Kawin (bagian 2)
Bagian yang paling menegangkan dalam kawinan kemarin adalah bertemu dengan mamanya si manyun untuk pertama kalinya. Hikayat rumah tangga tentang menantu dan mertua yang tidak cocok adalah hal yang cukup mengerikan jika menimpa. Karena sudah diwanti-wanti bahwa Mama Pontianak kurang lancar berbahasa Indonesia, maka kebat-kebitlah ibu saya. Saya juga sih, antara pasrah dan gimana gitu. Mamah datang bersama dua adik perempuannya. Ketika akhirnya ketemu di bandara Juanda, saya cuma bisa cengar-cengir lebar. Dalam mobil sepanjang perjalanan ke hotel, meriahlah ibu-anak-tante itu berceloteh dengan campuran antara Haka-Tiociu-Melayu dan bahasa Indonesia. Saya cuma cengar-cengir di kursi belakang. hihik. Sepertinya yang tegang bukan cuma ibu saya, mamah juga. Ketika akhirnya jumpa muka antara calon besan terjadi, komunikasi ternyata cukup lancar dengan penerjemah si manyun dan tante-tante. Lalu barulah terlihat ibu saya dan si mamah senyumnya lebih lega :D Kalau adat cina, keluarga bi...