekotarian. Tapi bukan fundamentalis. Nah, kenapa para penganut Ekotarian ini nggak ada yang fundamentalis agresif terus jadi semacam nabi Ekotarian, gitu. Bikin Cult macam KJI. Berdakwah soal pentingnya pelestarian alam.
Kalau teroris Ekotarian, udah ada para Eco-Warrior yang sering banget diasosiasikan dengan bangsa beruang, dan atau hippy. Secara aksinya tree-hugging dan punya kapal yang dikasih nama "Rainbow". Edan, flower power flower generation banget!!
Balik ke teknologi tepat guna,waktu harga bensin naik dan terjadi kelangkaan, langsung aja dibahas apa kirantya alternatif pengganti bahan bakar fosil ini. Ternyata, dari peneliti Indonesia yang penelitiannya juga DI INDONESIA, sudah ada alternatif bahan bakar metana dan etana dari Tebu dan Biogas Pupuk Kandang.
Kenapa penemuan-penemuan itu nggak dikembangkan dengan skala ekstensif? Selain bahan bakunya nggak harus nunggu ribuan atau jutaan tahun untuk bisa langsung didapat, masalah rumitnya penanganan dan ketersediaan teknologi olah HARUSNYA BUKAN alasan kenapa PERTAMINA ogah mengadopsi kemajuan pengetahuan ini ke dalam perusahaannya yang
lahan basah kuyup itu.
Ah sudahlah.
Kapan ya muncul Nabi Ekotarian yang membaptis semua orang, paling nggak di Indonesia, menjadi kelompok keagamaan Ekotarian fundamentalis?
Dan oh ya, gue batal pengen punya Vespa dan VW varian/combi... kecuali kalo bahan bakarnya pisang!
Di perjalan pulang, di atas kereta, telat 2 jam. Baru sampai Madiun waktu matahari udah terang benderang cemerlang. Jadi, dapat pemandangan sawah, ladang, dan perumahan. Banyaaak... banget pohon pisang!
Setelah kelapa, pisang itu tanaman multifungsi multiguna yang gue tahu. Buahnya dimakan, jantung pisang (eh ini sebenernya bagian apanya sih?) dimakan juga,daunnya dipake jadi bungkus, batang pohonnya diolah jadi kain.
Nah lho! Pisang itu teknologi tepat guna banget!
Nasi atau makanan lain yang dibungkus daun pisang, awet sedikit lebih lama darupada kalau diwadahin misting biasa yang bahannya plastik. Selain itu, daun pisang organik dan bio-degradable, jadi masalah lingkungan yang ditimbulkan seonggok sampah daun pisang jauuuhhh.. lebih sedikit daripada yang ditimbulkan oleh onggokan sampah dari bahan lain yang umum digunakan sebagai wadah makanan, a.l.: plastik, styrofoam, kertas yang dilapisi film plastik.
Kenapa orang nggak tetep make daun pisang aja sih???
Akhir-akhir ini gue suka sebel sama pedagang yang jualan makanan, dan pake styrofoam buat kemasan dagangannya. Ayolah, benda itu kan edan banget. Gak bisa didaur-ulang, dan waktu penguraiannya jauh lebih lama dari plastik, bahkan!!!
Kenapa ya para pedagang makanan itu nggak pakai daun? Repot? Nggak praktis? Lebih mahal? Ngerasa toh bentar lagi mereka mati, ngapain perduli sama isu-isu lingkungan?
ARGH!
Ada temen yang "penganut agama" Ekotarian. Tapi bukan fundamentalis. Nah, kenapa para penganut Ekotarian ini nggak ada yang fundamentalis agresif terus jadi semacam nabi Ekotarian, gitu. Bikin Cult macam KJI. Berdakwah soal pentingnya pelestarian alam.
Kalau teroris Ekotarian, udah ada para Eco-Warrior yang sering banget diasosiasikan dengan bangsa beruang, dan atau hippy. Secara aksinya tree-hugging dan punya kapal yang dikasih nama "Rainbow". Edan, flower power flower generation banget!!
Balik ke teknologi tepat guna,waktu harga bensin naik dan terjadi kelangkaan, langsung aja dibahas apa kirantya alternatif pengganti bahan bakar fosil ini. Ternyata, dari peneliti Indonesia yang penelitiannya juga DI INDONESIA, sudah ada alternatif bahan bakar metana dan etana dari Tebu dan Biogas Pupuk Kandang.
Kenapa penemuan-penemuan itu nggak dikembangkan dengan skala ekstensif? Selain bahan bakunya nggak harus nunggu ribuan atau jutaan tahun untuk bisa langsung didapat, masalah rumitnya penanganan dan ketersediaan teknologi olah HARUSNYA BUKAN alasan kenapa PERTAMINA ogah mengadopsi kemajuan pengetahuan ini ke dalam perusahaannya yang
lahan basah kuyup itu.
Ah sudahlah.
Kapan ya muncul Nabi Ekotarian yang membaptis semua orang, paling nggak di Indonesia, menjadi kelompok keagamaan Ekotarian fundamentalis?
Dan oh ya, gue batal pengen punya Vespa dan VW varian/combi... kecuali kalo bahan bakarnya pisang!
Comments